Pada tahun 1957/1958 sampai dengan 1962/1963 saya bersekolah di Sekolah Rakyat (SR) Negeri Benjeng -- Gresik. Di ruang kelas antara lain terdapat gambar kereta api, disamping gambar para Pahlawan Nasional dan peta Indonesia serta dunia.Â
Sambil mengamati gambar kereta api, sering kali semua siswa menyanyikan lagu kereta api disertai berkhayal kapan bisa melihat langsung bahkan naik kereta api.Â
Syair lagu itu sederhana saja :"Naik kereta api...tut...tut...tut, siapa hendak turut. Ke Bandung -- Surabaya, bolehlah naik dengan percuma. Ayo kawanku lekas naik, keretaku tak berhenti lama".
Tanggal 9 Januari 2024 yang lalu, saya bukannya naik kereta api rute Bandung -- Surabaya, melainkan Jakarta -- Bandung. Itupun naik kereta cepat yang memerlukan waktu perjalanan hanya 45 menit. Kalau dengan kereta api biasa, memerlukan waktu sekitar 2 Â jam 19 menit dan tentu saja dengan disertai rasa lelah dan capek.
Ketika kereta cepat itu mulai dibangun, bukan main reaksi beberapa orang yang mencela. Di medsos, banyak yang mengolok-olok bahkan dengan kata-kata yang tidak pantas. Saya sempat membela Pemerintah dengan argumen, bahwa pembangunan dan kemajuan itu perlu diciptakan stimulus untuk merangsang kemajuan di bidang lainnya.Â
Dengan kereta cepat Jakarta--Bandung  maka orang dengan mudah bergerak dan bepergian untuk keperluan apa saja dan kapan saja. Dengan kereta cepat, Pemda Jawa Barat dan khususnya kota Bandung bisa dipacu untuk memajukan obyek pariwisata, kuliner, lembaga  dan fasilitas pendidikan, dan mestinya menciptakan kreativitas di segala bidang.Â
Pembangunannya dari hasil hutang? Ya boleh-boleh saja kalau untuk kebaikan dan kemajuan bersama serta bermanfaat buat rakyat dan tidak dikorupsi.
Konsisten dengan pembelaan itulah maka saya sekeluarga mencoba naik kereta cepat Jakarta -- Bandung. Berangkat jam 07.05 WIB dari Halim dan pulang sore hari pada jam 17.35 WIB dari Bandung. Sangat nyaman dibandingkan dengan kepergian saya yang terakhir pada bulan Agustus 2023 yang lalu dengan Kereta Api Parahiyangan.Â
Sesuai niat semula, bahwa ingin melihat Bandung setelah tersedia fasilitas kereta cepat Jakarta -- Bandung, adakah perubahan yang sebanding dan memadai?Â
Ternyata mengenai kebersihan saja sangat kurang, keadaannya masih seperti pada bulan Agustus 2023. Sampah terserak di mana-mana, seolah tidak ada petugas kebersihan yang memadai baik dari segi jumlah pekerja, peralatan maupun etos kerja yang terbangun.Â