Mohon tunggu...
Muhammad Rofy Nurfadhilah
Muhammad Rofy Nurfadhilah Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Menulis dan membaca merupakan cara yang paling elok dalam membunuh waktu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bagaimana Seharusnya Kita Menyikapi Musibah?

17 Januari 2021   08:26 Diperbarui: 17 Januari 2021   08:37 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Longsor di Cimanggung Kabupaten Sumedang (Foto: kompas.com)

Awal tahun 2021 yang menjadi pembuka bagi momen-momen penting bagi kehidupan manusia, seolah terhadang oleh berbagai musibah yang datang silih berganti. 

Selain Covid-19 yang masih belum berakhir, juga banjir, longsor, kecelakaan pesawat terbang, gempa dan bencana kemanusiaan lainnya masih sangat segar di ingatan kita. Sebagai manusia yang tak bisa menghindar dari semua itu, bagaimana seharusnya kita bersikap atas musibah tersebut?

Bagian dari kehendak Tuhan Yang Mahakuasa

Sikap pertama yang sepatutnya kita renungkan tentunya dengan meyakini bahwa semua musibah yang terjadi merupakan bagian dari campur tangan Tuhan yang kuasa melakukan apapun. 

Terlepas dari ekses perilaku manusia yang sudah berada di luar batas ataupun karena human error, namun kehendak bebas manusia tetap berada dalam kendali Tuhan yang tidak bisa ditolak segala suratannya. Tugas manusia hanyalah mengimaninya, dan selanjutnya mengambil pelajaran dari apa yang disuratkan Tuhan tersebut.

Seperti seorang pelajar yang harus diuji dengan soal-soal ujian untuk memetakan kemampuannya, manusia pun harus diuji atas kesungguhannya dalam mengimani keberadaan Tuhan dan segala konsekuensinya dengan berbagai ujian, salah satunya ujian kesedihan. 

Bersabar dan membantu

Bagi mereka yang bersentuhan langsung dengan musibah tersebut, tidak ada yang lebih patut untuk dilakukan selain bersabar. Sebuah sikap luhur yang sulit, namun sangat mudah jika dimulai dengan sikap penerimaan yang penuh terhadap kelemahan diri di hadapan Tuhan Yang Maha Esa.

Namun, bagi mereka yang tak bersentuhan langsung dengan musibah tersebut, menjadi lebih pro aktif terhadap musibah tersebut adalah yang utama. Bersabar, berdoa dan mengulurkan tangan merupakan tindakan yang sangat mulia bagi kita saat berbagai musibah ini datang menghadang.

Uluran tangan kita bagi mereka yang terkena musibah tak bisa dinilai oleh mata manusia yang selalu haus akan pujian, namun cukuplah Tuhan yang menjadi penilai tunggal. Membantu siapapun dalam bentuk apapun pada saat ini merupakan momen yang tepat dalam mengaktualisasikan diri pada keadaan saat ini.

Mengambil hikmah

Hikmah atau dalam bahasa sederhana dimaknai sebagai pelajaran; nasihat atau sebuah kebijaksanaan yang dihasilkan dari sebuah perenungan yang dalam, merupakan hal yang harus kita kejar selanjutnya di kala ujian berupa musibah ini menghampiri kita sebagai hamba Tuhan.

Nilai-nilai kepongahan yang menggerogoti sisi-sisi baik manusia, harusnya sudah terminimalisir dengan adanya musibah ini. 

Goalnya, dengan menyikapi musibah ini dengan kedalaman hati adalah meningkatnya nilai-nilai kebaikan kita secara vertikal di hadapan Tuhan Yang Maha Esa, dan nilai-nilai kebaikan secara horizontal di samping manusia yang sama-sama mempunyai kekurangan dan kelebihan. 

Semoga Tuhan mengampuni kita semua, menaungi dan melindungi kita dari berbagai musibah. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun