Sayangnya tidak sedikit dari kita kalah dengan yang namanya ikonsistensi. Ya, sepertinya inkonsistensi masih menjadi momok dari setiap kita, rapinya resolusi yang disusun hanya akan menjadi longlist dan keniscayaan semata jika inkonsistensi ini tidak segera diatasi. Ikonsistensi adalah bom waktu yang membuat kita memilih, untuk kemudian menyesal atau mengambil hikmah, bersyukur dan bangkit. Pertanyaan optimisnya adalah apakah dari setiap kegagalan resolusi yang kita buat menimbulkan kerugian? Bukankah setiap peristiwa memiliki maknanya sendiri? Bahkan dari hal negatif yang kita lakukan sendiripun, kita terus saja mencari celah berupa makna yang dapat kita jadikan hikmah.
Dari sini saya ingin sedikit menyigi dari sudut pandang kaum seperti saya yang tidak membuat resolusi tertulis. Keyakinan yang dimiliki adalah aku tahu visi-misi hidupku, walaupun ada sedikit ragu. Â Membuat resolusi tertulis bagiku hanya akan membuatku tidak siap akan kejadian yang tak terduga. Darisana akan timbul kecewa apabila rencana tak sesuai realita. Tapi tenang, tak sampai akan berniat untuk bunuh diri juga. Alasaan kuat lainnya adalah aku malas untuk menulis resolusi. Apakah tidak menuliskan resolusi adalah sebuah kesalahan fatal?
Sumber :
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-resolusi/#google_vignette
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/resolusi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H