Mohon tunggu...
Muhammad Rofy Nurfadhilah
Muhammad Rofy Nurfadhilah Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Menulis dan membaca merupakan cara yang paling elok dalam membunuh waktu.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Mengawinkan Waktu Luang dengan Menulis, Kenapa Tidak?

19 April 2020   11:31 Diperbarui: 19 April 2020   13:41 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menulis | Photo by Thought Catalog on Unsplash (unsplash.com/@thoughtcatalog)

Ya, menulis bukan hanya milik seorang penulis. Seperti halnya olahraga dan segala hal yang berhubungan dengan gerakan tubuh atau kinestetis, bukan hanya milik olahragawan atau penari saja, misalkan, melainkan milik semua orang; semua orang berhak dan pasti mampu melakukannya.

Menulis adalah bagian kecil dari sekian banyak kegiatan manusia yang dapat dilakukan kapan saja, terlebih dalam kondisi saat ini, yang kebanyakan manusia kini -hampir- memiliki waktu luang saat berada di rumah. 

Menulis dapat dituangkan dalam media apapun; dalam media digital ataupun media 'manual' seperti kertas dan yang lainnya. Tak jarang, penulis terkenal yang bukunya bertengger di jajaran buku terlaris dunia pun memulai menulis dengan coretan kecil pada buku hariannya. 

Namun, bagaimana cara memulainya? Berikut beberapa hal yang -dirasa penting- berkaitan dengan dunia tulis-menulis, sebagai stimulus sederhana bagi seseorang yang ingin terjun ke dalam dunia kepenulisan. 

Jangan dulu terpaku pada teori bahasa, namun tulislah suka-suka!
Seperti karyawan baru yang baru masuk ke dalam sebuah lembaga atau perusahaan yang kemudian langsung dihadapkan pada 'seabreg' peraturan; disamping banyaknya kewajiban yang harus ia jalankan. 

Bagaimanapun hal itu adalah sebuah keniscayaan, tapi tak mungkin karyawan tersebut langsung memiliki kreatifitas ditengah peraturan yang menyekat dirinya tersebut. Ya, begitupun dengan dunia tulis-menulis. 

Teorinya adalah tulislah sesuka hati; suka-suka, apapun yang ada dalam pikiran dan apapun yang terlintas di dalam hati tanpa memperhatikan dulu tanda baca dan 'norma-norma' kepenulisan yang lain. Maka, dengan sendirinya, pemikiran-pemikiran kreatif akan muncul bersamaan dengan kata yang mulai dituliskan.

Atau, bisa memulai dengan menulis ekspresif. Selain berlatih menuangkan gagasan secara spontan dan terbuka, juga -dipercaya- dengan menulis ekspresif ini seseorang dapat dengan mudah melepaskan diri dari stres. 

Seperti yang diungkapkan Ayu Yustitia dalam Pijarpsikologi.org, bahwa menulis ekspresif itu merupakan kegiatan menuliskan semua pemikiran dan perasaan paling mendalam yang muncul setelah mengalami stres. Hal yang membedakan menulis ekspresif dengan tulisan lainnya adalah tidak adanya aturan untuk memperhatikan ejaan, tata bahasa, atau tanda baca. 

Ide untuk menulis ada ribuan, mulailah dari apa yang sedang dirasakan!
Baik, kalau sudah mulai menarikan jari-jemari dalam papan keyboard dan kemudian tersendat dengan ide yang harus dikembangkan, maka tak ada yang lebih mudah selain menulis apa yang sedang dirasakan atau apa yang sedang dipikirkan. 

Bukankah secara spontan, kita suka menulis status di media sosial? Maka tak ada salahnya tulisan yang ingin kita tulis dalam status medsos tersebut kita tuangkan ke arah yang lebih serius.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun