Mohon tunggu...
muhammad sadji
muhammad sadji Mohon Tunggu... Lainnya - pensiunan yang selalu ingin aktif berliterasi

menulis untuk tetap mengasah otak

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Jokowi yang Menginspirasi

27 September 2022   19:53 Diperbarui: 27 September 2022   20:08 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku koleksi perpustakaan pribadi.

Presiden Jokowi mendapat mandat rakyat untuk memimpin Indonesia dari tahun 2015 s/d 2019 melalui pemilihan Presiden langsung pada tahun 2014 yang lalu. 

Menyadari bahwa menjadi presiden itu harus bekerja untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemajuan bangsa, dalam waktu yang singkat ini. Ia telah membuktikan karya nyatanya. 

Karena konstitusi memberikan peluang untuk bisa mencalonkan sekali lagi, maka sah saja apabila Jokowi ingin menuntaskan hasil kerjanya selama satu periode lagi  masa jabatan kepresidenan.

Dalam Pilpres 2014, Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla, menghadapi saingannya, Prabowo Subianto yang berpasangan dengan Hatta Radjasa. Dalam Pilpres 2019, Jokowi yang berpasangan dengan KH. Ma'Ruf Amin, berhadapan lagi dengan Prabowo Subianto yang berganti pasangan dengan Sandiaga Salahuddin Uno. 

Tentu saja Prabowo-Sandiaga pada waktu itu berusaha sekuat tenaga untuk berusaha meraih kemenangan. Berbagai jurus dan taktik telah mereka kerahkan bersama Tim Sukses dan partai koalisinya. 

Mereka agaknya senantiasa mengintai dan mencari celah kelemahan dan kekurangan Jokowi untuk dijadikan isu yang pastinya diharapkan bisa untuk menjatuhkan. 

Yang menyakitkan adalah, Pilpres yang seharusnya diisi dengan adu program untuk memajukan bangsa dan negara lima tahun ke depan serta adu pamer rekam jejak apa saja yang pernah terjadi dan yang pernah dilakukan selama berkarir sebagai anak bangsa. 

Sebaliknya, mereka para pendukung Prabowo malahan mengeksploitir masalah keturunan, siapa itu Jokowi. Fachri Hamzah misalnya, dalam suatu acara debat TV pada tahun 2014, pernah membandingkan bahwa Prabowo Subianto itu anak seorang Profesor Doktor, sedangkan Jokowi itu anak siapa. 

Fadli Zon juga pernah menyebut bobot, bibit, bebet untuk memilih pemimpin yang arahnya sudah bisa ditebak, pasti menyepelekan siapa itu Jokowi. Yang lebih sadis lagi, Prof. Dr. Amien Rais, yang menuduh Jokowi itu keturunan tokoh PKI dan oleh karenanya perlu dites DNA untuk memastikan anak siapa Jokowi itu sebenarnya. Perilaku berpolitik semacam itu perlu diungkap kembali dalam rangka merawat ingatan bangsa yang besar ini, agar politik bersih dan jujur menjadi budaya bangsa yang baik.

Ternyata semua teka-teki nyinyir tersebut di atas telah dibahas tuntas oleh dua orang penulis, Wawan Mas'Udi dan Akhmad Ramdhon. Yang pertama adalah seorang dosen di Departemen Politik dan Pemerintahan, FISIPOL UGM dan telah menyelesaikan S3 pada tahun 2017 di Asian Studies, The Universities of Melbourne Australia. Dan yang kedua adalah staf pengajar Sosiologi FISIP Universitas Sebelas Maret Surakarta. Mereka berdua sudah banyak menulis buku sehingga cukup menyakinkan tingkat kepercayaannya apabila dikaitkan dari berbagai aspek kepenulisan.

Buku setebal 140 halaman yang tersusun dalam 6 bab dengan melibatkan wawancara 17 orang sebagai nara sumber primer itu, cukup membukakan mata para pembaca untuk memahami siapa sebenarnya Jokowi.  

Sosok Jokowi, lahir dan tumbuh besar di Solo (Surakarta) yang dihuni tiga kelompok elite yang mendominasi struktur sosial, politik, dan ekonomi. Mereka adalah Kasunanan dan Mangkunegaran (kelas elite politik kerajaan Jawa dan kelas priyayi, kelompok saudagar dan pengrajin batik (elite ekonomi batik), dan pedagang atau pengusaha keturunan Cina (elite ekonomi perdagangan). 

Jokowi tidak berasal atau menjadi bagian dari salah satu kelompok elite tersebut. Ia berasal dari keluarga Jawa biasa yang berada di lapis bawah struktur sosial, ekonomi, dan politik Solo. 

Oleh karena itu, kemunculannya sebagai elite ekonomi lokal dan kesuksesannya dalam meniti karir politik, memunculkan cerita menarik yang merefleksikan etos dan perjuangan keluarga Jawa biasa dalam bertahan hidup dan meraih mobilitas sosial ekonomi vertikal yang mengagumkan banyak orang.  

Buku ini mengupas hal-hal pokok yang berkaitan dengan latar belakang Jokowi, antara lain, narasi keluarga dari garis kedua orang tuanya, situasi per desaan asal usul keduanya. Juga perjuangan kedua orang tuanya untuk bertahan hidup dan mencapai kesuksesan ekonomi, serta lingkungan sekolah dan pertemanan semasa periode tumbuh besar di Solo. 

Buku ini menarik untuk dibaca oleh seluruh rakyat Indonesia, terutama kawan dan lawan politik Jokowi serta generasi muda bangsa Indonesia yang kelak akan mewarisi kepemimpinan negeri ini, karena buku ini menepis berbagai isu-isu miring yang tidak benar mengenai Jokowi.

Cendekiawan muslim Nurcholis Madjid pernah menggagas agar sekali-sekali Presiden Indonesia itu berasal dari keluarga biasa yang diharapkan mampu memahami dan menyerap masalah yang dihadapi oleh rakyat.

Melalui Jokowi, bangsa Indonesia telah mewujudkan gagasan Nurcholis Madjid. Dalam hal ini, Jokowi telah berhasil menginspirasi banyak orang, bahwa keluarga kebanyakan juga boleh bermimpi untuk mencapai jenjang karier yang setinggi-tingginya di republik ini. 

Maka, benarlah kata-kata bijak orang Barat  yang lebih rasional dan demokratis  yang menyatakan: "Jangan ditanyakan siapa Bapaknya, tetapi tanyakan bisa atau telah jadi apa anaknya". Jokowi telah mampu membuktikan dalam waktu yang relatif singkat dengan tahapan yang benar dan meyakinkan serta jauh dari benih-benih KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme).

 Setidaknya, ada dua contoh mutakhir yang bisa dianggap telah meneladani langkah ketekunan Jokowi sebagaimana diberitakan oleh dua media massa ibukota yang terbit pada tanggal 26 Maret 2019 yang lalu. Yang pertama, adalah Syahrul Ramadhan, 19 tahun, siswa SMAN 2 Bangko, Rokan Hilir, Provinsi Riau yang berhasil lulus Seleksi Nasional Masuk Perguruan Negeri (SNMPTN) 2019 dan diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI). 

Ia adalah anak bungsu tiga bersaudara dari pasangan yang berprofesi sebagai tukang las dan penyapu jalan. Prestasi akademik dari rapornya selama bersekolah selalu menjadi juara dengan rata-rata nilai di atas 90. 

Dan yang kedua adalah mengenai keberhasilan Rahmat, pemuda kelahiran Boyolali 24 Juni 1999, yang berhasil meraih predikat lulusan terbaik di Pendidikan Pembentukan Bintara Polri Sekolah Polisi Negara  (SPN) POLDA Metro Jaya 2018-2019. Ia adalah anak pasangan tukang ojek dan pedagang sayur keliling. 

Mereka boleh jadi belum mengetahui secara rinci dan mendalam, siapa itu Jokowi. Dan tentunya banyak sekali contoh keberhasilan dari keluarga orang kebanyakan yang bisa dikemukakan. Yang mutakhir bahkan bisa ditampilkan sosok pelajar kelas 6 dari Banyuwangi-Jawa Timur yang bernama Farel Prayoga. 

Pengamen jalanan yang bersuara emas itu diorbitkan oleh Jokowi di puncak Acara HUT ke-77 Propklamasi Kemerdekaan NKRI di Istana Merdeka dan berhasil mengajak para pejabat tinggi berjoged-ria bersama dalam lagu "Ojo Dibandingke". Kalau saja mereka kemudian membaca buku ini, pasti akan sangat bangga karena adanya kesamaan nasib dalam meraih cita-cita yang luhur. 

Walhasil, karena pemimpin itu harus menjadi teladan dan panutan, maka untuk menambah wawasan, harapan dan pemahaman yang lebih baik mengenai sosok Jokowi, buku ini perlu dibaca oleh seluruh rakyat Indonesia. ***** (Penulis adalah pemerhati masalah sosial, politik dan ekonomi, lulusan S-1 Ekonomi Universitas Indonesia & S-2 FISIPOL Universitas Indonesia)

Judul Buku:

Jokowi dari Bantaran Kalianyar ke Istana

Penulis:

Wawan Mas'udi dan Akhmad Ramdhan

Penerbit:

PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Tahun Terbit:

2018

Jumlah Halaman:

140 Halaman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun