Mohon tunggu...
Muhammad Surya Bhaskara
Muhammad Surya Bhaskara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pertahanan

Saya adalah masyarakat yang hidup di perbatasan negara Indonesia yang memiliki impian dan harapan yang tinggi untuk kemajuan. Saya pernah bersekolah 3 S ( SD, SMP, SMA ) di Natuna lalu melanjutkan kuliah di perguruan tinggi tercintaa Institut Pemerintahan dalam Negeri ( IPDN ), kemudian tidak lama melanjutkan ke jenjang Magister Pertahanan prodi Peace and Conflict Resolution di Unhan RI. Tulisan saya ini sebagai bentuk penyaluran pemikiran saya dan tentunya sebagai sarana belajar saya dalam menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Memahami dan Menyelesaikan Konflik

6 April 2024   16:30 Diperbarui: 6 April 2024   16:36 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di penghujung semester, kelas A dihadapkan pada dilema pemilihan destinasi liburan. Sebagian murid, dipimpin oleh Salman, ingin mengunjungi tempat liburan sebelumnya. Sementara itu, Xiaomi dan sebagian lainnya berkeinginan untuk menjelajahi keindahan Jogja. Perselisihan ini membawa kelas ke dalam pembagian dua kubu.

Mari kita kupas konflik ini lebih lanjut. Ada tiga elemen utama dalam setiap konflik:

1. Pihak yang Terlibat: Di sini, kita memiliki dua kelompok dengan pandangan berbeda; satu dipimpin oleh Salman dan yang lainnya oleh Xiaomi.
2. Tujuan yang Hendak Dicapai: Salman dan kelompoknya ingin mengulang kenangan lama, sedangkan Xiaomi dan kawan-kawan berambisi mengeksplorasi Jogja.
3. Relasi Antar Pihak: Mereka semua adalah bagian dari satu kelas, sehingga konflik ini menjadi relevan dan memerlukan penyelesaian.

Dalam mengatasi konflik ini, terdapat beberapa pendekatan yang dapat ditempuh:

1. Menghindar: Beberapa siswa mungkin memilih untuk menghindar dengan mengabaikan diskusi, menyerahkan keputusan kepada orang lain, atau pura-pura setuju tanpa komitmen sebenarnya.
2. Menyerang: Ada pula yang lebih agresif dengan mengkritik pilihan lawan, mengadu domba, atau bahkan nyaris terlibat konfrontasi fisik.
3. Mencari Damai: Pendekatan yang lebih konstruktif meliputi saling memaafkan, berdiskusi secara langsung, atau meminta bantuan mediator untuk mencari jalan tengah.

Setiap sikap yang diambil akan menentukan hasil akhir dari konflik:

1. Menang-Kalah: Sikap menghindar bisa jadi berujung pada kekalahan, sementara sikap menyerang mungkin membawa kemenangan tetapi menimbulkan rasa sakit atau dendam.
2. Kalah-Kalah: Jika kedua pihak sama-sama kalah, tujuan tidak tercapai dan hubungan antar anggota kelas bisa rusak.
3. Menang-Menang: Solusi terbaik adalah mencari kompromi atau damai yang memuaskan kedua belah pihak, sehingga menciptakan solusi win-win yang harmonis.

Dalam kasus ini, Salman dan Xiaomi memilih untuk mencari jalan damai. Mereka mengajak guru untuk membantu menengahi dan akhirnya menemukan destinasi liburan alternatif yang diterima oleh semua pihak. Konflik pun terselesaikan, dan suasana kelas kembali damai.

Konflik adalah bagian tak terhindarkan dari interaksi manusia, namun cara kita menghadapinya dapat menentukan keharmonisan hubungan. Saat menghadapi konflik, renungkanlah strategi apa yang akan Anda pilih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun