Mohon tunggu...
Muhammad Rofy Nurfadhilah
Muhammad Rofy Nurfadhilah Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Menulis dan membaca merupakan cara yang paling elok dalam membunuh waktu.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jangan Banyak Nyinyir, Jadilah Orangtua Bijak Saat Anak Sekolah Daring!

1 Agustus 2020   10:52 Diperbarui: 1 Agustus 2020   10:51 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Stigma guru makan gaji buta yang dilontarkan sebagian orang tua sungguh menyayat hati kaum guru. Tak ayal, guru yang seyogianya menjadi sahabat sekaligus partner yang baik bagi orang tua dalam mendidik Sang Anak, harus menerima kenyataan tersebut saat melakukan sekolah daring dalam waktu yang belum pasti ini. 

Sudah tak bijakkah orang tua dalam menghadapi situasi ini?

Ya, menjadi orang tua yang cerdas saja tidaklah cukup, namun menjadi orang tua bijak dalam melihat berbagai situasi ketika mengurus dan mendidik putra-putrinya itu menjadi hal yang lebih penting. Sekolah daring bukanlah kehendak guru, namun situasi pandemi lah yang memaksa hal tersebut harus terjadi.

Guru -bukanlah- tidak bekerja, hanya saja bertatap muka langsung yang biasa dilakukan telah tergantikan dengan perangkat jejaring. Bukanlah asal-asalan, namun mereka pun harus merencanakan pembelajaran seperti biasanya; tidak hanya melayani satu atau dua orang siswa saja, namun mereka pun, sama, harus melayani banyak siswa yang menjadi tanggung jawabnya.

Pemahaman-pemahan seperti itulah yang harus menjadi perhatian orang tua. Dan kalaulah ada seseuatu yang kurang berkenan, alangkah baiknya para orang tua berbicara dengan baik; dengan beradab; dengan akhlak yang baik dan etika yang luhur kepada para guru ataupun pihak sekolah.

Kata-kata yang menghinakan; nyinyir atau menyudutkan para guru tak pantas datang dari orang tua yang menyekolahkan anaknya pada sebuah institusi pendidikan. Kebijaksanaan mereka dalam berkata-kata merupakan cerminan dari kekurangpahaman mereka dalam memahami orang lain, terlebih-lebih memahami situasi dan kondisi saat ini.

Menjalin komunikasi dengan baik

Salah satu kunci utamannya adalah keterjalinan komunikasi yang baik antara orang tua dan guru; orang tua dan sekolah; juga anak, orang tua, guru dan sekolah. Sekolah daring menjadi jembatan dan solusi terbaik untuk saat ini, namun akan menjadi momok tersendiri apabila hal tersebut tidak dikemas dengan baik.

Jalinan komunikasi yang diciptakan dengan penuh rasa kekeluargaan, salah satunya, merupakan kunci utama dalam mengurai prasangka buruk orang tua pada pihak guru maupun sekolah.

Stigma-stigma negatif yang dilontarkan orang tua, karena, mungkin saja, tidak terciptanya rasa kekeluargaan yang baik antara sekolah dengan orang tua, atau antara guru dan orang tua.

 Berhentilah nyinyir!

Ya, kebosanan orang tua dalam menemani dan -ikut- membimbing buah hatinya dalam belajar daring di rumah bukanlah alasan yang tepat untuk -kemudian- menjadi benci pada sekolah dan guru.

Berpikir dengan sehat dan merasa dengan jernih dalam menghadapi segala keadaan anak saat belajar di rumah merupakan sebuah keharusan, dan justru itulah karakter-karakter yang akan diserap oleh Sang Anak, nantinya.

Nyinyir; menghinakan; mengkerdilkan atau mengkritik tanpa alasan dan fakta yang jelas yang dilontarkan oleh orang tua kepada sekolah dan -terutama- pada guru harus segera dihentikan. (*) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun