Mohon tunggu...
M. Saiful Kalam
M. Saiful Kalam Mohon Tunggu... Penulis - Sarjana Ekonomi

Calon pengamat dan analis handal

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perlukah Berbasa-basi Saat Berkenalan?

17 November 2021   14:40 Diperbarui: 23 November 2021   11:37 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Referensi: pengalaman pribadi dan artikel terkait

Kalau berkenalan dengan orang baru, maka etika berbicaranya tidak sama dengan orang yang sudah lama kita kenal atau istilah kerennya bestie. 

Kalau dengan bestie, kita maki-maki tidak masalah sebab persepsi teman kita adalah guyonan. Jadi tidak ada istilahnya sakit hati kalai dimaki-maki oleh teman sendiri, karena tujuannya sendiri adalah sekedar perhatian dan guyon. Tidak ada persepsi lain.

Sangat berbeda kalau kita bertemu dengan orang baru. Coba saja kalau kita memaki-maki ke orang yang notabene masih belum akrab dengan kita, tentu mereka akan memiliki persepsi bahwa kita adalah orang yang kurang ajar dan tidak beradab. 

Juga disisi lain, mereka juga kemungkinan besar akan sakit hati dan bisa-bisa kita dijauhin oleh mereka. Ini yang sangat fatal.

Nah, kali ini tidak akan membahas dalam mengenai keduanya, tapi akan dijelaskan bahwa perlukah kita berbasa-basi saat berkenalan? Tapi sebelum beranjak ke pembahasan utama, maka perlu diketahui dahulu basa-basi seperti apa?

Basa-basi sendiri kalau menurut KBBI, diartikan sebagai adat sopan santun. Melihat dari definisi tersebut, maka dapat diartika kalau basa-basi sendiri memiliki sifat utama sopan dan santun. 

Sopan dan santun sendiri itu seperti apa? Kalau belajar sosiologi, maka sopan dan santun tiap daerah itu berbeda, karena sopan dan santun adalah konsekuensi bersama budaya masyarakat yang ada. 

Kalau di Jepang, orang kalau menghabiskan makanan saat bertamu itu dianggap kurang sopan, karena dianggap rakus dan serakah. Sangat berbeda kalau kita di Indonesia, orang kalau makanannya tidak habis saat bertamu, maka dianggap tidak menghargai makanan si tuan rumah.

Nah, sama juga dengan cara bagaimana berbasa basi itu dilakukan. Kalau sudah pada statement ini, maka berbasa-basi sendiri sifatnya perlu. Untuk alasannya, agar kita bisa saling mengenal satu sama lain dengan gaya bicara yang non-formal. 

Non formal sendiri bisa diartikan memakai Bahasa daerah/tidak baku/gaul. Tapi tetap, mengacu pada kaidah utama, yaitu sopan dan santun. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun