Mohon tunggu...
Muhammad Salim
Muhammad Salim Mohon Tunggu... Freelancer - freelance

saya merupakan pribadi yang suka menelusuri sejarah dan juga ilmu pengetahuan, khususnya tentang pesantren dan peradabannya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan - Modul 2.3: Coaching

28 Oktober 2024   07:30 Diperbarui: 28 Oktober 2024   08:02 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada modul 2.2, saya mempelajari tentang coaching dan bagaimana pendekatan ini dapat diterapkan dalam konteks pendidikan untuk mendukung perkembangan baik bagi guru maupun siswa. Coaching adalah proses yang membantu individu untuk mencapai tujuan mereka dengan cara menggali potensi yang ada dan memberikan dukungan yang diperlukan. Sebagai calon guru penggerak, saya menyadari bahwa coaching tidak hanya bermanfaat bagi siswa, tetapi juga bagi rekan-rekan guru dalam meningkatkan praktik pembelajaran mereka.

Proses coaching terdiri dari tiga tahapan utama: pra observasi, observasi, dan pasca observasi. Masing-masing tahapan ini memiliki peran penting dalam memastikan keberhasilan coaching.

  1. Pra Observasi

Pada tahap pra observasi, saya memulai dengan melakukan diskusi dengan coachee (guru yang akan diajak coaching) untuk memahami tujuan dan harapan mereka. Dalam diskusi ini, saya bertanya tentang area mana yang ingin mereka tingkatkan, serta tantangan yang mereka hadapi dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika coachee ingin meningkatkan keterlibatan siswa dalam kelas, kami akan merumuskan beberapa strategi yang mungkin diterapkan. Saya juga meminta coachee untuk menyiapkan rencana pembelajaran yang akan diamati, sehingga kami memiliki fokus yang jelas selama proses coaching.

  1. Observasi
    Selanjutnya, pada tahap observasi, saya hadir di kelas coachee untuk mengamati proses pembelajaran yang berlangsung. Saya memperhatikan berbagai aspek, seperti interaksi antara guru dan siswa, penggunaan metode pengajaran, dan respons siswa terhadap materi yang diajarkan. Selama observasi, saya mencatat momen-momen kunci yang menunjukkan keberhasilan serta area yang perlu diperbaiki. Saya juga berusaha untuk menjadi observator yang tidak mengganggu, sehingga coachee dapat mengajar dengan cara yang biasa mereka lakukan tanpa tekanan.

3. Pasca Observasi

Setelah observasi, tahap pasca observasi merupakan kesempatan untuk berdiskusi mengenai hasil pengamatan. Dalam diskusi ini, saya memberikan umpan balik kepada coachee berdasarkan catatan yang saya buat selama observasi. Umpan balik ini bersifat konstruktif, di mana saya menyoroti kekuatan yang dimiliki coachee dan memberikan saran untuk perbaikan. Misalnya, jika saya melihat bahwa coachee sudah melakukan interaksi yang baik dengan siswa, saya akan mengapresiasi hal tersebut. Namun, jika terdapat area yang bisa ditingkatkan, seperti penggunaan variasi metode pembelajaran, saya akan mendiskusikannya secara terbuka dan memberikan beberapa rekomendasi untuk diterapkan di kelas.

Refleksi dari proses coaching ini sangat berharga. Setelah sesi coaching, coachee biasanya merasa lebih percaya diri dalam menerapkan saran yang diberikan dan menyadari potensi diri mereka yang mungkin belum tergali. Dalam refleksi saya, saya menyadari bahwa coaching bukan hanya tentang memberikan saran, tetapi juga tentang menciptakan ruang aman bagi coachee untuk belajar dan tumbuh. Proses ini mengajarkan saya pentingnya mendengarkan dan memahami perspektif orang lain.

Melalui modul ini, saya semakin yakin bahwa coaching dapat menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan pengembangan profesional di lingkungan sekolah. Saya berkomitmen untuk menerapkan pendekatan coaching ini tidak hanya untuk mendukung rekan-rekan guru, tetapi juga untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pembelajaran bagi siswa. Dengan pendekatan yang tepat, saya percaya bahwa setiap individu, baik guru maupun siswa, dapat mencapai potensi terbaik mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun