Mohon tunggu...
MUHAMMAD SUBHAN
MUHAMMAD SUBHAN Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMP Negeri 6 Probolinggo

Guru PJOK yang suka berolahraga, khususnya bola basket dan bulutangkis, suka membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penerapan Budaya Positif di Lingkungan Sekolah

28 Agustus 2024   15:30 Diperbarui: 28 Agustus 2024   15:31 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Budaya positif dapat diartikan sebagai pembiasaan perilaku, tutur kata, sikap, serta pemikiran positif yang dapat mendukung terciptanya suasana dan situasi yang kondisif, tenang, aman, dan nyaman. Penerapan budaya positif di lingkungan sekolah bertujuan agar seluruh warga sekolah berada dalam situasi yang nyaman dan kondusif sehingga dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan maksimal.

Salah satu cara mewujudkan terciptanya budaya positif di sekolah yang dapat melahirkan disiplin positif adalah dengan menerapkan keyakinan kelas. Keyakinan kelas adalah suatu nilai yang diyakini bersama dan mengandung nilai kebajikan universal. Dengan menerapkan keyakinan kelas, diharapkan seluruh warga sekolah secara alami memiliki kesadaran dan motivasi dari dalam diri untuk menciptakan dan mewujudkan lingkungan sekolah yang kondusif.

Beberapa contoh bentuk nilai kebajikan universal adalah nilai disiplin, nilai religious, nilai kebersihan serta ketertiban. Dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekolah, sangat penting untuk mewujudkan nilai-nilai kebajikan universal berdasarkan motivasi yang tumbuh dari dalam diri setiap warga sekolah, sehingga seluruh warga sekolah tidak merasa terpaksa untuk mengimplementasikannya dalam kegiatan di lingkungan sekolah.

Dengan adanya penerapan keyakinan kelas, diharapkan apabila ada warga sekolah yang tidak menerapkan nilai-nilai kebajikan universal yang telah disepakati, kepala sekolah, guru atau tenaga kependidikan dapat lebih mudah untuk melakukan upaya restitusi, yaitu upaya untuk membantu peserta didik mengembalikan identitas gagal menjadi seorang yang bermakna dan berhasil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun