Mohon tunggu...
Moh. Samsul Arifin
Moh. Samsul Arifin Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka membaca dan menulis apa saja

Saya suka menulis, dan membaca apa saja

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Anak Petani Tua Lebih Mencintai Besi Tua di Jakarta

1 Januari 2021   12:28 Diperbarui: 1 Januari 2021   12:33 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: kpssteel

Sungai mengalirkan air yang banyak, sebelum menemukan muara, diserap tanah-tanah tikai, sawah-sawah petani tua yang anak-anaknya lebih mencintai besi tua di Jakarta.

Sungai pecah seribu, jadi irigasi, lewat samping pondok-pondok kecil yang berubah jadi mercusuar penghalau burung-burung di sawah yang padinya kuning. Air ditabung di sumur-sumur, sebelum dibagi-bagi ke tiap dapur.

Ia pada akhirnya sudah menghidupi orang-orang desa, meskipun gabah selalu murah. Tapi kesedihan dan terbelakang sudah jadi budaya.

Engkau adalah cair, dan kata sifat yang lain.

Umpama sungai, air mata yang banyak,

dihisap lengan baju kiri dan kanan tanpa selesai.

Lengan yang kuat dan hati yang lemah.

Lelaki yang seperti manusia.

Engkau telah jadi kata-kata sifat yang mengalahkan indah,

menghampiri sempurna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun