Bung Karno yang dilahirkan pada tanggal 1 Juni 1901 memang bersamaan dengan mulai populernya musik keroncong di bumi Nusantara.
Dalam berbagai literatur, disebut bahwa musik keroncong mulai dikenal masyarakat luas sejak awal abad 20-an.Â
Oleh karena itu para kaum terpelajar pada masa itu lebih mengenal musik keroncong yang cikal bakalnya dibawa oleh bangsa Portugis ketika menjelajah wilayah Nusantara.Â
Pada mulanya sebagai sarana hiburan di kalangan para budak Portugis yang dibawa dari Afrika Utara dan India
Para budak tersebut telah berhasil memadukan peralatan musik mereka dengan sejenis musik tradisional rakyat Portugis yang dikenal sebagai Fado.Â
Di Indonesia, kolaborasi dengan ukulele, dawai, seruling, cello, bass dan biola, jadilah musik keroncong seperti yang kita kenal.
Dinamakan keroncong karena bermula dari hasil kreasi orang-orang Tugu yang telah menciptakan tiga jenis gitar.Â
Yang besar dinamakan jitera, ukuran sedang disebut prunga, sedangkan yang ukuran kecil disebut macina. Karena ketika dimainkan berbunyi krong-krong dan crong-crong, maka disebutlah sebagai musik keroncong.Â
Mulai berkembang pesat sejak akhir abad XIX dan berfungsi dalam membantu menggugah dan menumbuhkan rasa patriotisme di antara para kaum terpelajar melalui lagu nasional, memperdalam cinta tanah air Indonesia dan melestarikan budaya nasional yang kaya dan indah.Â
Oleh karena itu banyak lagu keroncong digubah bertemakan semangat perjuangan kemerdekaan dan semangat cinta tanah air.
Sebagai contoh, lagu "Rayuan Pulau Kelapa" yang dicipta Ismail Marzuki pada tahun 1944.Â