Mohon tunggu...
Muhammad Syauki
Muhammad Syauki Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa prodi bahasa arab

Selanjutnya

Tutup

Kkn

Suasana Desa Nalon: Kebiasaan dan Kebersamaan yang Menginspirasi

4 September 2024   12:33 Diperbarui: 4 September 2024   13:50 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PENDAHULUAN

Kehidupan di Desa Nalon selama masa Kuliah Kerja Nyata (KKN) memberikan banyak pengalaman berkesan yang tak terlupakan. Suasana desa yang damai dan asri menjadi latar belakang dari berbagai kejadian yang menginspirasi, khususnya dalam interaksi dengan anak-anak di Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA). Setiap sore, tawa riang dan semangat mereka saat belajar menambah kehangatan suasana desa yang sederhana.

Namun, di balik keindahan itu, terdapat kebiasaan yang selalu terulang, seperti mati lampu yang sering terjadi usai Magrib. Saat malam tiba dan lampu-lampu padam, warga biasanya tetap di rumah masing-masing, melanjutkan kegiatan mereka dalam gelap. Penggunaan lampu minyak sudah tidak ada lagi, sehingga suasana menjadi hening dan tenang. Meskipun setiap orang berada di tempatnya sendiri, rasa kebersamaan tetap terjaga karena semua memahami dan menghadapi situasi yang sama. Suasana kampung yang penuh dengan keterbatasan ini menjadi pengingat akan pentingnya ketahanan dan solidaritas dalam kehidupan yang sederhana.

Desa Nalon juga memiliki sebuah sungai jernih yang menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat. Sungai ini tidak hanya menyediakan air untuk kebutuhan sehari-hari, tetapi juga menjadi tempat bermain anak-anak dan lokasi berkumpul warga untuk bersantai. Keindahan alamnya yang memukau semakin memperkuat kesan bahwa Desa Nalon adalah tempat di mana kebersamaan dan kesederhanaan hidup dapat menciptakan pengalaman yang mendalam dan bermakna.

PEMBAHASAN

Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Nalon, Kecamatan Serbajadi, Aceh Timur, memberikan pengalaman yang mendalam tentang kehidupan pedesaan yang kaya akan nilai-nilai budaya dan alam. Refleksi ini akan membahas beberapa aspek yang paling berkesan, termasuk bagaimana suasana alam yang masih asli memengaruhi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, serta bagaimana eratnya hubungan suku dan pelestarian budaya tradisional tetap terjaga di desa ini.

Menghabiskan waktu di Desa Nalon, saya merasakan ketenangan yang jarang ditemukan di tempat lain. Suasana alam yang masih sangat terasa, dengan udara segar dan lingkungan yang jauh dari polusi, memberikan jaminan kehidupan yang sehat bagi warga desa. Saya merasa kagum melihat bagaimana masyarakat setempat menjalani hidup mereka dengan selaras bersama alam, memanfaatkan sumber daya secara bijaksana dan menjaga keseimbangan ekosistem.

Selain itu, hubungan antar suku di Desa Nalon sangat erat, seperti sebuah keluarga besar yang saling mendukung. Di setiap kesempatan, saya menyaksikan bagaimana nilai-nilai kebersamaan dan kekeluargaan tertanam kuat dalam interaksi sehari-hari. Baik dalam acara-acara adat maupun dalam kehidupan sehari-hari, solidaritas di antara mereka terasa sangat mendalam. Hal ini tercermin dalam pelestarian kebudayaan, di mana tarian saman dan bines, serta pakaian adat, terus dilestarikan dan diajarkan kepada generasi muda. Perasaan hangat dan penghargaan terhadap warisan budaya ini menginspirasi saya untuk lebih memahami pentingnya identitas budaya dan bagaimana hal itu menjadi perekat komunitas.

Dari pengalaman ini, saya belajar bahwa kehidupan yang sehat dan berkualitas tidak hanya tergantung pada kemajuan teknologi atau fasilitas modern, tetapi juga pada hubungan yang harmonis dengan alam dan sesama manusia. Desa Nalon mengajarkan bahwa menjaga kelestarian alam dan budaya tidak hanya penting untuk identitas komunitas, tetapi juga untuk kesejahteraan fisik dan mental. Ketika masyarakat hidup dalam keselarasan dengan alam, mereka tidak hanya menjaga kesehatan fisik, tetapi juga menciptakan lingkungan yang mendukung kesejahteraan emosional dan spiritual.

Saya juga belajar bahwa kebudayaan adalah fondasi yang kuat dalam menjaga kebersamaan dan identitas komunitas. Pelestarian tarian saman dan bines, serta pakaian adat, menunjukkan betapa pentingnya warisan budaya dalam memperkuat ikatan sosial dan memberi makna dalam kehidupan sehari-hari. Kekuatan budaya tidak hanya terletak pada ritual atau simbol-simbol yang ditampilkan, tetapi juga dalam bagaimana budaya itu dijalani dan dihargai oleh setiap anggota masyarakat.

Sebagai hasil dari refleksi ini, saya berencana untuk lebih aktif dalam menjaga hubungan dengan alam dan budaya di lingkungan tempat saya tinggal. Saya akan mencoba menerapkan prinsip-prinsip hidup yang lebih berkelanjutan dan selaras dengan alam, seperti mengurangi penggunaan bahan kimia dan memanfaatkan sumber daya alam dengan bijak. Selain itu, saya akan lebih terlibat dalam kegiatan pelestarian budaya, baik di tingkat lokal maupun nasional, untuk membantu menjaga warisan budaya yang menjadi identitas kita sebagai bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kkn Selengkapnya
Lihat Kkn Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun