Mohon tunggu...
Muhammad Syarifuddin
Muhammad Syarifuddin Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa S1 pendidikan Teknologi Informasi Universitas Brawijaya

Lahir di Mojokerto, 7 Agustus 1998, Tinggal dikota malang sebagai Mahasiswa Aktif UB angkatan 2017.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Permainan Mahasiswa UB Ini dapat Memunculkan Pemikiran Computational Thinking Anak

3 Juli 2019   21:29 Diperbarui: 3 Juli 2019   21:38 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari kegiatan tersebut diketahui tingkat berpikir CT siswa kedua TK tersebut masih kurang. Penelitian Syarifuddin tersebut dilakukan dengan mengujicobakan permainan GORLIDS, yaitu anak akan menyusun sebuah potongan puzzle secara acak.

dokpri
dokpri
Dalam hal ini anak menerima tiga tahapan bermain GORLIDS. Pertama tahap PreTest, yaitu anak diberi kesempatan bermain sesuka mereka hingga GORLIDS tersusun dengan benar.

"Tahap kedua anak akan diberi Treatment Test, yang mana anak akan diberi arahan cara menyelesaikan puzzle dengan berpikir Computational Thinking, yaitu menyendirikan potongan yang mempunyai warna sama, menyusun puzzle dari tepi-tepi, membagi tugas dengan temannya, sabar untuk menyesaikan permainan, jika menghadapi kesulitan bertanya pada teman yang sudah selesai, tenang dan tetap fokus," lanjutnya.

Tahap ketiga PosTest, yaitu tahap dimana anak akan bermain GORLIDS sekali lagi dengan menerapkan treatment yang diberikan peneliti.

Hasil dari penelitian tersebut, anak dapat menyesaikan GORLIDS dengan terstruktur, kritis dan logis sesuai dengan treatment dan indikator yang dibuat peneliti.

Didapatkan hasil PreTest bermain GORLIDS untuk 2 TK dengan 62 siswa, sebanyak 30% anank berpikir problem solving, 39% berpikir terstruktur, 55% berpikir kritis dan 43% berpikir logis.

Sedangkan jika dibandingkan dengan hasil PosTest tercatat lebih banyak anak yang berpikir problem solving, terstruktur dan logis. Dimana hasil postest sebanyak 84 % anak berpikir problem solving, 80% berpikir terstruktur, 86% berpikir kritis dan 77% berpikir logis.

Sehingga kenaikan berfikir CT dari keselurahan indikator sebesar 40%.

"Hal tersebut membuktikan bahwa permainan GORLIDS dengan metode True Design Experimental dapat memunculkan sifat berfikir Computational Thinking, sehingga dapat meningkatkan kualitas berpikir SDM," tukasnya kemudian.

Untuk diketahui, hasil penelitian sosial humaniora Syarifuddin beserta tim ini telah lolos pendanaan DIKTI pada Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2018 didanai tahun 2019.

Kini Syarifuddin telah menyelesaikan penelitiannya tersebut dan masih berjuang untuk bisa lolos menjadi yang terbaik dalam ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa (PIMNAS) 2019 yang tahap monitoring dan evaluasi (monev) internalnya akan diselenggarakan bulan Juni 2019 dan monev eksternalnya pada bulan Juli 2019 mendatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun