Mohon tunggu...
muhammad sarifsarifudin
muhammad sarifsarifudin Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

jangan terlalu lama menceritakan orang lain karena sudah saatnya orang mendengar cerita mu.

Selanjutnya

Tutup

Financial

pekerja lepas atau freelance

29 April 2020   17:20 Diperbarui: 6 Mei 2020   06:19 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Negara kita adalah Negara yang mampunyai kekayaan alam berlipat ganda, namun, penduduknya di desa-desa dan di perkotaan  kita bisa saja melihat bagaimana mereka berkerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. saya akan sedikit bercerita tentang pengalaman pribadi saat menjadi karyawan lepas yang populer dikenal tidak jelas upah yang terima.

jadi, awalnya saya adalah perantau yang kuliah di yogyakarta pada tanggal 3 juli 2019 saya mencari lowongan kerja untuk melamar pekerjaan, dari beberapa lowongan yang saya temukan saya tertarik dengan satu postingan di facebook yang memuat lowongan kerja bagi mahasiswa. pada hari itu juga saya mempersiapkan berkas untuk lamaran kerja saya dan langsung membuat janji dengan salah satu manager yang membutuhkan staf di kantornya. kantor itu bernama PT.KONTAK PERKASA FUTURE yang bergerak di perdagangan berjangka komoditi, disini saya sama sekali tidak menjelek-jelekkan perusahaan tersebut, namun, saya hanya berbagi cerita pengalaman saat bekerja di perusahaan itu. saat saya di interview di kantor jam 09.30wib ternyata banyak yang menunggu giliran untuk di interview, disitu saya berfikir apakah saya punya kesempatan untuk diterima sebagai karyawan. penuh rasa takut dan khawatir jika di tolak lamaran saya, namun, setelah menjalani proses interview kira-kira 30 menit dan saya di minta untuk menunggu pengumuman hasil interview pada pkl.01.00wib. karena saya ke kantor sejak pagi maka, saya putuskan untuk pulang ke kosan saya, setelah makan siang saya masih belum menerima hasil saya yang katanya akan diumumkan melalui pesan whatsapp. saya kembali menghubungi salah satu managernya dan tanpa basabasi saya di minta harus menunggu lagi dan pkl.18.00 saya menerima hasil interview dan saya diterima.

besoknya saya masuk kantor untuk hari pertama kerja, dan langsung disambut dengan sebuah ruangan untuk mengikuti training, se tahu saya masa training paling cepat sekitar tiga bulan saja karena saya barumasuk dan mengikuti prosesnya. kami di berikan pemaparan terkait kantor dan cara kami bekerja nanti, masa training kami ternyata hanya tiga hari saja dan bukan tiga bulan disini saya sudah mulai berfikir ada yang tidak beres tapi karena ini adalah awalan jadi terus berjalan dan saya banyak mendapatkan pengetahuan baru. setelah kami diberikan pemahaman tentang plat from dari perusahaan kami mulai dengan cara kami bekerja sebagai staf kantor yang jumlahnya sekitar 30 orang dalam satu ruangan. sesuia dengan plat from kantor kami harus mencari calon investor untuk berinvestasi di kantor kami, sebagai staf kantor upah yang akan diberikan sekitar Rp.2.000.000 dan tidak dijelaskan saat interview kalau upah itu hanya diterima bagi karyawan tetap dan bukan untuk karyawan lepas. jadi saya pikir saya bekerja dalam bayang bayang penderitaan ketika harus bekerja namun, tidak ada kepastian jika belum jadi karyawan tetap sedangkan untuk menjadi karyawan tetap  saya harus berhasil mengajak calon investor untuk investasi di kantor kami dan bagi yang belum berhasil itu hanya bisa menerima bonus dari setian karyawan yang baru masuk dan setiap hari ada saja yang datang untuk melamar pekerjaan, disini saya berfikir bahwa kita diminta untuk bekerja sesama tim namun, dari gambaran tersebut bukanlah cara yang baik untuk sebuah tim tetapi saling memanfaatkan juga pada kondisi yang tidak sesuai.

jika kita mempunyai calon investor makan, kita akan mendapatkan bonus ketika kita berhasil mempromosikan perusahaan, tetapi disini saya sudah mempunyai calon investor sekitar 20 orang lebih dan tidak ada bonus yang saya terima, saya bekerja selama tiga bulan menghabiskan waktu libur kuliah saya untuk perusaan itu namun, hasilnya sangat menyedihkan bagi saya karena saya seorang mahasiswa di perantauan pekerjaaan itu sangat berarti bagi saya. di satu bulan pertama saya sangat mengharapkan saya bisa menemukan satu investor untuk berinvestasi, di bulan kedua saya mulai bosan dengan pekerjaan itu karena masih belum memberikan gambaran yang bisa saya terima. saya sedikit membuka ombrolan dengan rekan kerja yang sudah bekerja selama empat bulan dan rekan saya ini tidak jauh berbeda dengan saya sendiri. walaupun saya sama sekali tidak menerima bonus yang di janjikan pun saya tetap bersemangat untuk terus bangkit dan kerja. rekan kerja saya yang masuk barengan itu satu persatu mulain resing dari kantor dengan alasan kita tidak di gaji atau tidak dapat upah jika belum ada yang berinvestasi. genap tiga bulan saya bekerja saya pun memutuskan untuk resing dari pekerjaan saya karena tidak ada jaminan saya untuk bekerja sebagai karyawan lepas  dan satu minggu saya tidak masuk kantorr saya terus dihubungi oleh manager saya untuk kembali masuk kantor dan kembali bekerja tetapi sesuai kondisi yang saya lihat di kantor saya tidak lagi kembali untuk bekerja karena karyawan lepas itu tidak di gaji.

mungkin itu dulu cerita dari pengelaman pribadi saya sebagai karyawan lepas, terimakasi untuk para pembaca yang budiman jika sejenak melihat artikel ini. dan harapan saya kita sama-sama saling berbagi pengalaman dan gunakanlah akal positif kita karena di artikel ini saya bukan menyebar kebencian namun, saya hanya berbagi pengalaman saja agar kita sama-sama merawat akal dan pikiran kita juga sebagai pengguna media di negara kita ini marilah kita terus kembangkan wawasan kita sebagai bangsa yang baik dan generasi yang menjaga keamanan dan ketertiban kita dalam ruang ruang sosial yang sudah di sediahkan oleh orang-orang yang punya wawasan luas bagi kita semua.

dan bagi teman-teman yang sedang mencari pekerjaan semoga tidak seperti pengalaman saya karena kita bekerja itu harus menguras tenaga,pikiran, dan waktu kita untuk hal-hal lain diluar dari pekerjaan. intinya kita harus tetap berhati-hati dengan pilihan yang akan kita ambil aagar tidak berakhir seperti isi dalam artikel saya ini. sudah bisa dibayangkan bukan jika nasib kita yang tidak sesuai dengan proses yang kita jalani dalam kehidupan kita apa lagi dalam dunia pekerjan di perkotaan. tetap positif dan semangat bagi pembaca yang budiman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun