Mohon tunggu...
Sahlan News
Sahlan News Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Dharmas Indonesia

Saya adalah seorang pelajar atau mahasiswa di sebuah perguruan tinggi di Sumatera barat di Kabupaten Dharmasraya saya adalah anak kedua dari 3 bersaudara saya anak yang hobi dalam editing, Photographer, model, desain, bernyanyi.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Mahasiswa UMS Redho Tri Agustian Seorang Peneliti tentang Komunitas LGBT Alami Insiden Mengenaskan

6 Juni 2024   20:27 Diperbarui: 6 Juni 2024   21:01 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semarang, 30 Mei 2024 — Dalam sebuah insiden yang mengejutkan dan mengerikan, Redho Tri Agustian, seorang mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), ditemukan dalam kondisi mengenaskan. Redho, yang diketahui sedang melakukan penelitian tentang komunitas LGBT, dilaporkan telah dipotong menjadi 67 bagian tubuh bahkan sampai direbus.

Redho, Seorang Mahasiswa jurusan Hukum, telah dikenal oleh rekan-rekannya sebagai seorang peneliti yang berdedikasi. Dalam beberapa bulan terakhir, ia fokus meneliti tentang kehidupan dan tantangan yang dihadapi oleh komunitas LGBT di Indonesia. Penelitiannya mendapat banyak perhatian, baik dari kalangan akademisi maupun aktivis hak asasi manusia.

Kejadian ini terungkap, Sejak hari Rabu ( 15-5-2024 ) redho yang biasa selalu menelpon orang tuanya di pangkal pinang tidak mendapatkan kabar Redho seharian. Orang tuanya pun sampai nanya ke teman temannya redho, yang ada di yogyakarta, tapi teman temannya gak ada yang tau redho kemana, teman kampusnya juga ngaku hari itu redho gak biasanya gak masuk kampus tanpa kabar, apa lagi pas teman temannya coba cek redho ke kosannya pun kosong, dan disini lah orang tua redho di pangkal pinang mulai kuatir, sampai orang tuanya redho menghubungi dan minta tolong keluarga mereka yang ada di yogja untuk nyari redho, keluarganya pun mendatangi kosannya redho yang ternyata kosanya kosong, redho gak ada disitu, pemilik kosannya mengecek rekaman cctv, kapan redho ini terahir kali keluar dari kosannya dan dengan siapa dia pergi, ternyata keliatan di rekaman cctvnya kalau semalam di tengah malam redho ini keluar sendirian dari kosannya, tetapi gak ada yang tau redho ini pergi kemana dan dengan siapa, karena tidak terekam di cctvnya.

 Di hari rabu sore ( 15-5-2024 ) warga di sungai mulai heboh karena di temukan potongan dua tangan dan kaki yang terbungkus di kantong plastik yang mereka temukan di sungai bedok itu, dan ahirnya temuan itu langsung mereka laporkan kepolisi setelah polisi sampai disana dan langsung ngecek isi kantong plastik hitam itu emang mengagetkan semuanya, ternyata bukan cuman dua tangan dan dua kaki ada beberapa potongan daging lain yang masih dibungkus plastik itu, dimalam itu juga polisi mulai menyisir lokasi itu, setelah semalaman polisi menyisir lokasi itu polisi tidak menemukan lagi selain satu bungkusan plastik tadi.

Soal penemuan ini pun jadi pokus penyelidikan polisi pada saat ini, 

besoknya di hari kamis ( 16-5-2024 ) temuan itupun langsung jadi berita heboh di seluruh jogja saat itu, sedangkan di hari itu juga keluarga dan teman teman redho di (ISBA) mulai nyebarin info tentang hilangnya redho di beberapa media sosial, habis itu mereka di kagetkan dengan berita temuan potongan daging di sugai bedok oleh warga setempat, semua teman teman dan warga redho mulai kuatir tentang temuain itu Jangan jangan ada hubungan dengan hilangnya redho, setelah itu teman teman redho mulai melaporkan ke polisi tentang hilangnya redho ini, untuk memastikan polisi mulai melakukan penyelidikan, Soal hilangnya redho dengan melacak kapan dan di mana hp nya terahir kali aktif, ahirnya polisipun menemukan lokasi tempat hpnya terahir kali aktif, yaitu di kosan yang ada di wilayah sleman, polisi pun langsung mendatangi kosan itu dan ternyata kosannya terkunci dan tidak ada orang, jadi polisi menemui pemilik kosannya menanyakan tentang identitas penghuni kosan itu, dan polisi mulai ngantongin satu nama yaitu ( waliyin ) setelah penyelidikan selesai ternyata nama waliyin memang tersangka atas pembunuhan saudara Redho dari situ polisi memponis hukuman pidana mati terhadap pelaku ( waliyin ). 

Rektor UMS, Prof. Dr. Budi Setiawan, mengungkapkan rasa duka yang mendalam atas kejadian tragis ini. "Kami sangat berduka atas kehilangan seorang mahasiswa yang sangat bersemangat dalam penelitiannya. Kami berharap pihak berwenang dapat segera memberikan hukuman yang sangat berat terhadap pelaku di balik kejahatan ini," ujarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun