Sampah merupakan permasalahan yang tak kunjung selesai pada beberapa desa. Adanya pembakaran sampah, dan pembuangan sampah tidak pada tempatnya membuat hal ini sedikit miris karena minimnya kesadaran warga akan membuang sampah pada tempatnya. Selain itu, pemilahan sampah yang tepat juga menjadi sasaran utama dalam pengolahan sampah yang baik. Khususnya pengolahan sampah yang memberikan nilai guna yang tinggi bagi masyarakat dan lingkungan.
Kini, pengolahan sampah khususnya pada sampah dapur berupa sisa potongan sayur maupun kulit buah dapat disulap menjadi cairan multifungsi berupa eco-enzyme yang merupakan gagasan dari Dr. Rosukon Poompanvang, seorang peneliti dan pemerhati lingkungan dari Thailand. Cairan tersebut memiliki prosedur dan bahan-bahan yang mudah didapatkan.Â
Proses pembuatan cairan tersebut melalui tahap fermentasi, dan setiap orangpun dapat membuatnya. Eco-enzyme tidak hanya dapat digunakan menjadi pupuk tanaman, melainkan juga dapat digunakan sebagai pengusir hama atau serangga, obat pel, detoks, penjernih air, dan pengharum ruangan karena sifat cairannya yang harum dan mengandung cairan desinfektan.
Tak lama ini, pada (9/8/2023) tim KKN UNEJ kelompok 108 memperkenalkan produk eco-enzyme pada Kepala Desa dan Kepala Dusun sebagai awalan untuk memulai produk ini yang akan diberdayakan kepada masyarakat. Bahan-bahan yang dibutuhkan hanya menggunakan sisa sayuran dan kulit buah, air, dan gula merah dengan perbandingan 3 : 10 : 1 dengan lama waktu fermentasi yang baik sekitar 1 hingga 3 bulan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.Â
Bahan-bahan yang didapatkan hanya memiliki syarat harus terhindar dari bahan yang sudah busuk, dan memiliki kandungan minyak/lemak, agar hasil fermentasi berhasil. Pengenalan tersebut memiliki tujuan untuk membuat sebuah diskusi antar beberapa pihak mengenai produk yang dikenalkan agar terjadi kesinambungan antar pemateri dan audiens.
Kegiatan berikutnya adalah dilakukan pemberdayaan pada masyarakat sekitar khususnya pada Dusun Langsep RT 01 RW 01 pada (14/8/2023) sebelum diadakan kerja bakti. Sasaran utama dalam kegiatan ini adalah para ibu-ibu yang memiliki rasa antusias untuk mencoba produk ini guna menyelamatkan lingkungan di Desa Jetis.Â
Pengolahan sampah yang baik adalah pengolahan sampah yang memiliki nilai guna yang tinggi. Hal ini juga sejalan dengan beberapa permasalahan yang dikemukakan kepala dusun bahwa pengolahan sampah yang tepat akan selalu berdampak pada lingkungan dan nilai guna yang tinggi bagi masyarakat. Bapak RT 01 RW 01 pun menyampaikan, bahwa pengolahan sampah organik yang tepat dan memiliki nilai guna tinggi akan memberikan daya tarik tersendiri pada masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H