"Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan" (Qs. al-Baqarah/2: 195).
"Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu". (Qs. al-Baqarah/2: 185).
"Dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan" (Qs. Al-Hajj/22:78).
Dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Ketika seorang lelaki sedang berjalan di sebuah jalan, tiba-tiba ia mendapatkan sebuah dahan yang berduri. Kemudian lelaki itu menyingkirkannya dari jalan tersebut. Melihat itu, Allah berterima kasih kepadanya dan mengampuni segala dosanya." Rasulullah SAW bersabda, "Orang yang mati syahid ada lima: orang yang mati karena terserang penyakit tha'un, orang yang mati karena sakit perut, orang yang tenggelam di air, orang yang mati karena tertimpa reruntuhan bangunan, dan orang yang mati syahid di jalan Allah Azza wa Jalla." {Muslim 6/51/1086]}
"Rasulullah Saw. bertanya (kepada sahabatnya): 'Siapakah orang yang mati syahid di antara kalian?' Mereka menjawab: 'Orang yang gugur di medan perang itulah syahid ya Rasulullah,. Rasulullah Saw bersabda: Kalau begitu, sedikit sekali umatku yang mati syahid. Para sahabat bertanya: Mereka itu siapa ya Rasul? Jawab Rasulullah Saw: Orang yang gugur di medan perang itu syahid, orang yang mati di jalan Allah (bukan karena perang) juga syahid, orang yang tertimpa thaun (wabah) pun syahid, orang yang mati karena sakit perut juga syahid, dan orang yang tenggelam adalah syahid (HR Muslim).
"Ulama mengatakan, yang dimaksud dengan kesyahidan mereka semua, selain yang gugur di medan perang, adalah bahwa mereka kelak (di akhirat) menerima pahala sebagaimana pahala para syuhada yang gugur di medan perang. Sedangkan di dunia, mereka tetap dimandikan dan dishalati. Sesungguhnya orang mati syahid ada tiga macam.
Pertama, syahid di dunia dan di akhirat: yaitu mereka yang gugur di medan perang melawan tentara kafir. Kedua, syahid di akhirat, tapi tidak syahid dalam hukum dunia, yaitu mereka semua yang disebut dalam penjelasan di ini. Ketiga, syahid di dunia, tidak di akhirat, yaitu mereka yang gugur tetapi berbuat curang terhadap ghanimah atau gugur saat melarikan diri dari medan perang, (Syarah al-Nawawi ala Shahih Muslim, VII/ 72).
Dari Aisyah ra. ia berkata: Ketika para sahabat ingin memandikan jenazah Rasulullah Saw., -mereka berbeda pendapat-. Mereka berkata: Kami tidak tahu apakah kami membuka pakaiannya sebagaiman kami membuka pakaian saudara-saudara kami yang meninggal atau kami memandikannya dengan tanpa melepas bajunya?" Ketika mereka sedang berselisih pendapat, Allah telah menidurkan mereka sampai sampai dagu mereka tertunduk ke dada. Kemudian berkata seseorang dari sebelah rumah dan mereka tidak mengetahui siapa dia, dia berkata: Mandikanlah Nabi dengan berpakaian. (H R. Abu Daud)
"Barangsiapa yang memandikan seorang mayit, lalu ia merahasiakan keburukan mayit itu, maka Allah ampuni dia sebanyak empat puluh kali" (HR. Al Hakim)
Dari Aisyah ra. ia berkata: Rasulullah Saw. bersabda: "mematahkan tulang mayit seperti mematahkannya saat hidup" (HR. Ibnu Majah}
PEMULASARAAN JENAZAH TERPAPAR WABAH
Ketentuan Dasar