Mohon tunggu...
M. Saiful Kalam
M. Saiful Kalam Mohon Tunggu... Penulis - Sarjana Ekonomi

Calon pengamat dan analis handal

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kelemahan Sistem PPDB-UMPT di Indonesia

5 April 2022   16:51 Diperbarui: 5 April 2022   17:35 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ada guyonan jika mahaiswa penerima beasiswa itu hape-nya saja Iphone termahal dan hedonisme. Yang pakai uang sendiri aja hapenya masih Android dan hidup super hemat.

Ini menjadi kacau, sebab mungkin persyaratan beasiswa itu bisa diakali. Entah apanya yang dipalsukan, yang penting si mahasiswa lolos seleksi beasiswa, maka beres.

Perlu diingat, beasiswa itu pada dasarnya ditujukan untuk mahasiswa berprestasi, tetapi tidak mampu. Supaya ia berprestasi lagi di kampusnya, maka dibantulah ia dengan beasiswa.

Tapi pada praktek kenyataan lapangan memang tidaklah mudah dan seperti yang diharapkan diawal. Perlu adanya system seleksi beasiswa yang ketat agar tepat sasaran.

Dan kelemahan keempat, tidak merata perbandingan jumlah siswa (karena tidak ada zonasi). Kalau penulis dulu sempet mengalami perbandingan masuk 1:30 untuk SMA luar kota dan 1:100 untuk PTN luar kota juga. Dan puji syukur masih diberikan kesempatan lolos.

Itu merupakan sebuah kebanggaan pribadi sekaligus fenomena yang miris. Itu artinya, adanya mainset orang tua bahwa tidak semua lembaga pendidikan itu sama bagusnya.

Biasanya, yang bagus itu ada di kota-kota besar. Sehingga, orang tua rela membayar mahal, asal anaknya bisa sekolah dengan fasilitas dan kualitas yang bagus.

Memang itu fakta, jika sekolah di kota-kota kecil itu selain fasilitasnya juga tidak lengkap, gurunya pun kebanyakan tidak berkualitas.

Ya jika membaca novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata, memang ada guru yang berkualitas di sekolah terpencil. Tapi saying, mereka rela dibayar sedikit atau bahkan tidak dibayar dan berkorban lebih untuk siswanya.

Dan perlu diingat, jumlah guru yang bertahan seperti itu sangat sedikit. Yang ada guru itu rata-rata, bekerja dengan sesuai gaji.

Terlebih, sekolah tidak menutup jumlah pendaftaran dan terkesan membiarkan pendaftar itu membludak. Entah karena dana pemasukan PPDB sangat diperlukankah atau gimana, yang jelas itu kurang efektif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun