Bodang ada seseorang paruh baya sebut saja pak Slamet. Beliau adalah seorang petani, ilmu bertani di dapat dari kakeknya dulu yang juga seorang petani, jadi pak Slamet tidak perlu beradaptasi lagi dengan panasnya terik matahari karena sudah terbiasa sejak kecil bersama kakeknya.
Di sebuah desa pedalaman yang sangat jauh dari hiruk pikuk kehidupan, tepatnya di desa Setelah kakeknya meninggal, pak Slamet lebih memilih mengikuti jejak kakeknya yaitu bertani tidak mengikuti ayahnya yaitu peternak. kesibukan sehari-hari beliau pergi keladang bercocok tanam dan merawat tanamannya, seperti biasa tiap pagi sebelum berangkat beliau menyeruput kopi buatan istri tercintanya, tidak lupa pula sebelum berangkat berpamitan.Â
Setelah berpamitan beliau langsung bergegas menaiki motor jadulnya yang tiap hari selalu setia mengantarkannya ke kebun. beliau menanam banyak sekali macam-macam tanaman dan sayuran antara lain ubi, cabe terong pisang.
Diantara semua jenis tanaman tersebut pak Slamet lebih fokus perhatiannya pada tanaman pisang di karenakan pak Slamet menanam banyak jenis pisang, ada pisang raja nangka, pisang tanduk, pisang kepok, pisang mas dan masih banyak lagi jenis pisang yang di tanam pak Slamet.Â
Tentunya pak Slamet bukan tanpa alasan kenapa lebih fokus ke tanaman pisang, menurut pak Slamet pisang merupakan tanaman yang  penghasilannya lumayan banyak, dari hasil jual pisang pak Slamet bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, membiayai sekolah anaknya dan membeli barang kebutuhan lainnya Beliau dan keluarga kecilnya walaupun hidup sangat sederhana mereka hidup ayem tentrem dan jauh dari keramaian, karena kehidupan keluarga ini sangat sederhana maka kebutuhan hidup mereka tercukupi walaupun dari hasil bertani.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H