Mohon tunggu...
Muhammad RudiKurniawan
Muhammad RudiKurniawan Mohon Tunggu... Dosen - Author

Muhammad Rudi Kurniawan, S.Ds, M.Sn is a design expert with over 10 years of experience in the industry. He have worked with national and international clients, including United Nation, and his work has been published and exhibited in Indonesia, Korea, Malaysia, Denmark, Russia, USA, Australia, Austria, United Arab Emirates, Romania, Switzerland, China. He hold a degree in bachelor degree in visual communication design from Institut Teknologi Nasional Bandung and a Master’s degree in Visual Communication Design from Institut Seni Indonesia Padangpanjang.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Usulan Pendekatan Metode Circular Economy untuk Menurunkan Biaya Haji di Indonesia

13 Februari 2023   14:23 Diperbarui: 13 Februari 2023   14:43 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebijakan pemerintah indonesia sering sekali menyengsarakan rakyat. Seperti menaikkan harga bbm, harga minyak goreng, hingga harga naik haji. Sehingga bukan hanya dari mahasiswa, rakyat miskin, hingga ibuk-ibuk melakukan demonstrasi.

Permasalahan yang akan dibahas di dalam artikel ini adalah tentang usulan kenaikan biaya haji bagi WNI pada tahun 2023, dari Rp39,8 juta menjadi Rp69,1 juta. Kenaikan ini sempat menuai kontroversi di publik dan media dikarenakan usulan ini dianggap membebani calon jemaah haji WNI, apalagi muncul kabar bahwasanya pemerintah Arab Saudi justru menurunkan biaya haji sebesar 30% pada tahun ini. Ada ketidakpastian apakah usulan pemerintah Indonesia akan disetujui atau tidak oleh DPR RI. Alasannya karena kenaikan biaya haji warga negara Indonesia adalah karena melemahnya mata uang Indonesia (rupiah) terhadap dolar AS.

Sedangkan, kuota jemaah ibadah haji yang diberikan oleh Kerajaan Arab Saudi kepada Indonesia pada tahun 2022 yaitu 100.051 orang dan Kerajaan Arab Saudi meningkatkan kuota jemaah ibadah haji untuk Indonesia menjadi 221.000 orang jemaah pada tahun 2023.

Pemerintah sudah menggunakan teknologi dan meluncurkan aplikasi ke dalam proses haji untuk mengefisienkan proses dan biaya seperti aplikasi Nusuk untuk umroh tahun 2022 dan aplikasi Pustaka untuk haji di tahun 2022. Namun penggunaan teknologi tersebut tidak berhasil untuk mengatasi masalah kenaikan biaya haji bagi warga negara Indonesia.

Di dalam artikel ini penulis ingin mencoba memberikan solusi dengan mengadopsi model circular economy. Circular economy adalah sistem pengelolaan sumber daya di mana limbah dan polusi diminimalkan dan sumber daya dilestarikan dan diregenerasi. Konsep ini dapat diterapkan untuk mengatasi permasalahan usulan kenaikan biaya haji bagi warga negara Indonesia. Dengan mengadopsi pendekatan circular economy, pemerintah Indonesia dapat menekan biaya ibadah haji.

Salah satu solusinya yaitu dengan mengadopsi model circular economy untuk pengelolaan dana haji. Model ini akan berfokus pada pengurangan limbah dan memaksimalkan penggunaan sumber daya, sehingga mengurangi biaya dan meningkatkan nilai. Misalnya, pemerintah dapat menerapkan model ini untuk mengurangi jumlah limbah makanan yang dihasilkan selama ibadah haji oleh WNI, seperti menggunakan praktik pembuatan kompos dan daur ulang, yang akan menghasilkan penghematan biaya dan pengurangan limbah. Dikarenakan dari 100ribu jemaah haji sebanyak 11.000 ton lebih sampah yang di hasilkan dari sisa konsumsi jamaah haji Indonesia pada tahun 2022. Pemerintah perlu mempertimbangakan solusi ini.

Solusi lainnya yang bisa di adopsi dari model circular economy untuk transportasi jemaah haji WNI. Ini bisa melibatkan penggunaan transportasi yang lebih ramah lingkungan, seperti bus listrik atau kereta api, yang berguna untuk mengurangi emisi dan menghemat energi. Pemerintah juga harus dapat mempertimbangkan untuk berinvestasi dalam pengembangan infrastruktur pengisian listrik di kota-kota keberangkatan jemaah haji, untuk lebih mengurangi dampak transportasi terhadap lingkungan. Hal ini sudah dilakukan oleh Kerajaan Arab Saudi dengan meluncurkan skuter listrik di Masjidil Haram pada tahun 2022. Akan tetapi permasalahan yang ada di Indonesia yaitu kualitas bus yang kurang baik dikarenakan usia bus yang sudah tua hingga tidak adanya anggaran untuk up-grading.

Solusi ketiga adalah mengadopsi model circular economy untuk penyediaan akomodasi selama ibadah haji. Ini bisa melibatkan penggunaan praktik bangunan yang sustanable, seperti menggabungkan atap hijau dengan panel surya, atau menggunakan bahan yang ramah lingkungan, seperti bambu, untuk membangun gedung. Pada tahun 2018 Kemenag alokasikan anggaran sekitar Rp 2,2 triliun. Namun pembangunan tersebut tidak berhasil membuat dana ibadah haji menjadi menurun dan terjangkau.

Dengan mengadopsi pendekatan circular economy, pemerintah Indonesia hendaknya dapat menciptakan solusi yang lebih berkelanjutan dan menghemat biaya. Tidak memberikan usulan yang justru memberatkan kepada rakyat. Dengan mengadopsi pendekatan circular economy Ini akan membantu menghemat sumber daya dan mengurangi limbah, sehingga mengurangi biaya dan memastikan bahwa ibadah haji tetap dapat diakses oleh generasi masa depan warga negara Indonesia.

Referensi:

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun