Jenis dan Sumber
Data yang digunakan dalam praktikum ini adalah data sekunder berupa:
- Jumlah produksi beberapa jenis perikanan di Kecamatan Aluh Aluh dan Kabupaten Banjar tahun 2018-2022.
Metode Analisis
Metode analisis data yang digunakan adalah menggunakan data kuantitatif dengan metode analisis data berupa Location Quetient Analysis (LQ)
LQ = (Ei/Ei') / (Ti/Ti') Dimana:
- Ei: Jumlah produksi komoditas i di wilayah Kecamatan Aluh-Aluh
- Ei': Jumlah produksi komoditas i di wilayah Kabupaten Banjar
- Ti: Total produksi semua komoditas di wilayah Kecamatan Aluh-Aluh
Ti': Total produksi semua komoditas di wilayah Kabupaten
Analisis LQ Sektor Perikanan
Berdasarkan perhitungan LQ untuk sektor Perikanan di Kecamatan Aluh-Aluh dengan Kabupaten Banjar dari tahun 2018- 2022, Â diperoleh hasil
Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai LQ sektor perikanan di Kecamatan Aluh-Aluh selama periode 2018-2022 konsisten berada di bawah 1. Ini mengindikasikan bahwa sektor perikanan di Kecamatan Aluh-Aluh bukan merupakan sektor basis atau unggulan.
Â
Analisis LQ Sektor Perikanan
Hasil analisis jenis perikanan unggulan dan non unggulan pada sektor perikanan, berdasarkan data periode 2018-2022, diperoleh hasil:
Hasil analisis menunjukkan hasil perbandingan pada Kecamatan Aluh-Aluh dengan Kabupaten Banjar bahwa banyaknya ikan tidak unggul dalam periode 2018-2022 pada sektor perikanan, yang berarti sektor perikanan juga bukan merupakan sektor basis atau unggulan di Kecamatan Aluh-Aluh. Dari data yang diperoleh, terlihat bahwa jenis-jenis perikanan yang dianalisis, seperti Nila dan Patin, seringkali tidak memenuhi kriteria sektor basis. Hanya beberapa jenis ikan, seperti Bawal dan Lainnya, yang menunjukkan potensi sebagai sektor basis. Hal ini mengindikasikan perlunya pengembangan dan peningkatan sektor perikanan agar dapat berkontribusi lebih signifikan terhadap perekonomian lokal.
Ketersediaan perairan yang tidak optimal serta kondisi lingkungan yang kurang mendukung dapat mempengaruhi produksi perikanan. Masyarakat lokal mungkin kurang memiliki akses terhadap teknologi modern dan pelatihan yang diperlukan untuk meningkatkan hasil tangkapan. Regulasi yang tidak mendukung atau kurangnya sosialisasi mengenai kebijakan perikanan dapat mempengaruhi pengelolaan sumber daya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI