Mohon tunggu...
Muhammad Surya Bhaskara
Muhammad Surya Bhaskara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pertahanan

Saya adalah masyarakat yang hidup di perbatasan negara Indonesia yang memiliki impian dan harapan yang tinggi untuk kemajuan. Saya pernah bersekolah 3 S ( SD, SMP, SMA ) di Natuna lalu melanjutkan kuliah di perguruan tinggi tercintaa Institut Pemerintahan dalam Negeri ( IPDN ), kemudian tidak lama melanjutkan ke jenjang Magister Pertahanan prodi Peace and Conflict Resolution di Unhan RI. Tulisan saya ini sebagai bentuk penyaluran pemikiran saya dan tentunya sebagai sarana belajar saya dalam menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Lebaran Idul FItri : Momentum Kebahagiaan dan Kemenangan

11 April 2024   05:08 Diperbarui: 13 April 2024   11:24 580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Generate by Artificial Intelligent

Lebaran Idul Fitri, yang sering disebut sebagai Hari Raya Lebaran, merupakan salah satu hari raya yang paling ditunggu-tunggu oleh umat Islam di seluruh dunia. Setelah sebulan penuh menjalani ibadah puasa di bulan Ramadan, Lebaran Idul Fitri tiba sebagai puncak kemenangan, membawa kegembiraan dan kebersamaan bagi umat Islam.

Lebaran Idul Fitri memiliki makna yang sangat dalam bagi umat Islam. Hari raya ini bukan hanya sekadar perayaan kemenangan atas hawa nafsu selama Ramadan, tetapi juga simbol dari kesucian jiwa dan rasa syukur atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT. Lebaran menjadi saat di mana umat Islam saling berbagi kebahagiaan, mempererat tali silaturahmi, dan saling memaafkan. Hal ini dilakukan sebagai wujud pembersihan diri dari segala kesalahan dan permulaan yang baru.

Di Indonesia, Lebaran Idul Fitri dirayakan dengan berbagai tradisi yang kaya akan makna. Pada pagi hari, umat Islam biasanya melakukan sholat Idul Fitri berjamaah di lapangan atau masjid. Setelah itu, tradisi saling meminta maaf antar keluarga dan kerabat menjadi bagian penting dari perayaan ini. Tak jarang ketika lebaran bagi tradisi melayu, anak anak datang keliling dari rumah ke rumah untuk lebaran dan berkunjung. Tuan rumah sudah mempersiapkan diri untuk menyambut tamu yang datang dan biasanya menyiapkan amplop berisi uang untuk di sedekahi kepada anak anak sebagai bentuk berbagi kebahagiaan di momen lebaran.

Momen lebaran juga menjadikan momen saling memaafkan dengan bertukar pesan teks dengan penuh keunikan seperti pesan teks dari teman saya dibawah ini :

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabaraku, selamat siang,

ketika DIFFERANSIAL tak mampu menurunkan keANGKUHANku..
ketika ALJABAR tak bisa menJABARkan kesalahan perbuatanku,
ketika LOGIKA tak sanggup meNALARkan lisan jelek ku,
dan ketika TRIGONOMETRI tak bisa menjangkau SUDUT PRASANGKA buruk itu,
aku ingin SUBTITUSIkan semua VARIABEL dosa yang telah terREFLEKSIKAN dalam diriku dengan niat permohonan maaf sehingga terEKUIVALEN niat ibadahku dalam AKAR-AKAR POSITIF

mari kita integrasikan amal ibadah kita mulai dari sekarang dan seterusnya..
taqobalallohu minna waminkum..
minal aidin walfaidzin..
mohon maaf lahir dan batin, bhaskaraaa

Lebaran pesan teks maupun salam salaman merupakan perwujudan dari tobat minannass ( maaf kepada manusia ) karena pada sebelumnya di bulan puasa atau ramadhan melakukan tobat minAllah (mohon ampun kepada Allah). kesucian adalah inti dari lebaran yang umat muslim lakukan.

Tradisi lain yang tak kalah penting adalah mudik. Jutaan orang berbondong-bondong kembali ke kampung halaman untuk bertemu dengan keluarga dan sanak saudara. Kegembiraan Lebaran semakin terasa dengan kehadiran sajian khas Lebaran seperti ketupat, opor ayam, rendang, dan kue-kue lebaran yang menggugah selera. namun jangan jadikan momen lebaran menjadi momen lebar-an yaa ( jokes bapak komplek ) karena gula di setiap makanannya dapat meningkatkan gula darah anda sehingga jika ada yang memiliki penyakit diabetes maka momen kesenangan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan anda.

Lebaran Idul Fitri tidak hanya tentang perayaan, tetapi juga momen untuk refleksi diri. Setelah sebulan penuh berpuasa dan beribadah, saatnya bagi umat Islam untuk mengevaluasi diri, memperbaiki kesalahan, dan berkomitmen untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Lebaran menjadi titik balik untuk memulai lembaran baru dengan hati yang lebih bersih dan jiwa yang lebih suci.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun