Mohon tunggu...
Muhammad Saiful Bahri
Muhammad Saiful Bahri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Sejarah Stadion Utama Gelora Bung Karno, Rancangan di Luar Akal Soekarno

20 April 2022   00:21 Diperbarui: 20 April 2022   00:25 1220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Sejarah

Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) atau yang sering kita kenal dengan sebutan Stadion GBK merupakan salah satu ikonik dari negara Indonesia. Mendengar nama Stadion GBK, hal yang muncul pertama kali pastinya olahraga sepakbola. Karena memang stadion ini merupakan kandang tim Nasional (Timnas) Indonesia saat akan menjalani laga dengan negara-negara dunia.

Stadion ini juga sering digunakan sebagai perhelatan konser musik, ataupun acara politik berskala besar.

8 Febuari 1960 merupakan tahun GBK mulai dibangun. Pada masa pemerintahan Presiden pertama RI, Soekarno. Pembangunan GBK dilakukan karena Indonesia terpilih menjadi tuan rumah Asian Games ke-IV pada tahun 1958, di Tokyo. Asian Games ke-IV pun diadakan pada tanggal 24 Agustus 1962 sampai 4 September 1962. Stadion GBK mulai dibuka untuk umum pada tanggal 21 Juli 1962.

Pembangunan Stadion GBK tidak semudah yang dibayangkan. Memang sebuah kebanggaan karena terpilih menjadi tuan rumah Asian Games ke-IV, tetapi Indonesia banyak mendapatkan kesulitan dalam hal memenuhi fasilitas olahraga yang diperlukan dalam perhelatan Asian Games.

Namun Soekarno tetap percaya diri dan meyakinkan bahwa perhelatan Asian Games ke-IV yang digelar pada tahun 1962 ini menjadi kesempatan untuk Indonesia dalam hal menunjukan betapa hebatnya Indonesia di mata dunia.

Yang dilakukan Soekarno pertama kali yaitu, menerbitkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 113 tahun 1959 pada 11 Mei 1959.

Keppres ini bertujuan untuk membentuk lembaga Dewan Asian Games Indonesia (DAGI) yang bertugas menyiapkan perhelatan Asian Games tahun 1962.

Kemudian, Soekarno memberi mandat kepada Menteri Muda Penerangan, R. Maladi untuk membangun sport venues, perkampungan olahraga, Hotel Indonesia, Jalan baru dari Grogol ke Cawang, siaran televisi, dan sarana prasarana lainnya.

Pada saat yang sama, Uni Soviet yang memiliki hubungan baik dengan Indonesia turut membantu pelaksanaan proyek pembangunan Stadion GBK.

Diperkirakan, Uni Soviet meminjamkan dana sebesar 12,5 juta dolar Amerika dan juga mengirimkan beberapa arsitek serta alat berat untuk membantu terlaksananya proyek tersebut.

Dalam hal rancangan bentuk stadion yang akan dibangun, Soekarno menyarankan kepada arsitek Uni Soviet untuk membuat atap model temu gelang.

Pada saat itu, arsitek Uni Soviet menolak dan mengatakan bahwasannya hal tersebut tidak mungkin dilakukan.

Tetapi Soekarno tetap pada pendiriannya dan atap model temu gelang pun dibuat. Soekarno mengatakan jika model tersebut dapat membuat penonton terhidar dari teriknya matahari dan ia ingin membuat terpukau siapapun yang melihatnya.

Lebih dari 12.000 lebih tenaga kerja membangun SUGBK dari pagi hingga malam.

21 Juli 1962, Stadion dengan kapasitas 77.193 penonton ini selesai dibangun dan diresmikan oleh Soekarno pada pukul 17.00 WIB beserta rombongan menteri dan perwakilan korps diplomatik.

Daftar Pustaka

https://www.idntimes.com/sport/arena/amp/fw-rocket/6-fakta-sejarah-di-balik-berdirinya-stadion-gelora-bung-karno-c1c2 

https://www.kompas.com/properti/read/2021/03/22/210941921/sejarah-stadion-utama-gbk-senayan-pemancangan-tiang-pertama-dihadiri?page=all&jxconn=1*fzkw1k*other_jxampid*STZNVFdfRHAwaGJNOTNqV2xsYjZzaXJWamlyMTR5Z2d4Vmtfa3Flb2FZb01rMi04VXk3cEI3MU9kclhhNVRfYw..#page2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun