Mohon tunggu...
muhammad sadji
muhammad sadji Mohon Tunggu... Lainnya - pensiunan yang selalu ingin aktif berliterasi

menulis untuk tetap mengasah otak

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Bunga Anggrek dan Singkong Jepang

17 November 2022   23:07 Diperbarui: 17 November 2022   23:18 846
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bunga Anggrek. (Dok. pribadi)

Di pekarangan rumah saya ada dua tanaman yang punya nilai sejarah dan kenangan yang sulit dilupakan, paling tidak buat saya.

Yang pertama, bunga anggrek liar yang tadinya menumpang hidup di pohon trembesi yang lumayan besar, entah sudah berapa tahun umurnya. Mungkin takut roboh, pohon besar di kawasan Kesehatan Pertamina itu ditebang habis. Ketika melihat bunga anggrek ikut roboh dan teronggok begitu saja, lalu saya minta ijin agar sebagian diperbolehkan saya bawa pulang. Sekarang ini, bunga anggrek tersebut sedang muncul kembangnya yang cantik.

Yang kedua, pohon yang dikenal sebagai singkong Jepang yang daunnya sama seperti pohon singkong tetapi warnanya hijau kuning. Semula saya kira tanaman hias biasa yang dibudidayakan di taman Wisma Pertamina (Wiperti). Saya minta cabangnya sebatang kepada Tukang Kebun Wiperti, dipotong lima seukuran menanam singkong dan saya tanam di pekarangan rumah. 

Tetapi karena banyak hama pada daunnya, pohon-pohon itu saya jebol dan kagetnya, umbinya ternyata menyerupai singkong biasa tetapi warnanya agak keputihan. Karena penasaran, lalu istri saya sepakat untuk mencoba merebus. 

Dan ternyata seperti singkong biasa putih bersih dengan rasanya lebih pulen. Jadilah jenis singkong itu resmi saya budidayakan dengan menanamnya di kebun dan dirawat dengan baik. Singkong itu oleh Tukang Kebun yang merawat, dibuktikan sangat cocok untuk dibuat tapai (tape) singkong.

Daun Singkong. (Dok. pribadi)
Daun Singkong. (Dok. pribadi)

Dua jenis tumbuh-tumbuhan kenangan itu saya peroleh sewaktu saya berkantor di Gedung Wiperti. Pada tahun 2006 saya menjalani masa MPP (Masa Persiapan Pensiun) Pertamina. 

Selama satu tahun saya diperbantukan pada Tim Terpadu Pengawasan BBM (Timdu BBM) di bawah Kementerian Koordinator Polhukam. Kantornya bertempat di Gedung Wiperti yang lokasinya tepat berseberangan dengan Stasiun Kereta Api Gambir di Jakarta Pusat. 

Bersebelahan dengan Gedung Wiperti terdapat Rumah Mobil Pemadam Kebakaran Pertamina dan Fasilitas Kesehatan Pertamina yang sempat berfungsi juga sebagai pusat pemeriksaan ksehatan tahunan para pekerja Pertamina. Pada tahun 1981, saya pernah menginap di Wiperti ini selama dua minggu dalam rangka mengikuti kursus Aviation Supervisor Course. Kondisi wisma waktu itu kamarnya masih seperti hotel mewah, begitu juga cara pelayanannya.

Sekarang ini, kalau kita ke Stasiun Gambir, tidak lagi melihat kedua kawasan itu, karena telah dirobohkan dan berubah menjadi kawasan gedung megah "Grha Pertamina". Untung saya bisa menyimpan kenangannya berupa tanaman bunga anggrek dan singkong Jepang. 

Meminjam istilah di lingkungan energi, tanaman itu senantiasa bersifat terbarukan atau renewable, tetapi harus rajin merawat. Inilah salah satu  kegiatan hobi saya sekarang, berkebun di pekarangan rumah sebagai selingan dan hiburan!*****Bekasi, November 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun