Mohon tunggu...
muhammad sadji
muhammad sadji Mohon Tunggu... Lainnya - pensiunan yang selalu ingin aktif berliterasi

menulis untuk tetap mengasah otak

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Dari Pameran Filateli Asia di Jakarta 2024

25 Juli 2024   23:43 Diperbarui: 25 Juli 2024   23:50 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kios Bursa Filateli di Asia International Stamp Exhibition 2024. (Koleksi Pribadi)

Filateli adalah studi atau penelitian mengenai prangko dan sejarah pos, juga menyangkut pada kegiatan koleksi, dan apresiasi pada prangko serta produk filateli lainnya. Filateli sendiri merupakan kegiatan mengumpulkan, merawat, mempelajari, dan mensosialisasikan prangko dan benda pos lainnya yang dapat dilakukan melalui sistem pembinaan yang terencana. 

Juga menyelenggarakan pameran , workshop, lokakarya, penyuluhan dan berbagai lomba filateli di tingkat nasional maupun internasional yang bertujuan untuk memberikan informasi serta edukasi kepada masyarakat, terutama bagi generasi muda suatu bangsa. 

Di Indonesia, dalam rangka mengembangkan dunia filateli telah menetapkan tanggal 29 Maret sebagai Hari Filateli Nasional. Penetapan Hari Filateli Nasional tertsebut berawal dari peristiwa berkumpulnya para kolektor prangko di Batavia (Jakarta) pada tanggal 29 Maret 1922. Mereka mendirikan klub filateli dengan nama "Postzegelverza melaars Club Batavia". 

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia perkumpulan tersebut berubah nama tetapi masih dengan istilah bahasa Belanda menjadi " Algemene Vereeniging voor Philatelisten in Indonesia". 

Pada tahun 1953 berubah nama menjadi Perkumpulan Umum Philateli Indonesia (PUPI), lalu berubah lagi menjadi Perkumpulan Philatelis Indonesia (PPI) pada tahun 1965. Setelah berlakunya ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan, namanya mengalami penyesuaian menjadi Perkumpulan Filatelis Indonesia (PFI) yang berlaku sejak tahun 1985 sampai sekarang. 

Hari Filateli Indonesia 29 Maret ditetapkan pertamakali oleh komunitas penggemar prangko yang tergabung dalam PFI pada  saat FIAPEXCO Meeting di Yogyakarta, yaitu sebuah pertemuan tingkat tinggi dari Federasi Organisasi Filatelis se Asia -- Pasifik. Hari Filateli Indonesia tersebut pertama kali ditetapkan pada tahun 2006 yang ditandai dengan penerbitan prangko seri Hari Filateli.

       Sebagai filatelis (kolektor benda filateli) saya mengamati, bahwa dunia filateli di Indonesia tidak seramai sebelum masa pandemi Covid-19. Adanya larangan berkumpul selama pandemi Covid-19, membuat kegiatan filateli di berbagai tempat di Indonesia mengalami kevakuman. 

Di Pusat Filateli Jakarta misalnya, pegiat filateli sangat jauh berkurang karena banyak yang terserang Covid-19. Apalagi dengan semakin ramai hiruk-pikuk khalayak bermedsos, semakin jarang orang bersurat dengan menggunakan prangko. 

Pusat Filateli di Kantor Pos Pasar Baru yang dulu ramai pegiat filateli, sekarang sudah berubah fungsi menjadi pusat bisnis khususnya kuliner. Tetapi aulanya yang luas bisa untuk tempat pesta dan kegiatan pertemuan.

Contoh Materi Pameran Peserta di Asia InternasionalStamp Exhibition 2024. (Koleksi Pribadi)
Contoh Materi Pameran Peserta di Asia InternasionalStamp Exhibition 2024. (Koleksi Pribadi)

       Di tengah tanda-tanda kelesuan kegiatan perfilatelian di Indonesia, pada tanggal 3 Juli sampai dengan 7 Juli 2024 yang lalu, di Pusat Filateli Jakarta diadakan Pameran Filateli Tingkat Asia. Cukup meriah dikunjungi para peminat filateli dari dalam dan luar negeri karena juga diikuti dengan kegiatan literasi dan bursa buku. 

Dari sebuah pameran filateli, kita dapat melihat kesungguhan, kerajinan, ketelitian dan sejauh mana pengetahuan serta wawasan seorang filatelis. 

Peserta dari New Zealand misalnya, mengetengahkan dunia kepanduan yang lengkap dengan segala pernak-perniknya. Lou Hui Iang Anastasia dari Macau memamerkan koleksi tematik tentang Disneyland. Melalui koleksi Chin Keuny dari Singapura kita bisa tahu Kingfisher di berbagai negara dan berbeda benua. 

Chen Pu dari Tiongkok mengetengahkan sejarah tumbuh, berkembang hingga jatuhnya Kerajaan Romawi yang terekam dalam prangko dari berbagai negara. Kei Kok Ying peserta dari Hong Kong dengan teliti mengoleksi prangko bertema senjata yang dipamerkan secara menarik. Kartu Pos yang digunakan surat menyurat selama Kerajaan Daehan pada tahun 1900 sampai 1905 dipamerkan oleh Lee Dong Sik dari Korea Selatan. 

Sedangkan jenis kertas surat Aerogram dipamerkan oleh Tulsyan Rajvir dari Nepal dan peserta  asal Saudi Arabia oleh Al Harbi Nadir Jiza. Dari Indonesia tampil Aditama Gilang dengan tema beruang dan penebang pohon, dan Adikusuma Teguh Wira yang memamerkan Airmail Republik Indonesia tahun 1950 sampai 1968. 

Tema Big Cats yang menampilkan gambar macan dan singa serta sebangsanya dikirim oleh Nguyen Thi My Kim dari Vietnam.

       Bagi yang haus pengetahuan, melalui pameran filateli, seseorang bisa mendapatkan banyak hal. Karena sesuai persyaratan, narasi  keterangan suatu benda koleksi harus lengkap dan jelas sehingga mudah dibaca dan bisa menambah pengetahuan orang lain. 

Apalagi kalau diusahakan mencetak dalam bentuk buku atau katalog bagi semua peserta pameran untuk diperjual-belikan, karena penting bisa berfungsi sebagai referensi yang sangat berguna. Dan untuk meningkatkan minat menekuni hobi filateli memang harus banyak dan sering diadakan Pameran Filateli disertai lomba menulis surat serta mengarang seperti di masa lalu.

 Maka ada baiknya kita menyimak pidato  Presiden Soekarno pada pameran  prangko Indonesia cetakan Wina di Philadelphia Amerika Serikat pada tahun 1950. Kata Bung Karno :"Selama seabad prangko telah menjalankan tugasnya yang tak ternilai sebagai Duta Besar yang mempererat hubungan persahabatan antara bangsa  di berbagai pelosok dunia, sementara juga meluaskan ilmu pengetahuan. 

Sebagai media untuk mempelajari ilmu bumi, sejarah dan kebudayaan yang mana hanya sedikit media lain yang dapat menandinginya", Betapa pentingnya perhatian Bung Karno terhadap filateli, sehingga majalah terkemuka Newsweek menempatkannya sebagai laporan utama. Cuplikan pidato Presiden Soekarno tersebut tercantum pada brosur pemasaran "Prangko Indonesia Cetakan Wina 1949" yang diterbitkan oleh Elsaqaf International Philatelic Center -- Surabaya.*****Bekasi, Juli 2024.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun