Mohon tunggu...
M. Saiful Kalam
M. Saiful Kalam Mohon Tunggu... Penulis - Sarjana Ekonomi

Calon pengamat dan analis handal

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Usaha Ternak "Kambing Produktif" di Masa Pandemi, Seberapa Cuankah?

9 Februari 2022   16:12 Diperbarui: 9 Februari 2022   16:36 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau mendengar kata kambing, maka di benak penulis dan yang terbayang adalah sate kambing. Sebab barangkali mungkin masih sebatas itu produk olahan kambing yang penulis ketahui.

Tetapi hal itu berbeda seratus derajat ketika penulis melakukan magang di Dusun Sidomulyo, Malang. Di sana memang sudah banyak petani baik dalam maupun luar Malang yang studi di sana.

Baik, sebelum membahas topik inti, pembahasan kali ini dibuka dengan topik pendukung, yaitu bagaimana mengolah kambing yang semula hanya untuk dijual ketika sudah dewasa, yang sekarang kini menjadi "Kambing Produktif".

Kambing produktif disini diartikan sebagai kegiatan mengolah kambing menjadi lebih bernilai bisnis. Dua hal yang akan dijelaskan, yaitu bagaimana cara mengolah susu kambing menjadi bubuk susu dan cara mengolah kotoran kambing menjadi pupuk secara singkat.

Untuk mengolah susu mudah saja, yaitu cukup memerah susu dengan baik, kemudian dikumpulkan jadi satu di botol yang kemudian ditaruh di freezer, lalu susu tersebut di tuangkan ke wajan yang besar, lalu diaduk sampai mengeras sambal dicampuri gula dan perisa, kemudian dituangkan di blender supaya halus, kemudian disaring lagi memakai saringan, dan terakhir memasukkan dalam kemasan lalu susu bubuk siap dijual. Kalau kata petaninya, sehari kambing betina bisa menghasilkan 10 liter.

Sedangkan untuk mengolah kotoran kambing menjadi pupuk singkat saja, yaitu dengan mengumpul kotoran kambing terlebih dahulu dalam satu sak dan ditunggu beberapa minggu, setelah itu dikasih cairan untuk difermentasi, kemudian didiamkan lagi, kemudian masuk ke dalam mesin penggilingan untuk dihaluskan, dan terakhir dikemas pupuk yang sudah halus dan siap dijual. Kalau kata petaninya, sehari kambing bisa menghasilkan 1 kg.

Yang jadi pertanyaan dan sekaligus ini yang menjadi topik inti, yaitu seberapa besarkan keuntungan yang didapat dari usaha ternak kambing produktif ini?

Sebelumnya, sebab penulis bukan berlatar belakang dari kelompok tani dan informasi yang didapat hanya sebatas pengetahuan, mohon koreksi bila ada salah.

Kalau bubuk susu yang sudah siap jadi, harganya 100 ribu/kg. Kalau pupuk kompos yang sudah halus  dan siap dijual dipasar, harganya 10 ribu/kg.

Kalau mau agak berusaha keras, maka bisa memperluas produktifitas kambing, yaitu dengan menjual  kambing yang usia anak/dewasa. Harga pada umumnya kalau kambing anak usia 3 bulanan berkisar 700 ribu/ekor, kalau kambing dewasa 18-24 tahun berkisar 2,5 juta/ekor.

Lalu berapakah besar modal yang diperlukan untuk memulai usaha ini? Katakanlah kita memiliki 10 kambing (25 juta), kandang besar 2 buah (5 juta), sewa lahan 1 hektar (5 juta), pembelian pakan 1 bulan (10 juta).

Maka jika ditotal keseluruhan adalah sekitar 45 juta. Lalu untung proyeksi keuntungannya sendiri dapat dilihat dengan produktifitas kambing tadi, yaitu dari susu mentah dan kotoran.

Untuk keuntungan dari dari bubuk susu (5 kambing betina) ada 50 kg, yang berarti dapet omset 5 juta/hari. Kalau dari pupuk kompos ada 10 kg, yang berarti dapat cuan 100 ribu/hari.

Jadi omset yang didapatkan dari usaha ternak sapi hanya mengambil dari bubuk susu dan pupuk komposnya saja bisa mencapai 5 juta-an/hari. Kalau omset total sebulan sudah mencapai 150 juta-an.

Itu sudah termasuk sangat menguntungkan, sebab Untung = Omset -- Modal. Maka keuntungan bersihnya atau cuan yang didapat bisa mencapai 100 juta keatas.

Lalu bagaimana kalau kita mau berusaha keras, dengan mengawinkan antara si jantan dengan si betina. Si kambing melahirkan itu tiap 1 semester sekali, katakanlah setahun ada 2 kali punya anak.

Maka dalam setahun total anak kambingnya yaitu 10 anak kambing, berarti dapet cuan omset sekitar 7 juta/tahun.

Kalau mau sedikit bersabar, ya menunggu 2 tahun. Maka keuntungan jika sedikit bersabar yaitu 25 juta/tahun (tentu diterima pada tahun depannya).

Mungkin ada sebagian yang bilang, kalau pandemic itu tidak seperti pada umumnya. Pasti banyak ruginya.

Tetapi pada dasarnya, kalau merujuk pada nasehat Bob Sadino, maka bisnis itu sebenarnya mencari rugi. Jadi kalau awal-awal membuka bisnis pasti ada ruginya, entah sedikit atau banyak.

Meski demikian, yang terpenting adalah konsisten dalam berbisnis dan semangat untuk memperbaiki kesalahan. Memang bisnis kalau pada masa pandemic sangat dirasa sulit bahkan untuk meraih balik modalnya saja. Tetapi, apa salah jika dicoba? Barangkali disitu rezeki luas disediakan untuk kita.

By: M. Saiful Kalam

Source: Pengalaman Kelompok Tani 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun