Mohon tunggu...
Muhammad Rofy Nurfadhilah
Muhammad Rofy Nurfadhilah Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Menulis dan membaca merupakan cara yang paling elok dalam membunuh waktu.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Jerat-jerat Kembang Bertuan (1)

7 Maret 2020   19:03 Diperbarui: 11 Maret 2020   14:44 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(https://2.bp.blogspot.com)

"Sedang apa, Mom? Cantik benar hari ini!"

Suara itu, mengagetkan Raina dari diamnya yang penuh arti. Seolah, dia sedang berlayar di lautan yang tenang tiba-tiba ada ombak besar yang meluluh lantakkan perahunya. Ia pun bergegas meracik ulang hati dan pikirannya, agar perahu kembali berlabuh dalam keteduhan dan ketenangan. Dirapikannya kembali balutan hijab yang menghiasi dirinya, walaupun sungguh sudah terlihat rapi nan anggun.

Perlahan ia membalikkan badannya dengan halus, beriringan dengan tiupan angin mesra yang seakan menggandengnya untuk berbalik; menyambut pria tampan yang sudah bediri di hadapannya kini. Rainapun  menyunggingkan senyum terbaiknya.

"Eh, Mas!?" jawabnya lirih. Ada ketenangan dalam sikapnya, namun entah di dalam hatinya? Racikan sikapnya yang sangat sempurna, membuatnya terlihat 'nikmat' di pandangan pria yang sudah lama mencintainya itu. 

Waktuku terombang-ambing saat menemukan dirinya

Entah apa yang membuatku sibuk memikirkannya

Dalam gelap

Dalam terang

Malu atau tak tahu malu, rasanya 

Aku selalu ingin bersua dengan dirinya

Sihir parasnya membuatku harus meminta ampun kepada sang Pencipta

Aku luluh, dan luluh

Dan aku pun terjerat, dan mencintainya dalam ikatan yang suci

 Tulis pria itu, kala itu, kala ia mengikat janji setia dalam balutan pernikahan bersama perempuan yang kini sedang bediri anggun dihadapannya.

Raina, tanpa basa basi lagi, mendekatinya, dan memberikan sedikit pelukan mesra kepada suaminya tersebut. Dalam pelukannya, bibir tipisnya mendekati daun telinganya dan berbisik mesra.

"Aku sedang tidak waras, Tuan... Izinkan Aku mencintaimu tanpa Kau ganggu..."

 

(bersambung)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun