Mohon tunggu...
Muhammad Roy Asrori
Muhammad Roy Asrori Mohon Tunggu... Ilmuwan - Akademisi

Akademisi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Reduksi Ancaman Limbah Plastik bagi Lingkungan Menjadi Bahan Bakar

30 Desember 2021   22:02 Diperbarui: 30 Desember 2021   22:04 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Dokumentasi riset reaktor pirolisis mini (dokpri)

Plastik secara struktur kimianya merupakan polimer senyawa karbon, dan dewasa ini plastic sudah menjadi kebutuhan pokok. Polimer umumnya digunakan sebagai plastik didapat dari turunan minyak bumi. Berbagai kemasan produk, kantong-kantong belanja hingga perlengkapan rumah tangga, memanfaatkan plastik sebagai bahan baku pembuatannya. 

Tingginya produksi serta penggunaan plastik saat ini menimbulkan masalah tersendiri khususnya bagi lingkungan jika limbah plasik tidak dikelola dengan baik. 

Hal ini dikarenakan, selain keunggulan plastik seperti murah, ringan, dan stabil terhadap pemanasan maupun zat kimia, plastik merupakan materi yang tidak dapat diuraikan oleh alam (non-biodegradable).

Beberapa upaya yang telah dilakukan untuk mengurangi limbah plastik diantaranya, melakukan penimbunan di dalam tanah, pembakaran, pembuangan di lahan terbuka (landfilling), dan metode daur ulang mekanik. 

Menurut beberapa peneliti metode daur ulang mekanik masih kurang efisien karena material hasil daur ulang masih menunjukkan kualitas yang kurang baik serta nilai jual yang rendah. Metode lain seperti pembakaran sampah plastik justru menimbulkan masalah baru bagi lingkungan karena menghasilkan emisi gas buang (CO2, CO, NOx, dan SOx) yang membahayakan kesehatan. 

Metode daur ulang yang dinilai paling efektif saat ini adalah metode daur ulang kimia yang disebut cracking. Mengingat penting mengolah limbah plastic, maka diperlukan peralatan yang sederhana untuk mengolah limbah plastic. 

Salah satu peralatan untuk pirolisis limbah plastic dapat digunakan reactor pirolisis . Reaktor merupapakan tempat pemanasan sampel plastic , tanpa oksigen, sehingga menjadi cair dan menguap. Hasil penguapan limbah plastic dikondensasi sehingga dihasilkan minyak, yang berpotensi sebagai bahan bakar.

Plastik sebagai polimer untuk mendegradasinya dengan cara thermal diperlukan reactor. Pemanasan dalam reactor diperlukan kondisi panas tanpa oksigen. Plastik dapat terdegradasi mulai suhu 150 C sampai 500 C. 

Plastik dipanaskan dalam reactor meleleh dan terjadi penguapan serta pemutusan rantai, uap panas yang terkondensasi dengan condensor akan terbentuk cairan bahan bakar. Proses pirolisis dipengaruhi oleh suhu craking sehingga akan dihasilkan hidrokarbon yang berbeda. 

Proses berlangsung suhu tinggi sehingga reactor untuk efisiensi dan keamanan proses pelindung atau mantle Reaktor  atau  tempat untuk memproses limbah  plastic, akan mempengaruhi minyak  yang  dihasilkan. 

Oleh  karena itu bahan  yang  digunakan  sebaiknya  tidak  bereaksi dengan  plastic yang dipanaskan. Telah  dikembangkan reactor  untuk  mengolah  plastic portable dengan  kapasitas 3-5 kg sekali   proses,  bahannya plat stainlees.  Reaktor  ini  sangat cocok  untuk  praktek di  sekolah, atau lingkungan  dengan  limbah  plastic  yang  tidak  terlalu  banyak

Oleh: Aman Santoso dkk, Peneliti  FMIPA Universitas Negeri Malang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun