Asia Tenggara merupakan kawasan yang sangat diincar oleh Bangsa Barat khususnya untuk dijadikan wilayah jajahan dalam pemenuhan ekonomi dan kepentingan lain. Hal itu disebabkab oleh banyaknya SDA yang melimpah serta tenaga kerja yang murah. Akan tetapi, penjajahan tersebut tidak berlaku di satu negara yakni Thailand. Dan dari penjajahan tersebut menimbulkan rasa ingin merdeka, akan tetapi setelah merdeka terdapat tantangan yang timbul dari dekolonisasi tersebut. Perihal itu akan dibahas sebagai berikut:
1.Vietnam
Dekolonisasi Vietnam membawa dampak besar, baik nasional maupun internasional. Setelah merdeka dari Prancis melalui Perjanjian Jenewa 1954, Vietnam terpecah menjadi Vietnam Utara (komunis) dan Vietnam Selatan (non-komunis), memicu Perang Vietnam (1954–1975). Konflik berakhir pada 1975 dengan kemenangan Vietnam Utara, menyatukan negara di bawah pemerintahan komunis.
Perang ini meninggalkan kerusakan besar pada infrastruktur, ekonomi, dan kehidupan sosial. Setelah reunifikasi, Vietnam memulai pemulihan panjang dan pada 1986 meluncurkan kebijakan Đổi Mới untuk membuka diri terhadap investasi asing dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Dekolonisasi Vietnam mencerminkan perjuangan panjang menuju stabilitas dan pembangunan.
2. Malaya
Dekolonisasi Malaya membawa dampak besar pada politik, masyarakat, dan perekonomian. Kemerdekaan pada 1957 menjadi peluang membangun sistem politik yang menerima perbedaan etnis melalui perjanjian sosial, dengan hak istimewa untuk orang Melayu dan kewarganegaraan bagi non-Melayu. Namun, konflik etnis tetap menjadi isu politik kompleks di Malaysia. Secara sosial dan ekonomi, kemerdekaan mengubah cara masyarakat diorganisasi dan sumber daya alam dikelola, termasuk kebijakan untuk mengurangi kesenjangan etnis. Orang Melayu mulai terlibat dalam pemerintahan dan sektor publik, sementara kebijakan industrialisasi dan diversifikasi ekonomi diterapkan untuk menciptakan stabilitas ekonomi.
Sebagai negara merdeka, Malaya memainkan peran penting di Asia Tenggara. Sebagai anggota pendiri ASEAN, Malaya berkontribusi dalam menjaga stabilitas regional dan meningkatkan kerja sama ekonomi. Kemerdekaan Malaya juga memotivasi negara-negara kolonial lain di Asia dan Afrika untuk merdeka, mempercepat dekolonisasi regional. Hal ini memperkuat identitas nasional Malaya dan meningkatkan kekuatan geopolitiknya.
3. Singapore
Setelah memperoleh otonomi pada 1959 dan menjadi negara merdeka pada 1965, Singapura mulai membangun pemerintahan yang inklusif di bawah pemimpin seperti Lee Kuan Yew. Stabilitas politik dan identitas nasional yang kuat menjadi prioritas, diiringi dengan perkembangan demokrasi parlementer yang memungkinkan warga memilih pemimpin melalui pemilu. Ketegangan sosial dan konflik etnis diatasi melalui kebijakan tegas yang mendorong persatuan.
Dekolonisasi juga membuka jalan bagi transformasi ekonomi dan sosial Singapura. Awalnya hanya pelabuhan perdagangan, Singapura berkembang menjadi pusat perdagangan dan keuangan global. Pemerintah mendiversifikasi ekonomi dengan menarik investasi asing dan membangun infrastruktur modern. Pendidikan menjadi fokus untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sementara kebijakan perumahan, pendidikan, dan bahasa resmi mendorong integrasi etnis, menciptakan masyarakat yang harmonis. Singapura kini dikenal sebagai negara maju dengan pengaruh global.
4. Brunei Darussalam
Setelah memerdekaan diri pada 1 Januari 1984 dari Inggris, Brunei menjadi salah satu negara di ASEAN yang masih menggunakan sistem pemerintahan absolut atau lebih dikenal dengan Melayu Islam Baraja, dimana hal itu dilakukan untuk meningkatkan kesetiaan rakyat pada keluarga Kerajaan. Sistem pemerintahan tersebut dinilai lebih efisien ketimbang mengikuti demokrasi ala barat dan juga tidak cocok dengan pola kehidupan masyarakat Brunei.
Lepasnya cengkraman Inggis di Brunei telah menjadkan Brunei salah satu negara di ASEAN dengan PDB tertinggi mencapai USD 18.000 pada tahun 1995 yang mana PDB didapatkan dari penjualan minyak bumi dan gas alam. Dampak yang dirasakan pun beragam baik kebebasana pajak,pendidikan gratis dan Kesehatan yang ditanggung oleh pemerintah. Namun, hal tersebut menjadi bencana suatu waktu karena ketergantungan pada dua komoditas tersebut.
5. Laos
Setelah Perjanjian Jenewa 1953, Laos memperoleh merdeka dari Perancis dan mengganti sistem pemerintahan ke Monarki konstitusional. Akan tetapi, efek kemerdekaan tersebut mengakibatkan perang sipil antara pemerintah dengan kubu Komunis yang pimpin oleh Pathet Lao dari tahun 1954 hingga 1973. Memasuki tahun 1974-1975 kondisi politik Laos terbilang stabil, namun setelah Souvanna Phouma di opname. Laos mengalami ketidakstabilan dan menjadi peluan bagi Pathet Lao dalam menguasai Laos. Dampak yang timbul penguasa tersebut yakn Laos berganti nama menjadi Republik Demokratik Rakyat Laos dan berdirinya Partai Revolusioner Rakyat Laos sebagai partai tunggal.
6. Kamboja
Perubahan konstelasi politik di Kamboja menjadi dasar dampak yang dirasakan oleh Kamboja, sebab pada periode 1970 hingga 1976 terjadi perang saudara antara kelompok Sihanouk dan Lon Nol. Hal tersebut dilandasi oleh perang Vietnam di periode yang sama antara kekuatan blok Timur dan Barat serta berdampak pada peralihan pemerintahan dari Khmer Merah atau rezim Pol Pot. Dampak paling terasa pada rezim Pol Pot adalah genosida yang diperkirakan 1,7 hingga 3 Juta korban karena kebijakan Lompatan Jauh ke Depan dan juga hal-hal yang bertentangan dengan Pol Pot itu sendiri.
7. Indonesia
Setelah Indonesia merdeka pada 17 Agutus 1945, terdapat tantangan yang menghantui kemerdekaan tersebut. Datangnya sekutu dan NICA menjadi awal babak dari lahirnya Bangsa Indonesia. Karena Belanda tidak rela untuk melepaspakan Indonesia begitu saja, dan berusaha untuk mengembalikan Indonesia sebagai negara bawahan,lalu pada 1946 terjadi suatu perjanjian yang membahas tentang negara federasi yang bertajuk “Perserikatan Belana-Indonesia. Namun, negosiasi tersebur gagal lantaran banyak yang tidak menyetujui dan juga menimbulkan dampak seperti Agresi Militer I pada 1947 dan Agresi Militer II pada 1948 serta menimbulkan 97.000 korban dari pejuangan dan rakyat Indonesia.
8. Filiphina
Gerakan Nasionalisme Filiphina merupakan pemberontakan yang menjadi awal Gerakan nasionalisme Filiphina, pemberontakan Katipunan dipimpin oleh Yose Rizal. Gerakan nasionalisme selanjutnya dilanjutkan oleh Emilio Aqunaldo, Filiphina beralih jatuh ke Amerika Serikat, untuk mendukung kemerdekaan Filiphina, Amerika Serikat pada tahun 1934 mengeluarkan UU The Tydings Mc Duffie Act, dan kemerdekaan Filiphina dilaksanakan pada tanggal 4 Juli 1946 oleh presiden pertama mereka yaitu Manuel Roxas. Dampak dari dekolonisasi untuk wilayah Filiphina yaitu timbulnya golongan terpelajar yang membawa paham revolusi dari Pendidikan barat, serta sistem pemerintahan Filiphina yang dinilai berjalan secara dictator sepeninggalan sistem pemerintahan Spanyol yang kejam di bidang politik, sosial, dan ekoonomi.
9. Myanmar
Myanmar secara historis pernah diduduki oleh kekutan Inggris dan Jepang,. Tiba saat pembentukan dewan dan pembuatan Undang-Undang Myanmar pada tahun 1935 dijadikan titik balik Myanmar untuk merdeka. Akhirnya Inggris sepakat untuk melepas Myanmar dan memberikan kemerdekaan pada Myanmar karena pemerintah Inggris melihat pengaruh besar dari AFPFL di kalangan masyarakat, dan Inggris memberikan kemerdekaan Myanmar pada 4 Januari 1948. Dampak dari dekolonisasi yang diraskan oleh Myanmar yaitu Myanmar sering kali terjadi kekerasan etnis dan banyak pelaporan kasus terkait pelanggaran Hak Asasi Manusia, serta terjadinya perubahan nama dari Burma menjadi Myanmar karena faktor dari adanya junta militer 18 juni 1898 dan kerentaan terjadinya konflik junta militer yang masih bisa dirasakan pada tahun 2022-2023.
Kelompok 11
- Widya Sakurananda
-Santi Kurnia Dewi
-Muhammad Haikal Syahrulrizal
Sumber
Wening Hanifah. Dekolonisasi Myanmar. Diakses pada 23 Desember 2024. https://id.scribd.com/document/364384866/Dekolonisasi-Myanmar
(2023, 9 November). Proses Dekolonisasi di Indonesia: Tantangan dan Keberhasilan dalam Pembentukan Negara Merdeka. Diakses pada 23 Desember 2024, dari https://an-nur.ac.id/esy/proses-dekolonisasi-di-indonesia-tantangan-dan-keberhasilan-dalam-pembentukan-negara-merdeka.html
AsenkVJ. DEKOLONISASI. Diakses pada 23 Desember 2024. https://id.scribd.com/document/336348329/DEKOLONOSASI
Faisal Irvani. Perang Sipil Laos: Komunis Menang, CIA Ganti Taktik. Diakses pada 23 Desember 2024. https://tirto.id/perang-sipil-laos-komunis-menang-cia-ganti-taktik-cu9s#google_vignette
Ricklefs, M.C. (2013). Sejarah Asia Tenggara Dari Masa Prasejarah sampai Kontemporer. Depok: Komunikasi Bambu.
Putra, D. H. Sistem Politik Laos: Kekuasaan Satu Partai Dan Implikasinya Dalam Dinamika Negara. Program Studi Ilmu Politik, nd.
Maitsa Hanifa Setyadi. (2024) . Melayu Islam Beraja: Identitas Nasional Brunei Darussalam. Carita:Jurnal Sejarah dan Budaya, pp 109-118, Vol. 2, No. 2. 10.35905/carita.v2i2.7406
Widya Lestari Ningsih. Sejarah Kelam Genosida Kamboja. Diakses pada 23 Desember 2024. https://www.kompas.com/stori/read/2024/02/28/130000579/sejarah-kelam-genosida-kamboja?page=2
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H