Mohon tunggu...
M. Saiful Kalam
M. Saiful Kalam Mohon Tunggu... Penulis - Sarjana Ekonomi

Calon pengamat dan analis handal

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Self Reward Eksrem, Penyebab Finansial Orang Memburuk

6 September 2021   07:10 Diperbarui: 22 November 2021   22:19 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Referensi: pengalaman pribadi dan teman penulis

Pernah gak sih ada yang bilang kalau self reward itu penting. Mereka bilang kalau self reward itu berguna agar kita bisa bekerja lebih semangat lagi. Tapi benarkah ucapan tersebut? 

Ambil contoh begini, seorang teller di bank memiliki gaji 3 jutaan. Karena ia bekerja dengan keras bulan ini, maka ia harus istilahnya balas dendam. Apalagi bulan ini adalah bulan pertamanya ia mendapatkan gaji. 

Apa yang selanjutnya ia lakukan? Ia segera menghubungi temannya satu-persatu dan mengajaknya untuk makan bareng. Mereka semua tentu mau kalau ditraktir makan. Si teller itu pun dipuji sebagai teman yang baik. 

Baru menginjak minggu ketiga, semua uangnya habis. Ia juga tidak memiliki tabungan. Akhirnya, ia pergi berhutang ke temannya dan bisa bulan depan pasti dibayar. 

Bulan kedua pun datang. Ia segera menetapi janjinya dan melunasi hutangnya. Masih di kasus yang sama, minggu ke tiga tiba-tiba uangnya habis begitu saja. 

Habisnya uang tersebut bukan karena traktiran, tapi ia sudah berjanji untuk memberikan dirinya self reward berupa mengajak anak dan istri pergi ke restoran. 

Ya mau tidak mau ia ngutang lagi dan lagi. Begitu seterusnya hingga sampai pada akhirnya, setiap kali ia menerima gaji, setiap kali saat itu juga ia harus melunasi hutangnga. Jadi abis gajian, uang ludes. 

Hidupnya penuh stress dan tidak energik seperti awal-awal dulu. Bagaimana tidak, lha wong yang dipikirkan si teller itu bagaimaan cara melunasi hutangnya bulan ini dan kapan ia bisa menikmati hidup. 

Nah, kembali lagi ke pembahasan awal. Apakah self reward itu berfungsi sebagai penyemangat atau justru sebagai sumber keborosan? Tentu kita sudah tahu jawabannya, yaitu bergantung gaya hidup seseorang. 

Kalau menurut saya pribadi, self reward itu alokasinya tidak lebih dari 5% dari gaji. Kalau lebih ya tidak boleh, karena itu bukan lagi dinamakan self reward, tetapi nafsu belaka. Dan kalau nafsu itu cenderung ke aras boros. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun