Pagi hari di kota Banjarmasin terasa begitu menyenangkan, udara segar dari aliran sungai membuat matahari terlihat indah ketika bersinar di atas kota. Itu adalah pagi yang istimewa bagi Jaka, seorang seniman muda yang telah lama mencintai seorang gadis dari jauh.
Gadis itu bernama Siti, dia adalah seorang penari di kelompok tari tradisional yang sangat terkenal di kota Banjarmasin. Jaka telah menontonnya menari selama bertahun-tahun dan telah jatuh cinta padanya sejak pertama kali melihatnya menari di sebuah acara di desa terdekat.
Hari ini, kelompok tari itu akan tampil di sebuah festival seni di tengah kota, dan Jaka berharap bisa melihat Siti menari sekali lagi. Dia memutuskan untuk membuat lukisan Siti selama dia menari, sehingga dia bisa memiliki kenangan indah tentang gadis itu selamanya.
Jaka tiba di lokasi acara tepat waktu dan melihat kelompok tari itu sedang bersiap-siap untuk tampil. Dia mencari Siti di antara penari lainnya, dan akhirnya melihatnya di sisi panggung. Dia terlihat sangat cantik dengan pakaian tradisionalnya dan rambutnya yang panjang terurai di belakang punggungnya.
Tak lama kemudian, musik mulai dimainkan dan kelompok tari itu mulai menari. Siti berada di tengah-tengah, dan gerakan-gerakannya begitu anggun dan indah sehingga Jaka benar-benar terpesona. Dia mulai melukis Siti dengan hatinya, mencoba menangkap setiap gerakan dan ekspresi di wajahnya.
Setelah pertunjukan selesai, Jaka berusaha untuk menemui Siti dan memberikan lukisannya sebagai hadiah. Namun, dia terkejut ketika melihat seorang pria yang tidak dikenal menghampiri Siti dan memberikan buket bunga kepadanya.
Jaka merasa cemburu dan kecewa, tapi dia masih berani menghadapi Siti dan memberikan lukisannya. Siti sangat terkesan dengan lukisan itu dan memeluk Jaka erat-erat. Dia kemudian menjelaskan bahwa pria yang memberikan bunga kepadanya adalah teman lama keluarganya yang datang untuk melihat pertunjukan.
Siti juga mengakui bahwa dia telah mengetahui perasaan Jaka selama ini, tapi dia tidak pernah berani mengatakannya karena dia tidak ingin merusak persahabatan mereka. Namun, setelah melihat lukisan itu, dia tahu bahwa Jaka sangat mencintainya dan dia merasa sama.
Akhirnya, Jaka dan Siti berjalan-jalan bersama di kota Banjarmasin, menikmati udara segar dan keindahan kota. Mereka merasa sangat bahagia bersama, dan mereka tahu bahwa mereka telah menemukan cinta sejati dalam diri masing-masing.
Saat Jaka dan Siti sedang menikmati perjalanan di sepanjang aliran Sungai Barito, tiba-tiba terdengar suara ledakan yang sangat keras. Mereka segera menyadari bahwa itu adalah ledakan dari sebuah kapal yang sedang melintas di sebelah mereka.
Mereka melihat ke arah kapal dan melihat api yang berkobar dan asap yang hitam mengepul keluar. Mereka segera menyadari bahwa kapal itu sedang mengalami kecelakaan dan ada orang-orang yang membutuhkan pertolongan.
Tanpa ragu-ragu, Jaka dan Siti meminta bantuan kepada nelayan yang sedang lewat untuk membantu mereka menyelamatkan orang-orang yang terjebak di dalam kapal. Mereka melompat ke dalam air dan berenang menuju kapal yang terbakar.
Setelah mereka berhasil memasuki kapal yang terbakar itu, mereka langsung melihat banyak orang yang terluka dan terjebak di dalamnya. Mereka bekerja dengan cepat dan gigih, membantu orang-orang keluar dari kapal yang terbakar.
Namun, ketika Jaka sedang membantu seorang anak kecil keluar dari kapal, dia tiba-tiba merasakan sebuah ledakan besar yang membuatnya terpental jauh dan terluka parah. Dia berusaha untuk bangkit dan melihat apa yang terjadi, tapi dia tidak bisa bergerak karena luka-lukanya.
Siti segera menyadari bahwa Jaka sedang terluka dan berusaha membantu, tapi mereka terlambat karena ledakan kedua terjadi dan kapal itu tenggelam di bawah air. Mereka berdua terdampar di tepi sungai, menangis karena kehilangan orang-orang yang mereka coba selamatkan.
Setelah kejadian tragis itu, Siti merawat Jaka dengan penuh kasih sayang. Dia tidak pernah meninggalkannya, bahkan ketika Jaka berada dalam keadaan yang sangat parah. Siti tetap di sisinya hingga Jaka akhirnya meninggal dunia di pelukannya.
Siti merasa sangat sedih dan kehilangan, tapi dia tahu bahwa Jaka telah melakukan hal yang benar dengan berusaha menyelamatkan orang-orang yang terjebak di dalam kapal. Dia akan selalu mengingat Jaka sebagai seorang pahlawan yang berani dan berhati mulia.
Siti tidak bisa menerima kenyataan bahwa Jaka telah pergi. Dia merasa bahwa ada sesuatu yang belum selesai dan ingin mencari tahu siapa pelaku kecelakaan kapal yang menewaskan Jaka.
Siti memutuskan untuk menyelidiki kejadian itu sendiri. Dia mulai mencari tahu dari sumber-sumber yang ada, berbicara dengan para saksi mata dan orang-orang yang selamat dari kecelakaan kapal tersebut. Setelah beberapa minggu melakukan penyelidikan, Siti menemukan petunjuk penting yang membawanya pada pelaku kecelakaan.
Ternyata, kecelakaan itu bukanlah kecelakaan yang disebabkan oleh faktor alamiah atau kesalahan manusia. Ada sebuah kelompok yang melakukan sabotase pada kapal itu dengan maksud jahat. Mereka adalah orang-orang yang ingin menghentikan kapal tersebut membawa barang-barang berharga yang akan dijual ke luar negeri.
Siti merasa marah dan sedih ketika mengetahui kebenaran ini. Dia merasa bahwa Jaka telah menjadi korban dari tindakan jahat dan tak berperikemanusiaan. Dia tidak ingin membiarkan pelaku tetap berkeliaran bebas dan melakukan kejahatan lainnya.
Siti mengumpulkan bukti-bukti yang cukup dan melaporkan pelaku kepolisian setempat. Setelah melalui proses penyelidikan dan pengadilan yang panjang, akhirnya pelaku berhasil ditangkap dan dihukum sesuai dengan perbuatannya.
Meskipun kehilangan Jaka adalah sebuah tragedi yang besar, Siti merasa lega karena keadilan telah terpenuhi. Dia tahu bahwa Jaka pasti akan merasa bangga dengan tindakan yang telah dia lakukan untuk mencari kebenaran dan memastikan bahwa pelaku bertanggung jawab atas perbuatannya. Dia akan selalu mengingat Jaka sebagai seorang pahlawan yang berani dan berhati mulia.
Setelah kejadian itu, Siti merasa bahwa hidupnya telah berubah secara drastis. Dia telah kehilangan orang yang sangat dicintainya dan mengalami banyak kesulitan dan rintangan dalam hidupnya. Namun, dia juga merasa bahwa pengalaman ini telah mengubahnya menjadi seseorang yang lebih kuat dan penuh semangat.
Siti memutuskan untuk membuka bisnis kecil-kecilan di kota Banjarmasin, menjual produk-produk hasil kerajinan tangan dari masyarakat setempat. Dia ingin membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar dan mengenang Jaka dengan cara yang positif.
Bisnisnya berkembang pesat dan Siti menjadi salah satu pengusaha sukses di kota Banjarmasin. Dia juga memulai sebuah yayasan yang berfokus pada pendidikan dan kesejahteraan anak-anak di daerah tersebut. Dia ingin memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk memperoleh pendidikan yang baik dan meraih kesuksesan seperti yang dia alami.
Siti selalu merindukan Jaka, tetapi dia juga merasa bahwa keberadaannya selalu ada di sampingnya. Dia tahu bahwa Jaka akan selalu menjadi sumber inspirasi dan kekuatan bagi dirinya dalam menjalani hidup. Dia akan selalu mengenang Jaka sebagai pahlawan yang berani dan berhati mulia, dan melanjutkan perjuangan hidupnya dengan penuh semangat dan optimisme.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H