Atau subuh yang melamar pagi
Diacuhkannya tentara embun
deras menyerbu dedahanan suci
Aku tunas semak-semak belukar
Di tubuhku duri-duri tumbuh kekar
...
Meski tak guna menebakÂ
kemana jenazah mentari ditanam
Dan hak manusia,Â
ialah mendapatkan malam yang tenang
Tanpa nyamuk, tanpa dingin dan tanpa perang
...
Di ujung bibir jendela, rumah tua
Cecer di sudutnya, sisa kopi tegukan baru saja
Sepasang mata menunggu untuk dipandang
Dari kejauhan,Â
orang-orang dibuat sibuk dengan cita-cita nya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!