Mohon tunggu...
Muhammad Sabri
Muhammad Sabri Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Menyukai literasi, menulis tentang sosial agama, politik dan pluralisme

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Persepsi Mahasiswa Ilmu Hadis UIN Bukittinggi pada Hari Kemerdekaan Ri

18 Agustus 2022   00:38 Diperbarui: 18 Agustus 2022   00:57 1081
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok Pribadi Muhammad Sabry. Mahasiswa Ilmu Hadis UIN BKT

Pendahuluan

Persepsi merupakan bentuk penerimaan seseorang dalam melihat atau merespon teks, peristiwa, fenomena, sehingga menjadi pemaknaan tersendiri. Pemaknaan seseorang atau kelompok akan di pengaruhi oleh  kecendrungan perspektif masing-masing individu dalam memotret atau memaknai peristiwa bermakna. Dalam hal ini penulis memaparkan argumentasi dan pemahaman mahasiswa Ilmu Hadis UIN Bukittinggi pada hari kemerdekaan Republik Indonesia. 

Mahasiswa Ilmu Hadis tentu melekat dengan perspektif hadis dalam memaknai atau menerima sebuah peristiwa yang fenomenal. Mahasiswa Ilmu Hadis biasa dengan kajian hadis dan selalu bergelut dengan hadis-hadis nabi, pandangan mereka memotret momentum Kemerdekaan Republik Indonesia menarik untuk di paparkan. 

Profil Jurusan Ilmu Hadis

Ilmu Hadis UIN Bukittiggi berdiri pada tahun 2015(dahulunya IAIN Bukittinggi). Ketika itu Mahasiwanya hanya 10 orang yang terdiri dari yaitu, Muhammad Sabry, Elva Yusrini, Elva Yusrina, Oon Candra, Naimah, Nova, Roza Elismayuni, Afriandi Tanjung dan Rosesmi Anisa Fitri.  Adapun Kaprodi yaitu bapak Dr. Nurlizam, Eka Erizal, setelah itu bapak Nofri Andy N sampai saat ini. Seterusnya, Jurusan Ilmu Hadis UIN Bukittinggi merupakan Jurusan Ilmu hadis tertua di pulau Sumatera, sebab belum ada kampus di pulau Sumatera ketika itu berani memisahkan jurusan Ilmu hadis dengan ilmu tafsir al-Qur'an. 

Dok. Pribadi Muhammad Sabry. Mahasiswa Ilmu Hadis 2015.
Dok. Pribadi Muhammad Sabry. Mahasiswa Ilmu Hadis 2015.
Dok. Pribadi Muhammad Sabry Jurusan Ilmu Hadis tahun 2017
Dok. Pribadi Muhammad Sabry Jurusan Ilmu Hadis tahun 2017

Selanjutnya, walaupun jurusan Ilmu Hadis sepi peminat ketika itu. Namun, seiring perkembangan waktu dan hasil sosialisasi para generasi awal dalam mempromosikan jurusan Ilmu Hadis dan di bantu pihak kampus. Alhamdulillah sekarang sudah banyak menghasilkan Alumni dan mahasiswapun menjadi banyak.  Alumni Ilmu hadis saat ini telah berkarir di berbagai bidang instansi yakni, instansi pendidikan, menjadi penulis, guru pesantren, pengusaha, lanjut studi S2 dan lain sebagainya.

Dok. Pribadi Muhammad Sabry. Mahasiwa Ilmu Hadis tahun 2019
Dok. Pribadi Muhammad Sabry. Mahasiwa Ilmu Hadis tahun 2019
Dok. Pribadi Muhammad Sabry. Jurusan Ilmu Hadis UIN BKT tahun 2021
Dok. Pribadi Muhammad Sabry. Jurusan Ilmu Hadis UIN BKT tahun 2021
Dok Pribadi Muhammad Sabry. Jurusan Ilmu Hadis UIN BKT tahun 2018
Dok Pribadi Muhammad Sabry. Jurusan Ilmu Hadis UIN BKT tahun 2018

Pandangan Mahasiswa Hadis Universitas Islam Sjech M.Djamil Djambek Bukittinggi

Perihal HUT RI bagi kaum fundamentalism merupakan hari yang tidak perlu di peringati, karena termasuk perbuatan syirik dan bid'ah. Samuel P. Huntington pernah berargumentasi bahwa, semakin saleh umat Islam dan semakin umat Islam mendalami ajarannya, mereka cenderung radikal dan eksklusif [Subiyono Markus, 420; 2019). Tentu argumentasi yang bangun oleh Barat berimplikasi kepada jurusan Hadis, sebab hadis merupakan ilmu agama Islam yang notabene menghasilkan orang-orang soleh bagi umat Islam.  Pandangan Huntington sangat irasional dan kurang objektif. Akan tetapi pendapat Huntington tidak juga bisa di salahkan karena dia hanya sebatas pengamat dari luaran Islam. 

 Argumentasi pengamat tidak bisa di pegang secara utuh, melainkan hanya sebatas stimulus agar bisa di telusuri kebenarannya. Bahayanya, keterangan Huntington pada Islam berimplikasi tuduhan negatif terhadap lembaga pendidikan agama Islam. Misalnya di Indonesia sekarang sedang marak mengatakan terorisme bersarang di pesantren-pesantren. Narasi ini akan berkembang dan menjadi stigma negatif kepada pesantren-pesantren, sehingga ada sebuah phobia bagi orang tua menyekolahkan anak ke pesantren. Padahal sebagaimana kita ketahui bersama, negara ini berdiri atas perjuangan para Kiai, ulama dan para santri dalam melawan penjajah (Prof. Dr. Sutan Remy Sjahdeini, 11;2021]

Phobia tersebut bisa saja akan tertuju kepada jurusan Ilmu Hadis, sebab Jurusan Ilmu Hadis tidak jauh berbeda dengan pesantren dalam segi materi yaitu, belajar kitab-kitab klasik hadis secara mendalam yang mencakup memahami isi hadis, metodologi memahami hadis, bahasa Arab, fiqh, ilmu Tafsir dan Ilmu agama Islam lainnya[Abdul Majid Khon, vi; 2012). Dengan materi ini pernyataan Samuel Huntington terbantahkan, karena semakin dalam manusia memahami keilmuan hadis atau ilmu agama maka ia akan cenderung inklusif, toleran sebab dalam kajian hadis di ajarkan berfikir komparatif, komprehensif, kritis dan ilmiah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun