Mohon tunggu...
M. Saiful Kalam
M. Saiful Kalam Mohon Tunggu... Penulis - Sarjana Ekonomi

Calon pengamat dan analis handal

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Supaya Perayaan Hari Valentine Arah Hubungannya Jelas

14 Februari 2022   20:00 Diperbarui: 14 Februari 2022   20:01 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memang rasa sayang dengan lawan jenis adalah hal yang wajar. Lelaki yang menyukai paras cantik si gadis, dan begitu pula gadis yang menyukai wajah tampan si lelaki. 

Kalau umur masih menginjak umur muda maka, mungkin seringkali dilakukan oleh mereka seperti jalan-jalan ke mall, menonton bioskop, makan berdua, dan sebagainya. 

Dan hubungan seperti itu jika merujuk cerita teman penulis, ada banyak cerita. Ada mulai dari yang pacaran bertahun-tahun lamanya dan sering happy anniversary ke kesekian tahun dengan pacarnya di Valentine.

Tetapi terlepas dari itu semua, ada beberapa hal yang ingin penulis sampaikan jika Anda ingin merayakan Valentine dengan pasangan kalian supaya biar tidak terkesan tanpa tujuan.

Pertama, cukup mengajak diri untuk mengobrol bersama dengan niat mengetahui pribadi karakter pasangan yang dituju.

Jika Anda masih belum menikah dan masih dalam proses pacaran, maka perlu mengenali bagaimana karakter lawan jenis yang dituju. Misal dengan mengajaknya ke tempat makan bersama dan saling berkenalan diri.

Mungkin maksud ini agak ambigu, "loh kenapa harus begitu, kita kan sudah kenal tahunan." Memang betul Anda sudah pacaran bertahun-tahun, tapi coba cek apakah Anda sudah mengenali pasangan Anda dengan baik.

Contoh, Anda tidak tahu siapa keluarga dan saudara yang ada dilingkarannya, tidak tahu visi misi hidupnya, dan tidak tahu apa kelebihan dan kekurangan secara detail tentang pasangannya Anda.

Cobalah sesekali tidak membahas, "sudah makan apa belum? sudah tidur atau belum?". Coba ganti dengan yang sedikit dewasa dan berbobot misal, "kenapa zat dalam wortel itu ada vitamin A-nya ya?" dan sebagainya.

Kedua, kenali jenis hubungan yang selama ini berjalan.

Ini sebenarnya ada kaitannya dengan poin pertama. Coba sesekali tanya pada pasangan Anda, seberapa serius ia menjalani hubungan dengan Anda ini. Apakah hanya sebatasa teman di waktu luang saja atau memiliki niat serius untuk menikah.

Ini perlu diketahui supaya tidak ada yang kecewa (walau tidak mungkin). Sebab, pada dasarnya jika Anda memutuskan untuk pacaran, maka rasa kecewa itu seringkali muncul, entah pada saat ada masalah kecil atau besar.

Jangan-jangan hubungan yang Anda lakukan ternyata toksik. Pasangan Anda ternyata punya lelaki yang jauh lebih mapan, tampan, pintar, dan segala kelebihannya dibanding Anda.

Dan parahnya, Anda masih saja berharap kalau ia serius dengan Anda. Kalau sudah muncul tanda atau gejala selingkuh, penulis pikir bisa diakhiri hubungan toksik tersebut.

Percuma jika Anda teruskan, sebab bakal rasa kecewa yang tiap hari akan Anda hadapi. Dan pasangan Anda mungkin sama sekali tidak merasa bersalah, sebab pikirnya dari awal Anda adalah teman di waktu luang saja.

Ketiga, jika pasangan Anda serius dan orang baik, maka jangan disia-siakan.

Hari Valentine pun berjalan dan Anda sudah mengenali detail tentang keseluruhan hidup pasangan Anda, dan terlebih jika ia dikenal sebagai orang yang baik dan serius, maka jangan disia-siakan. Lanjutkan ke tahap yang lebih matang, yaitu berkenalan dengan orang tuanya.

Biasanya, si lelaki bertamu kepada ayah dan ibunya, kemudian ada peristiwa yang terjadi didalamnya. Jika calon mertua Anda kelihatan welcome, menyambut baik Anda, dan siap mendukung dan percaya bahwa Anda adalah yang terbaik bagi putri mereka, maka menikah bisa dilakukan.

Dan juga sebaliknya, jika si gadis dengan orang tua Anda kelihatan diperlakukan dengan hangat dan ramah, maka ia adalah tanda pasangan yang bakalan setia dengan Anda. 

Memang merayakan rasa cinta tidak melulu saat Valentine. Ini penulis kenapa masuk ke rubrik ini ya supaya sedikit-banyak bisa mengedukasi pembaca, kalau menjalani hubungan itu harus jelas arahnya kemana. 

Seperti berkemudi, akan sangat menjengkelkan kalau Anda berangkat tanpa tujuan. Minusnya yang pertama bensin terbuang percuma, kedua pusing menyetir perjalanan jauh yang percuma, ketiga kalau mogok dan bensin mentok, bakal tidak bisa pulang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun