Mohon tunggu...
Muhammad Setiyawan
Muhammad Setiyawan Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pendidikan adalah tuntunan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Budaya Positif di Sekolah: Konek Antar Materi Modul 1.4

23 Oktober 2022   23:00 Diperbarui: 23 Oktober 2022   23:41 1433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari kelima posisi kontrol tersebut untuk mengembangkan budaya positif disekolah yang ideal adalah posisi kontrol sebagai manajer, sebagai manajer peserta didik dilibatkan aktif dalam menyelesaikan permasalahannya sendiri sehingga dapat memunculkan motivasi instrinsik peserta didik untuk menjadi lebih baik

Kebutuhan dasar manusia

5 kebutuhan dasar manusia

  • Kebutuhan bertahan hidup
  • Kebutuhan kasih sayang dan rasa diterima
  • Kebutuhan penguaaan dan kemampuan
  • Kebutuhan akan pilihan (kebebasan)
  • Kebutuhan untuk merasa senang

Keyakinan kelas

Penerapan budaya positif di sekolah dengan mengubah peraturan disekolah menjadi keyakinan kelas/sekolah. Dalam menyusun keyakinan kelas perlu adanya partisipasi penuh dari peserta didik sehingga keyakinan kelas yang dibentuk betul betul diyakini peerta didik.  Berikut panduan penyusunan keyakinan kelas/sekolah

  • Keyakinan kelas bersifat lebih 'abstrak' daripada peraturan, yang lebih rinci dan konkrit.
  • Keyakinan kelas berupa pernyataan-pernyataan universal.
  • Pernyataan keyakinan kelas senantiasa dibuat dalam bentuk positif.
  • Keyakinan kelas hendaknya tidak terlalu banyak, sehingga mudah diingat dan dipahami oleh semua warga kelas.
  • Keyakinan kelas sebaiknya sesuatu yang dapat diterapkan di lingkungan tersebut.
  • Semua warga kelas hendaknya ikut berkontribusi dalam pembuatan keyakinan kelas lewat kegiatan curah pendapat.
  • Bersedia meninjau kembali keyakinan kelas dari waktu ke waktu.

Segitiga restitusi

segitiga-retitusi-635564a65e09f54749452872.png
segitiga-retitusi-635564a65e09f54749452872.png
Implementasi segitiga restitusi sangat efektif untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan peserta didik karena dengan segitiga restitusi peserta didik merasa diperhatikan, dipedulikan, diayomi, dikuatkan, dimotivasi, serta dituntun untuk mencari solusi-solusi permasalahan. Bagaimana cara mengimplementasikan segitiga restitusi sesuai gambar di atas adalah sebagai berikut:
  • Menstabilkan identitas. Langkah awal dalam menyelesaikan permasalah peserta didik adalah dengan menstabilkan identitasnya terlebih dahulu dengan pernyataan setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan atau kamu bukan satu-satunya yang pernah melakukan kesalahan ini. Dengan pernyataan-pernyataan tersebut dapat membuat peserta didik  yang awalnya merasa gagal karena berbuat kesalahan menjadi positif terhadap dirinya
  • Validasi kebutuhan. Pada tahap ini peserta didik dibantu mengenali kebutuhan dasar yang ingin dipenuhinya pada saat melakukan kesalahan itu dengan bertanya kamu tentu punya alasan mengapa melakukan itu atau adakah cara yang lebih efektif untuk mendapatkan apa yang kamu butuhkan. Sehingga peserta didik memahami sebenarnya kebutuhan apa yang ingin dia penuhi
  • Menyatakan keyakinan. Pada tahap ini peserta didik diajak untuk melihat kesalahannya dihubungkan dengan keyakinan kelas atau nilai-nilai universal dengan bertanya nilai-nilai apa yang telah kita sepakati atau kamu ingin menjadi orang yang seperti apa. Dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut akan menumbuhkan kesadaran dalam dirinya bahwa ada nilai-nilai universal yang harus dijaga

Perubahan yang terjadi setelah mempelajari budaya positif

Materi dalam modul budaya positif ini mengajarkan bahwa dalam menangani permasalahan-permasalahn peserta didik, guru harus berperan sebagai manajer dan menerapkan segitiga restitusi untuk menggali motivasi peserta didik sehingga permasalahan yang dihadapi dapat terselesaikan dengan baik. Perubahan yang paling mendasar adalah berubah menjadi guru yang berperan sebagai manajer, yang sebelumnya masih diwarnai sebagai penghukum, teman, pembuat rasa bersalah, ataupun sekedar pengawas saja.

Pengalaman implementasi peran guru sebagai manajer dengan segitiga restitusi

Menemukan bahwa peserta didik yang pernah ditangani dengan segitiga restitusi dan peran guru sebagai manajer mengatakan bahwa dirinya merasa dipedulikan, dihargai, dimotivasi, disadarkan sehingga berupaya untuk memperbaiki diri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun