Jadi, boleh dikatakan posisi Anda bukan lagi sebagai bawahan perusahaan, akan tetapi teman bagi salah seorang yang ada diperusahaan. Sebenarnya ini sama dengan konsep silaturahmi dan etika bekerja, yaitu mampu memposisikan diri.Â
Kalau Anda seorang karyawan, maka berusahalah untuk bekerja sesuai SOP dan target. Namun, kalau sudah diluar pekerjaan, hubungan Anda bahkan dengan atasan bukan lagi seorang karyawan, melainkan teman.Â
Kalau sudah namanya teman, maka setidaknya kita harus menunjukkan rasa perhatian terhadap teman kita, agar silaturahmi tetap terjalin.
Kedua, keluar meninggalkan jejak deadline kantor. Ini sebenarnya alasan yang agak menjengkelkan bagi sebagian besar HRD. Orang yang masuk ke tipe ini biasanya dikenal sebagai pekerja yang buruk.Â
Bagaimana tidak, ia meninggalkan perusahaan ditengah deadline yang menumpuk, lalu pergi begitu saja. Biasanya, HRD kalau sudah jengkel sekali, maka ia tidak akan memberikan kesempatan lagi dan langsung saja menyuruh untuk keluar.
Kalau Anda mau mengajukan resign, maka alangkah baiknya semua tugas yang ada dikantor harus diselesaikan terlebih dahulu. Ini juga memberikan kesan bahwa Anda itu sangat menghargai perusahaan tempat bekerja Anda.Â
HRD kalau melihat karyawannya yang resign saat sudah menyelesaikan semua tuga kantor, ia akan sangat respect padanya. Ya walaupun pasti Anda harus memberikan alasan yang logis dan kalimat yang benar, Anda pasti akan mendapatkan respect.Â
Bahkan, HRD akan bercerita kepada karyawan yang baik tentang prestasi yang Anda capai tiap bulannya.
Ketiga, keluar dengan alasan yang tidak logis. Kalau Anda mau melamar kerja pasti mengalami tahapan interview dan tahap yang sebagainya, itu tentu tidak lolos 100%.Â
Bahkan ibaratnya Anda itu kalau diterima di sebuah pekerjaan, maka Anda berhasil menyisihkan sekian orang yang memiliki niat yang sama, sayangnya perusahaan tidak menerimanya.Â
Ini berarti, Anda adalah orang terpilih. Sudah waktunya bagi orang yang terpilih untuk memberikan hal yang terbaik juga untuk perusahaan.