Tiap daerah memilki karakteristik yang khas dan berbeda. Akan tetapi, bukan berarti perbedaannya signifikan antara kota A dengan dengan B.Â
Ini hanya mengenali secara sampulnya saja, tetapi tetap menganut bahwa kepribadian orang itu dilihat dari banyak aspek, salah satunya dari aspek daerah.
Pengalaman dari teman penulis yang merekrut beberapa karyawan untuk bekerja di perusahannya, yang membedakan adalah gaya bahasa dan kebiasaan bertemu dengan orang.Â
Maksudnya, semua daerah itu memiliki potensi yang sama. Yang membedakan hanya dua hal tersebut dan itu tidak berefek signifikan pada kinerja pelamar. Bahkan, pelamar dari berbagai daerah itu ternyata sama saja.
Yang penulis maksudkan adalah lebih kepada pendekatan HRD kepada pelamarnya. HRD kalau ingin dapat karyawan yang bekerja maksimal dan sesuai target, maka pendekatannya harus menyesuaikan dengan tipologi daerah.Â
Kasarnya, keberhasilan karyawan Anda bergantung bagaimana cara memberikan arahan padanya.
Kedua, tipologi berdasarkan status pelamar
Status ini bisa diartikan sebagai usia (masih usia remajakah atau sudah berkeluarga) dan dari golongan mana (dari golongan akademisi atau praktisi).Â
Ada kalanya kalau merekrut karyawan yang usiannya masih terbilang muda dibandingkan usia kerja, biasanya motif bekerjanya hanya untuk dapat uang untuk digunakan gaya hidup dan menabung (beberapa).Â
Kebanyakan, pelamar pada usia ini perlu banyak pengarahan dan pengawasan, agar mereka bekerja tidak semena-mena dan focus pada target.
Berbeda lagi dengan orang yang sudah berkeluarga, yang notabene ia akan bekerja maksimal agar beban tanggunan (keluarga) bisa tercukupi. Â