Mohon tunggu...
Muhammad Solihin
Muhammad Solihin Mohon Tunggu... Guru - Seorang pemimpi dan Pengembara kehidupan

Hidup adalah cerita dan akan berakhir dengan cerita pula. muhammad solihin lentera dunia adalah sebutir debu kehidupan yang fakir ilmu dan pengetahuan. menapakin sebuah perjalanan hidup dengan menggoreskan cerita kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Puskesmas Long Ikis Ditutup, Masyarakat Panik dan Menangis

30 April 2020   21:47 Diperbarui: 1 Mei 2020   11:55 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya yang ditakutkan menjadi kenyataan.  Mahluk kecil tidak kasat mata yaitu virus corona disease 2019 (Covid-19) yang konon dapat membunuh manusia. Saat ini penyebarannya dan dampaknya sampai juga bagi masyarakat kecamatan Long Ikis kabupaten Paser, Propinsi Kalimantan Timur.

Info yang beredar hari ini, Puskesmas Long Ikis ditutup sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Ada apa gerangan? Apa yang terjadi dengan puskesmas Long Ikis? Mengapa tidak ada angin dan tidak ada hujan puskesmas Long Ikis tiba-tiba ditutup? Apakah ada sesuatu hal yang genting di Long Ikis? Begitu banyak pertanyaan yang menggelayut di benak masyarakat Long Ikis setelah mendengar puskesmas yang menjadi tumpuan berobat masyarakat Long Ikis itu ditutup.

Semua pertanyaan  itu terjawab setelah dikeluarkannya surat resmi dari dinas kesehatan kab.Paser  tentang ditutupnya pusat kesehatan masyarakat wilayah Long Ikis dalam batas waktu yang tidak ditentukan. Kabar ini pun telah dipaparkan melalui pernyataan secara langsung oleh kepala dinas kesehatan, bapak Amir Faisol secara live conference. (30/4/2020)

 "Setelah pemeriksaan rapid test dari 60 petugas di puskesmas Long ikis, didapati 34 petugas diantaranya dinyatakan terindikasi positif covid-19." Terang amir faisol.

Pemicu mengapa para medis puskesmas Long Ikis terpapar, ditengarai karena kontak langsung dengan PSR-2 yang telah ditetapkan positif virus corona pada 17 april 2020. Pasien PSR-2 merupakan warga long ikis berjenis kelamin laki-laki yang memiliki riwayat berpergian dari Samarinda dan Balikpapan. Bersangkutan melakukan perjalanan ke dua kota tersebut pada 8 Maret 2020 berasa temanya dan kini kedua temanya pun telah diisolasi di RSUD Panglima Sebaya pada 21 Maret 2020.

Pemuda positif covid itu mengalami keluhan seperti demam, batuk dan pilek namun tidak segera melapor ke puskesmas setempat. Hingga pada 26 maret 2020, lantaran kondisinya terus memburuk. Pemuda itu berobat kepuskesmas Long Ikis namun tidak jujur ketika berobat di puskesmas Long Ikis bahwa dia telah berpergian keluar kota. 

Setelah berobat dari puskesmas tidak kunjung sembuh. Pemuda tersebut kembali berobat, namun beralih tempat ke klinik swasta yang masih ada diwilayah Long Ikis. Melihat keluhan pasien, dokter mulai curiga ada indikasi covid-19. Dokter tersebut melakukan konsultasi ke dokter spesialis paru di RSUD Panglima Sebaya dan akhirnya pasien tersebut dirujuk ke ruang isolasi RSUD tersebut. pada 7 april 2020 diambil swab dan keluar hasil tesnya 17 april 2020, dinyatakan positif covid-19.

Setelah melihat hasil rapid test dari kontak pasien covid-19 PSR-2 dengan pihak puskesmas Long Ikis maka disimpulkan para medis puskesmas long ikis terindikasi positif covid-19. Maka petugas yang diindikasi terpapar diisolasi mandiri di puskesmas Long Ikis, mereka tidak pulang kerumah selama 14 hari kedepan dan untuk sementara puskesmas di tutup.

"bagaimana sudah kalau gini, kemana kami berobat?" Tanya salah satu masyarakat kecamatan Long Ikis dalam menanggapi berita ditutupnya puskesmas Long Ikis. Sambil mengusap air matanya karena kebingungan harus berobat kemana.

Mari kita doakan bersama, agar para medis puskesmas Long Ikis baik-baik saja selama dalam masa isolasi. Semoga mereka tetap sehat dan dapat segera berkumpul bersama keluarga kembali. Harapan kami semoga hasil swab beberapa hari kedepan menunjukan hasil negative. Semoga pemerintah daerah segera turun tangan mencarikan solusi penanganan pengobatan bagi masyarakat yang membutuhkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun