Kesadaran yang penuh terhadap pentingnya kesehatan mental (disamping kesehatan fisik) seyogianya menjadi salah satu prioritas utama dalam hidup kita. Maka, stop mengeluh! Apapun tekanannya mengeluh bukan hal yang tepat untuk merespon segala hal yang memberatkan.
Menahan kata-kata negatif atau kotor agar tidak terlontar dari lisan kita memang butuh perjuangan, namun ketika kita sudah paham dan mulai meningkatkan konsep diri tentang keluhan, maka hal tersebut akan  menjadi tantangan yang mudah untuk dirintangi.
Mengeluhlah dengan tepat
Kalau harus mengeluh maka kita tak perlu mengeluh pada semua orang yang "tak berdosa". Â Apalagi, gara-gara masalah yang diakibatkan oleh kesalahan atau keteledoran diri kita.
Betapa tak tahu malunya kita bila kita terus menggerutu dan mengeluh tentang kehidupan, sementara kita masih menikmati udara gratis yang oleh Tuhan berikan kepada kita secara cuma-cuma.Â
Mengeluh bukan perkara boleh dan tidak boleh, tapi lebih kepada pengendalian diri yang merupakan  tanda kedewasaan seseorang. Jadi, mengeluhlah pada orang atau lembaga atau apapun itu yang merupakan wadah yang tepat untuk mengeluh. Kata-kata yang sopan, baik bahasa lisan maupun tulisan merupakan pilihan teknis yang lebih bijak; dengan tanpa mengkerdilkan siapapun.
Mengeluh di media sosial bukan pilihan yang tepat
Ya, terlebih-lebih mengeluh di media sosial. Banyak contoh nyata yang pada akhirnya seseorang harus berurusan dengan pihak berwajib terkait keluhan yang kurang elegan di media sosial.
Literasi bermedia sosial memang harus dipelajari dan dipahami lebih dalam, agar kita lebih bijak menggunakan media sosial. Sehingga, keluhan yang sejatinya bermakna "menasihati" atau "kritik membangun" tidak menjadi sesuatu yang bernada kejam dan kasar.
Masihkah kita ingin mengeluh? Berhentilah mengeluh, berpikir saja bagaimana mengatasi persoalan secara objektif tanpa harus diperparah dengan banyak mengeluh. Seperti sebuah pepatah, "Sedikit bicara banyak bekerja". So, mulailah dengan membuat persepsi yang baik bagi pikiran kita! (*)