Mohon tunggu...
muhammad sadji
muhammad sadji Mohon Tunggu... Lainnya - pensiunan yang selalu ingin aktif berliterasi

menulis untuk tetap mengasah otak

Selanjutnya

Tutup

Seni Artikel Utama

Lestarikan Musik Keroncong

12 Juli 2024   23:27 Diperbarui: 15 Juli 2024   15:02 561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sundari Sukotjo, Penyanyi Keroncong (Sumber: Okezone)

Dalam suatu acara kuis di sebuah pemancar TV Swasta ada pertanyaan "Apakah jenis musik yang paling disukai para Manula?". Ternyata tidak seorang pun yang menjawab musik keroncong.

Pertanda bahwa musik keroncong sudah dilupakan orang?

Paling tidak, ada dua indikasi yang menegaskan tentang hal tersebut. 

Yang pertama, sudah tidak pernah terdengar lagi lomba nyanyi lagu keroncong yang diselenggarakan oleh RRI/TV RI seperti di masa lalu, terutama pada tahun 60-an. 

Yang kedua, pada dua kali peringatan HUT Kemerdekaan RI tahun 2022 dan 2023 di Istana Merdeka Jakarta, ditampilkan penyanyi solo tetapi membawakan lagu pop. Malah disertai joget para Menteri yang kemudian banyak menuai kecaman.

Padahal lagu keroncong banyak yang bernuansa perjuangan yang dicipta oleh para seniman pejuang kemerdekaan yang gigih dan konsisten.

Sang Proklamator, Presiden pertama Republik Indonesia Soekarno, sangat menggandrungi musik keroncong. 

Dalam buku "Sewindu Dekat Bung Karno" yang ditulis oleh Bambang Widjanarko bekas Ajudan Bung Karno (cetakan pertama Juli 2010) pada halaman 184 -- 185 mengungkap hal tersebut. 

Dalam kesunyian dan ketiadaan kegiatan setelah dilucuti Jenderal Soeharto melalui Supersemar, Presiden Soekarno minta agar diadakan acara Malam Keroncong di Istana Bogor pada malam Minggu, setiap dua minggu sekali.

Para seniman dari Jakarta dan Bogor dikumpulkan untuk menggali lagu-lagu lama keroncong kegemaran Bung Karno.

Baca juga: Prangko

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun