By: M. Saiful Kalam
Referensi: Pengalaman pribadi
Tahun 2021 akan segera berakhir, tergantikan dengan tahun baru yang lebih memiliki suasana mungkin akan memberikan kejutan yang baru bagi penulis, yaitu tahun 2022.
Terimakasih tahun 2021 telah menemaniku menulis di Kompasiana. Sebenarnya, saya pribadi masih tergolong labil dalam menulis. Kadang kalau rajin, 1 hari bisa dapet 5 tulisan. Kalau malas ya 0.
Saya mengucapkan terimakasih kepada diri saya sendiri yang telah setia menemani dalam perjalanan dan perjuangan hidup ini.
Tentu terimakasih kedua, saya ucapkan kepada voter dan reader kompasiana. Saya masih ingat betul, Mas Irwan Rinaldi Sikumbang yang merupakan voter pertama di artikel saya.
Artikel saat itu merupakan semacam curhat berupa tulisan. Kalau Bahasa kepenulisan, disebut senandika/solilokui. Ya isinya sudut pandang pribadi penulis semata. Judulnya adalah, "Sahabat, Tempat Terbaik Untuk Menangis."
Jika ditanya tentang siapa Irwan Rinaldi Sikumbang, maka penulis tidak mengenalinya secara langsung. Akan tetapi, saat saya mampir dan membaca beberapa tulisan yang ditulis oleh Mas Irwan, saya punya opini kalau ia memiliki focus tulisan di bidang artikel popular.
Saya piker, menulis di kompasiana mungkin tidak akan ada yang memberikan vote, hanya sekadar membacanya. Tetapi, impress saya kepada kompasiana berbeda 360 derajat.
Ternyata, vote dan comment dari kompasianer itu memberikan semacam 'candu' tersendiri dalam menulis. Artinya, dengan bahkan hanya 1 vote saja, rasa semangat saya dalam menulis pun meningkat.
Apalagi pas kemarin artikel saya masuk ke dalam artikel utama. 1 artikel tersebut bagi saya membawa dampak yang sangat mengesankan dan membawa semangat yang jauh lebih banyak.
Yah, walaupun tulisan saya ibaratnya masih belum dikatakan bagus dan sesuai kaidah baku penulis artikel, tetapi saya tetap berusaha menyajikan yang terbaik untuk reader.
Juga terimakasih kepada Bambang Syairudin, Ali Syam Musyari. Mereka berdua ini adalah kompasiner yang sudah mahir dalam bidang berpuisi. Walau tidak kenal secara langsung, namun melihat puisi yang dibuat sudah menunjukkan kualitas top.
Juga mereka berdua sering vote di tulisan saya. Saya ucapkan terimakasih kedua kalinya, sebab saya juga banyak belajar tentang puisi dari tulisan mereka.
Dan ucapan terimakasih juga saya sampaikan kepada semua voter dan reader yang belum saya sebut. Soalnya ada banyak dan saya tidak hafal secara langsung nama lengkap.
Nama yang saya sebutkan diatas merupakan kompasiner yang bermurah hati memberikan vote. Artikel saya kebanyakan ya yang ada vote dari mereka diatas.
Terimakasih juga kepada kompasiana yang telah memberikan ruang kepada saya untuk menulis dengan leluasa dan bebas mengekspresikan kata melalui tulisan ini.
Saya pikir, ada sesuatu hal yang lebih berharga dibandingkan dengan uang. Dan hal yang berharga itu adalah pengalaman menulis yang saya lakukan di Kompasiana.
Saya sering ditanya oleh beberapa teman saya, memangnya menulis di kompasiana itu dibayar. Tentu saya spontan menjawab tidak. Saya bilang kalau mau dibayar ya harus dapet centang biru.
Dan perlu puluhan artikel utama juga ratusan artikel pilihan agar bisa meraih hal tersebut. Saya bertanya-tanya dalam hati, apakah saya mampu melampaui diriku ini yang dulu.
Jika saya mampu meraih hal hebat diatas, maka saya akan sangat kagum dan berbangga hati.
Tahun 2021 ini, saya hanya bisa menulis artikel dengan total perolehan 110 artikel. Untuk tahun kedepan, semoga bisa lebih banyak artikel yang saya tuliskan dan lebih berbobot tentunya.
Motivasi menulis saya bukanlah uang, akan tetapi sebagai berbagi ilmu dan pengalaman kepada teman-teman reader. Ilmu saya memang sedikit, tapi saya berharap yang sedikit itu mampu akan membawa manfaat baik kecil maupun besar kepada yang lain.
Sekali lagi, terimakasih kepada tahun 2021 ini. Saya pribadi masih ingin menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Saya berkata dalam hati, ini masih bukanlah versi terbaik saya. Akan saya kejar hingga menjadi versi terbaik saya.
