Mohon tunggu...
Muhammad Rizqi Ardhiansyah
Muhammad Rizqi Ardhiansyah Mohon Tunggu... Lainnya - Bachelor of Engineering

mengisi kegabutan dengan menulis artikel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mahasiswa UNTAG Surabaya Ciptakan Alternatif Pupuk dari Limbah Dapur untuk Petani di Mojokerto

8 Juli 2023   17:00 Diperbarui: 8 Juli 2023   17:04 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sampah saat ini menjadi permasalahan yang sering dijumpai di berbagai tempat. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk, produksi sampah juga mengalami peningkatan. Keterbatasan sarana pembuangan sampah dan kurangnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan mengakibatkan masyarakat membuang sampah tidak di tempatnya. Hal ini yang menyebabkan pencemaran lingkungan. 

Pengelolaan sampah yang dapat diolah menjadi produk yang bernilai, antara lain dengan menjadikannya kompos cair atau kering. Kebanyakan masyarakat enggan untuk membuat pupuk kompos sendiri, karena kurangnya pemahaman mengenai proses pembuatannya. Hal inilah yang melatar belakangi Arina Vidia Ayuningtyas, Mahasiswi KKN Reguler 14 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya untuk mengadakan "Pelatihan Pembuatan Pupuk Kompos Cair dan Kompos Kering melaui Pemanfaatan Bahan Organik" kepada masyarakat Desa Segunung. 

dokpri
dokpri

Disamping sebagai sarana kepedulian terhadap lingkungan, kegiatan pelatihan ini juga bertujuan untuk meningkatkan perekonomian warga Desa Segunung, dengan memanfaatkan limbah organik dari hasil sampah organik rumah tangga dan juga pertanian. Bahan -- bahan yang diperlukan dalam pembuatan pupuk adalah sampah dapur atau sampah hasil pertanian yang tidak digunakan seperti gedebog jagung, EM4, Kecap sebagai pengganti tetes tebu. Pupuk organik ini sangat menguntungkan dan ramah lingkungan, umumnya pupuk organik tidak menyebabkan tanah dan tanaman menjadi rusak walaupun digunakan setiap saat. Pupuk cair dan kering ini ramah lingkungan, mudah didapat, dan ramah kantong dibandingkan dengan harga pupuk anorganik yang semakin melangit. 

Dengan adanya kegiatan pelatihan pembuatan pupuk kompos kering dan pupuk kompos cair dari pemanfaatan sampah organik dapat mengubah pandangan masyarakat tentang sampah yang dapat diolah menjadi pupuk yang bermanfaat untuk meningkatkan ekonomi keluarga. Selain itu, kegiatan mahasiswa KKN Reguler 14 dapat bermanfaat bagi masyarakat Desa Segunung, Kecamatan Dlanggu. 

Pada saat kegiatan pelatihan berlangsung warga desa sangat antusias dalam memahami pemanfaatan sampah organik yang dapat dijadikan pupuk kompos karena bahan yang mudah didapat serta tidak mengeluarkan banyak biaya dalam pembuatannya. Dengan mengetahui manfaat kompos diharapkan Petani dan Warga Desa Segunung dapat mengaplikasikan pengetahuan tersebut dan mengurangi pencemaran lingkungan akibat sampah organik serta menambah nilai guna sampah organik tersebut. 

Penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada kampus Universitas 17 Agustus Surabaya, dan dosen pembimbing lapangan Moh. Dey Prayogo, S.I.Kom., M.I.Kom, serta warga Desa Segunung setempat yang telah membantu dalam keberhasilan program pengabdian yang sudah di jalani selama ini.

#KitaUntagSurabaya 

#UntukIndonesia 

#UntagSurabayaKeren 

#EcoCampuss 

#KampusKompeten

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun