Mohon tunggu...
Moh. Samsul Arifin
Moh. Samsul Arifin Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka membaca dan menulis apa saja

Saya suka menulis, dan membaca apa saja

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sulap Deddy Corbuzier Dahulu dan Kini

9 Juli 2021   16:28 Diperbarui: 9 Juli 2021   18:10 2563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi saya, Deddy Corbuzier bukan hanya youtuber sukses dengan jumlah subscriber hampir 14 juta jiwa saja. Pengaruhnya di dunia entertainment Indonesia bahkan global, mengandung pesan yang seharusnya menginspirasi generasi millennial dalam berkarya dan menjadi orang yang lebih berarti.

Perjalanan karier pribadinya dari seorang mentalist magician, presenter, penulis, sutradara, model, bintang iklan, aktor dan praktisi media massa yang sangat terkenal seperti sekarang, menjadi meteri wajib (jika saya boleh sebut demikian) dipelajari oleh anak-anak muda masa kini. Inilah sulap dulu-kini Deddy Corbuzier,  dan harusnya menginspirasi kita (kamu pemuda).

Menikmati apa yang ia suka sampai sukses

Deddy tahu betul caranya menikmati dan menghargai apa yang ia suka, baik itu hobi, minat atau cita-citanya. Deddy muda sama dengan pemuda-pemuda lainnya, di bidang pendidikan, ia juga biasa-biasa saja, bahkan saat SD ia pernah dua kali tidak naik kelas. Ia tertarik pada dunia sulap karena sering nonton sulap di TVRI dan setelah jatuh cinta dengan sulap, ia membeli buku dan belajar sendiri di rumahnya.

Pada usia 18 tahun, ia sudah biasa tampil dari panggung ke panggung nasional. Padahal waktu itu sulap hanyalah tontonan untuk kenikmatan hiburan aja, tapi ia justru berpikir untuk menguasainya. Seperti apa yang ia pernah sampaikan di kompas.com "I believe that kalau gue ngelakuin sesuatu yang memang gue suka, kalau sukses ya memang karena gue suka."

Belajar psikologi dan komunikasi

Kecintaannya pada dunia persulapan tidak pernah ia remehkan, menyadari ia menemukan passion-nya ini, ia belajar lebih serius lagi. Mantan suami Kalina ini memutuskan untuk ke Israel mendalami ilmunya sebagai mentalist (aliran seni sulap yang permainannya dominan menggunakan pikiran). Untuk menjadi mentalist sejati yang perlu ia kuasai adalah psikologi dan komunikasi.

Mempelajari cara berpikir manusia, kebiasaan (budaya) masyarakat dan disempurnakan dengan cara komunikasi yang efektif. Dari ilmu inilah saya rasa kemudian sangat membantu kariernya di dunia entertainment, baik presenter, pemain film dan konten kreator.

Serius dan produktif

Dalam kaidah islam, ada rumus 'man jadda wa jadda' yang berarti 'barang siapa serius ia pasti berhasil,' konsep ini jelas terlihat dari jejak kariernya. Di tiap profesi yang pernah ia geluti, Deddy sangat serius dan produktif, ini dibuktikan dengan deretan penghargaan seperti; pesulap terbaik versi Asosiasi Pesulap Internasional pada 2010, presenter terbaik versi Panasonic Gobel Award 2017, membintangi lima film layar lebar, dua sinetron, enam buku tulisannya, Pemenang The Diamon Creator Award 2020 sebagai Konten Kreator terbaik serta deretan penghargaan lainnya baik nasional dan internasional.

Gak tanggung-tanggung bertanggungjawab 

Kesuksesan Deddy Corbuzier bahkan lebih dari yang kita bayangkan. Selain terkenal sebagai youtuber, ternyata ia pandai mengelola bisnis sebagai penopang ekonominya. Ia pengusaha property, pemilik toko Handphone dan Camera di salah satu mall besar di Jakarta, dan pengelola Gym.

Dari banyak sumber cuan yang dikelolanya, ia dikenal sebagai pembayar pajak yang baik. Seperti yang viral di tahun 2017 silam, dirinya ketahuan membayar pajak pribadi tahunannya yang mencapai lebih dari 2,5 miliar (cermati.com). Deddy pernah dipanggil oleh Dirjen Pajak yang ingin memujinya sebagai seorang individu yang mentaati kebijakan pemerintah dalam membayar pajak sesuai peraturan undang-undang.

Open-minded dan berani

Pria bernama asli Deddy Wahyudi merupakan orang yang sangat open-minded, berpikiran terbuka. (karakteristik yang melibatkan penerimaan terhadap beragam ide, argumen, dan informasi). Bukan hanya di bidang karier, misalnya saat ia melepas profesi yang melambungkan namanya di dunia internasional sebagai mentalist dan memilih banting setir menjadi seorang youtuber meskipun mengandung risiko tinggi kehilangan popularitas dan usaha rebranding yang tentu perlu kerja lebih keras, bahkan untuk urusan keyakinannya pun ia sangat terbuka. Terbukti saat pria dengan ciri khas pakaian hitam ini mendalami islam dan akhirnya memilih untuk menjadi muallaf, adalah bukti bahwa pikirannya selalu terbuka untuk hal baru yang dianggapnya lebih baik dan benar.

Dia bisa ngomongin apapun sama siapapun

Apa sih yang viral dan ngga bisa dijadiin konten oleh sang master ini. Dari isu keagamaan, sosial, politik, ekonomi, olahraga, hiburan bahkan isu-isu 'kacangan' bisa jadi materi debat dari warung-warung kopi sampai istana Negara. Saya rasa, ketenaran pribadi saja tidak cukup untuk membuat konten yang laku di Negara dengan netizen terpedas se-Asia tenggara ini. Tapi kepintaran dan keluasan wawasan Deddy, serta kelihaiannya meracik komunikasi dengan siapapun, membuat kanal youtubenya diminati dan ditunggu-tunggu jutaan warganet Indonesia.

Kesimpulan

Channel youtube Deddy Corbuzier selalu ditunggu-tunggu, juga  menjadi channel yang sangat jarang (saya belum pernah mendengar) ngemis like dan subscribe pada penonton. Dari 800 lebih video yang sudah di-upload melalui kanalnya, viewernya selalu diatas 2-3 jutaan. Meme muncul dimana-mana dan ternding topik pun berubah mengikuti konten Close The Door-nya om Deddy. Menunjukkkan betapa deddy benar-benar memiliki kemampuan 'sulap' dalam membaca pikiran & ekspektasi khalayak dengan sangat baik.

Inilah yang sulap Deddy Corbuzier kini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun