Mohon tunggu...
Muhammad Saiful Ruuhulhaq
Muhammad Saiful Ruuhulhaq Mohon Tunggu... Ilmuwan - Research Assistant - Amcolabora Institute

Research Assistant di Amcolabora the Learning and Research Institute. Penulis memiliki area riset seputar tema kebijakan publik, geografi, sistem informasi geografis, dan penginderaan jauh

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Darurat Sampah Plastik di Lautan Indonesia

30 Desember 2024   06:30 Diperbarui: 30 Desember 2024   00:45 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sampah Plastik di Bibir Pantai yang Dapat Terbawa Arus Laut (Sumber: Freepik)

Sebagai negara kepulauan dengan lebih dari 17.000 pulau, Indonesia memiliki garis pantai yang panjang. Aliran sungai besar yang membawa sampah dari pedalaman memperparah polusi laut, membuat masalah ini semakin sulit diatasi.

Kemitraan Internasional

Masalah sampah plastik di laut adalah krisis global yang melampaui batas-batas negara. Untuk mengatasi masalah ini secara efektif, dibutuhkan kerja sama internasional yang kuat. Melalui perjanjian multilateral, berbagi teknologi, dan program-program kolaboratif, negara-negara dapat bekerja sama untuk mengurangi produksi plastik, meningkatkan daur ulang, dan membersihkan lautan. Kemitraan internasional juga dapat mendorong investasi dalam penelitian dan pengembangan solusi inovatif untuk mengatasi masalah sampah plastik.

Kebijakan Pemerintah yang Tegas

Pemerintah Indonesia telah mengambil beberapa langkah penting, seperti pelarangan kantong plastik sekali pakai di Jakarta pada 2020. National Action Plan bertujuan untuk mengurangi sampah plastik di laut hingga 70% pada 2025 melalui investasi dalam pengelolaan limbah dan regulasi lebih ketat

Peran Swasta dan Teknologi

Perusahaan dan startup dapat memainkan peran besar dalam inovasi daur ulang dan pengurangan plastik. Contohnya, teknologi pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar dapat menjadi solusi untuk mengurangi volume sampah

Edukasi dan Kampanye

Edukasi masyarakat harus ditingkatkan, terutama melalui media sosial dan komunitas lokal. Kampanye seperti gerakan plastic-free dan kegiatan bersih pantai bisa membantu meningkatkan kesadaran.

Kontribusi Individu

Setiap individu juga dapat berkontribusi dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, membawa tas belanja sendiri, dan memilah sampah. Langkah sederhana ini, jika dilakukan secara kolektif, dapat memberikan dampak signifikan.

Krisis sampah plastik di laut Indonesia merupakan tantangan yang membutuhkan solusi dari berbagai pihak. Pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat harus bersatu untuk mengatasi masalah ini. Setiap individu memiliki peran penting dalam menciptakan perubahan. Mulai dari langkah-langkah sederhana seperti mengurangi penggunaan plastik sekali pakai hingga mendukung kebijakan pemerintah yang pro-lingkungan dan dapat berkontribusi dalam menjaga kelestarian laut Indonesia. Mari kita jadikan laut kita warisan yang berharga bagi generasi mendatang. Dengan kerja sama dan semangat gotong royong untuk mewujudkan Indonesia yang lebih bersih dan hijau.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun