Di sudut perpustakaan rumah yang sunyi, saya menemukan sebuah buku tua yang tampaknya telah lama terlupakan. Buku ini, yang pernah menjadi milik kakek tercinta yang kami orang melayu Kepulauan Riau sebut beliau aki, berjudul "Mutiara Kehidupan." Halaman-halamannya yang telah menguning menyimpan kata-kata bijak yang seolah-olah berbisik kepada saya, mengajak untuk menelusuri jejak pemikiran aki dalam memandang kehidupan. Dengan penuh rasa hormat dan keingintahuan, saya mulai membaca, dan inilah yang saya temukan:
aki pernah berkata, "Rejeki itu datangnya dengan perantara manusia." Betapa sederhana namun mendalam makna di balik kalimat tersebut. Aki mengajarkan bahwa alam semesta ini, dengan segala tumbuh-tumbuhannya dan hewan-hewan yang telah diciptakan oleh Allah SWT, memang menawarkan sumber rejeki yang melimpah. Namun, barulah melalui sentuhan dan kerja keras tangan manusia, semua potensi itu dapat diolah dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan hidup bersama.
Lebih lanjut, Aki menekankan pentingnya pergaulan dan hubungan antarmanusia. Setiap orang memiliki keahlian yang berbeda-beda, dan oleh karena itu, kita saling membutuhkan satu sama lain. Silaturahmi, kata aki, bukan sekadar tradisi, melainkan fondasi untuk membangun keharmonisan dan kemakmuran bersama. Hubungan yang baik dengan sesama, menurut aki, bukan hanya menambah rejeki, tetapi juga memberikan keamanan dan kebahagiaan dalam hidup bermasyarakat.
Namun, aki juga mengingatkan tentang bahaya dari pergaulan yang buruk. Orang-orang yang membenci kita dapat mengancam keselamatan dan kebahagiaan kita, bahkan dapat menyebabkan kegagalan dalam setiap usaha. Oleh karena itu, aki menyarankan untuk selalu berusaha memperbaiki diri dan menjaga hubungan baik dengan orang lain.
Dalam nasihat-nasihatnya, Aki menekankan pentingnya sikap-sikap positif seperti menyenangkan hati orang lain, memberikan harapan, membantu sesama, dan selalu berbicara dengan penuh kebijaksanaan. Aki percaya bahwa dengan berbuat baik dan menjaga hubungan yang harmonis, kita akan mendapatkan perlindungan dan dukungan dari orang-orang di sekitar kita, yang pada akhirnya akan membuka pintu rejeki dan membawa keberkahan dalam hidup.
Alfred Adler, seorang psikolog terkenal, pernah mengatakan, "Orang yang tidak pernah menaruh perhatian pada sesama niscaya akan menderita hidupnya, mendapat kesukaran yang sebesar-besarnya." Kakek sepertinya setuju dengan pernyataan ini, bahwa sikap empati dan kepedulian terhadap sesama adalah kunci untuk hidup yang bahagia dan penuh makna.
Aki memberikan pesan yang mendalam dan tidak lupa menguraikannya sebagai catatan agar kita tidak lupa akan tindak laku dalam bagaimana pergaulan yang baik, pesan aki yaitu,
1. menyenangkan hati setiap orang yang kita hadapi dalam pergaulan sehari-hari.
2. berkata tentang apa-apa yang ia gemari dan hargailah usahanya walaupun sekecil apapun.Â
3. memberikan harapan kepadanya dan jangan sekali kali mematahkan semangatnya
4.berikanlah jalan atau cara-cara yang baik untuk turut mensukkseskan usahanya
5. bantulah ia mengenai apa-apa yang dapat kita bantu sebagai tanda kita menaruh perhatian kepadanya.
6. kalau ia bersalah, anggaplah kesalahannya itu tak berarti dan berilah ia maaf. yang selanjutnya katakan juga bahwa kesalahan yang semacam itu pernah pula kita lakukan, tetapi sudah diperbaiki.
7. katakanlah keburukan kita terlebih dahulu dengan perbaikan baru mengatakan keburukannya tannpa menyesali.
8. kalau menegur perbuatan jahatnya, pertama sekali tunjukkanlah, bahwa seolah-olah kita dapat mengerti akan tingkah lakunya itu, baru kita katakan hal itu kurang baik atau jarang dilakukan orang.
9. jangan sekali-kali menceritakan kekurangan, kesalahan-kesalahannya, keluarganya didepan orang banyak. untuk memperbaikinya dekatilah ia secara empat mata.
10. hindarilah percakapan berupa nasehat, sebaiknya pergunakanlah kata kata pujian yang mendoroongnya untuk berbuat lebih baik lagi.Â
11. bimbinglah secara halus untuk setiap waktu dan kesempatan untuk sama-sama berbuat baik bagi sesama manusia.
12. berbuat jujurlah terhadapnya. karena kejujuran adalah sendi dari pada pergaulan.
13. dengan menunjukkan kita seperasaan dengannya, kita dapat mengambil hatinya.
14. pengorbanan secara timbal-balik dalam pergaulan adalah mengokohkan persahabatan, yang menjurus kepada pergaulan persaudaraan.
15. memberikan kebebasan mengeluarkan pendapat dan saran -saran agar tercipta hubungan yang baik saling mengisi.
16. jika pendapatnya salah, berikan gambaran akibat-akibat yang mungkin akan terjadi dan bagaimana solusi yang akan diambil.
17. membalik-balikkan persoalan adalah kurang baik, yang benar tetap benar, ada dasar hukumnya.
18. janganlah tampakkan kepadanya, kita tidak mempercayainya. berbuatlah sebaik-baiknya
19. tunjukkanlah kita merasa puas dan beruntung dapat berkawan dengannya, walaupaun ia sekali-sekali merugikan kita
20. kalau ia menemui kita, berbuatlah seolah-olah kita dala keadaan istirahat, walaupun kita sebenarnya dalam keadaan sibuk. layanilah ia semaksimal mungkin.
21. berikanla ia kesempatan yang seluas-luasnya bergembira dirumah kita, tanpa kita sakiti. tamu yan sopan tidak akan merugikan kita.
22. kalau ia malu kepada kita, jangan pula kita malu kepadanya, tetapi berbuatlah seperti biasa, malah kita berusaha menarik perhatiannya supaya ia jangan terasing. kalau teman-teman kita itu baru dikenal, usahkanlah untuk menyenangkannya bersama-sama dengan kawan-kawan kita yang lain.
23. janganlah kita sekali-kali memberatkan bebannya atau menyusahkannya, tetapi berusahalah untuk meringankan bebannya dan menyenangkan hatinya.
24. janganlah terlalu mengharapkan sesuatu dari padanya melainka cukuplah diterima apa adanya
25. jangan lupa mengucapkan terima kasih dan bersyukur terhadap sesuatu kebaikannya.
26. kalau ingin mendapatkan sesuatu darinya terlebih dahulu senangkanlah hatinya, kemudian lihatlah suasana waktu dan tempat baru dkemukakan maksud kita.
27. sama rasa saling menguntungkan harus selalu diingat dan diperatikkan, jangan sampai mementingkan diri sendir dan merugikan orang lain.
Di akhir tulisannya, Aki mengajak kita semua untuk menjadikan pergaulan sebagai sarana untuk menambah kebahagiaan hidup, memperkaya budi pekerti, dan selalu berusaha mengikuti jalan yang lurus agar mendapatkan keridhaan Allah SWT. Aki berdoa semoga kita semua diberkahi dengan rejeki yang berlimpah dan kehidupan yang penuh kebahagiaan.
Membaca kembali kata-kata bijak kakek dalam buku "Mutiara Kehidupan" ini, saya merasa terinspirasi untuk membagikan kembali pesan-pesan tersebut. Semoga, melalui artikel ini, kebijaksanaan kakek dapat terus hidup dan memberi inspirasi bagi generasi saat ini dan yang akan datang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H