Integrasi pendidikan karakter merupakan suatu aspek yang penting dalam mengatasi masalah krisis moral pada anak sekolah yang semakin parah pada akhir-akhir ini. Sehingga dalam mengimplementasikan integrasi pendidikan karakter di sekolah dilakukan dalam tiga ranah wilayah, yaitu melalui pembelajaran berbasis luring maupun daring, melalui ekstra kurikuler dan melalui budaya sekolah masing-masing.Â
Usaha tersebut merupakan usaha sekolah untuk mengatasi krisis moral yang terjadi pada anak sekolah yang terjadi pada akhir-akhir ini cukup parah seperti yang lagi tren sekarang yaitu joget pada aplikasi tiktok.
Dalam kurikulum pendidikan kita, terdapat dua mata pelajaran yang terkait langsung dengan pengembangan budi pekerti dan akhlak mulia di sekolah, yaitu pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan.Â
Mata pelajaran tersebut secara langsung mengenalkan nilai-nilai, dan sampai taraf tertentu menjadikan peserta didik peduli dan mengimplementasikan nilai-nilai yang ada dalam kedua mata pelajaran.Â
Pada panduan ini, integrasi pendidikan karakter pada mata-mata pelajaran selain pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan yang dimaksud lebih pada fasilitasi implementasi nilai-nilai di dalam tingkah laku sehari-hari baik di lingkungan keluarga sampai lingkungan berbangsa dan bernegara melalui proses pembelajaran dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian.Â
Pengenalan nilai-nilai pendidikan karakter sebagai pengetahuan melalui bahan-bahan ajar tetap diperkenankan, tetapi bukan merupakan penekanan. Penyampaian nilai-nilai pendidikan karakter melalui kegiatan di dalam proses pembelajaran adalah yang ditekankan . Pembelajaran yang dimaksud merupakan pembelajaran langsung dan tak langsung.
Proses pembelajaran langsung merupakan proses pendidikan di mana peserta didik mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan yang berhubungan dengan mental dan psikologi peserta didik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran yang dapat terjadi secara luring maupun daring.Â
Dalam pembelajaran langsung tersebut peserta didik melakukan kegiatan belajar seperti mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam kegiatan analisis.
Selanjutnya dengan melalui pembelajaran tidak langsung. Pembelajaran tidak langsung merupakan proses pendidikan yang terjadi selama proses pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam silabus dan RPP.Â
Pembelajaran tidak langsung mengenai tentang pengembangan nilai dan sikap. Kegiatan pembelajaran tidak langsung ini terwujud dalam pengembangan diri seperti konseling tentang bakat dan minat siswa dan kegiatan ekstra kurikuler sekolah.Â
Langkah yang terakhir dalam mengintegrasikan pendidikan karakter di lingkungan sekolah adalah menumbuhkan budaya sekolah yang berkarakter seperti 3S yaitu Senyum, Salam, Sapa setiap bertemu dengan warga sekolah.