Pernahkan kita merasa bahwa hidup ini tak mempunyai nilai apa-apa? Bila ya, boleh jadi kita berada pada situasi dimana kita harus merekonstruksi dan memaknai hidup kita sebagai tujuan yang memberikan manfaat. Â
Salah satu hal yang harus dibangun kembali adalah kepercayaan diri dalam melakukan banyak hal yang lebih bernilai baik bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
Terlalu hebat memang bila kita menjadi hero bagi semuanya, namun akan menjadi realitis apabila kita mulai membangun kebermanfaat hidup dari diri sendiri, diapresiasi oleh diri sendiri dan kemudian dimaknai sebagai sesuatu hal yang berharga.
Menyenangkan semua orang memang tidak mungkin, namun dengan melibatkan diri dalam segala hal yang mungkin terjangkau oleh mentalitas kita merupakan awal yang baik. Â
Bila tersenyum saja menjadi hal yang berat, maka langkah lain yang lebih dari itu sungguh akan menjadikan kita terasa lebih sulit. Maka tersenyumlah!Â
Tersenyum ketika melamunkan hal yang menyenangkan merupakan hal yang wajar, namun bila senyuman menjadi alat sederhana dalam memberikan manfaat bagi orang lain sungguh akan menjadi lompatan yang lebih bernilai.
Senyuman untuk saudara kita, senyuman untuk keluarga kecil kita, senyuman untuk rekan kerja kita dan senyuman untuk orang yang berpapasan dengan kita, misalkan, merupakan contoh nyata dari kebermanfaatan hidup yang lebih bermakna.
Senyuman yang berkolaborasi dengan sapaan hangat akan menjadi "sedekah" yang tak ternilai apabila dilakukan dengan tulus. Maka, jangan malu untuk mendahului tersenyum dan menyapa! Karena, percayalah, hal tersebut mampu memudarkan pikiran yang kusut dan hati yang keras.
Memaknai kebermafaat hidup dengan tersenyum, tak akan sulit dan tak akan membuat mentalitas kita terkuras habis.
Membuang sampah pada tempatnya
Hal lain yang dapat menjadikan hidup kita lebih bermanfaat, misalkan, yaitu dengan peduli dengan sampah yang ada di lingkungan sekitar kita. Kebermanfaatan tersebut akan terasa lebih bermakna bila hal kecil tersebut mampu kita lakukan dengan konsisten.
Ya, membuang sampah sembarangan merupakan "perilaku menyimpang" yang hampir mendarah daging bagi "kita" yang hidup di negeri yang kaya ini.Â
Keluhan banjir, sanitasi buruk, kawasan kumuh dan hal lain dari akibat perilaku tersebut seyogianya menjadi bahan introspeksi diri kita yang kerap kali abai, walaupun hanya sekedar mebuang bungkus permen.
Maka, bagaimanapun cara kita memaknai kebermanfaat hidup, kunci utamanya adalah memulainya dari diri sendiri dengan konsisten, meskipun hanya "sekedar" tersenyum dan membuang sampah pada tempat.
Semoga di akhir tahun 20021 ini kita bisa lebih memaknai hidup dengan merekonstruksi tujuan hidup kita menjadi lebih bermanfaat. (*)
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H