Mohon tunggu...
Muhammad Rizky Sudjatmiko
Muhammad Rizky Sudjatmiko Mohon Tunggu... Lainnya - Pribadi

Seorang mahasiswa berusia 20 tahun.

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

AC/DC Kembali Unjuk Gigi Lewat Album Baru Bertajuk "Power Up"

18 November 2020   15:50 Diperbarui: 18 November 2020   15:52 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Grup band rock asal Australia, AC/DC, kembali meramaikan industri musik pada 13 November lalu, melalui album baru mereka 'Power Up'. Album ini merupakan album ke-17 dari AC/DC, setelah terakhir merilis 'Rock or Bust' pada 2014. Berisikan 12 lagu yang semuanya ditulis oleh Angus dan Malcolm Young, album ini secara instan membuat kita bernostalgia melalui alunan gitar khas Angus Young sejak lagu pertama. Lagu-lagu tersebut merupakan lagu yang telah mereka tulis selama karir mereka bersama AC/DC, namun belum pernah dirilis sebelumnya, antara lain 'Shot In The Dark','Realize',dan 'Rejection'. Melansir NME, Angus mengatakan album ini membawa semangat sang kakak (Malcolm), yang telah meninggal setelah perjuangan panjang melawan demensia pada 2017. 

"Kematiannya (Malcolm) merupakan sesuatu yang mengejutkan bagi kami. Namun, aku masih berpikir bahwa dia ada disini ketika aku bermain. Memang terdengar konyol, tetapi aku merasa masih berkomunikasi dengannya ketika aku bermain gitar." Kata angus.

Album ini sekaligus menjadi ajang reuni setelah terakhir kali mereka melakukan tur pada 2016 lalu. Yang mana sayangnya pada waktu itu tidak dapat dihadiri oleh beberapa personil mereka terkait alasan yang berbeda-beda. Malcolm tidak dapat mengikuti rangkaian tur tersebut sebab penyakitnya yang semakin parah. Ia bahkan harus mempelajari ulang beberapa dari lagu-lagunya pada tur sebelumnya, yaitu 'Black Ice' pada 2008-2010.

Sementara Brian Johnson tidak dapat mengikuti keseluruhan rangkaian tur sebab masalah pendengarannya yang semakin parah, dan akhirnya digantikan oleh Axl Rose. Phill Rudd, di sisi lain tidak dapat mengikuti tur tersebut sebab tuduhan atas ancaman pembunuhan dan kepemilikan obat-obatan terlarang.

Kemudian Cliff Williams yang memutuskan untuk pensiun setelah tur tersebut selesai, membuat para fans percaya bahwa AC/DC sudah habis. Hingga akhirnya, muncul berita mengenai album baru yang disambut dengan hangat oleh seluruh penggemar dari seluruh dunia. Yang kemudian disusul dengan beberapa teaser dan video cuplikan mengenai keadaan dibalik layar dalam proses penggarapan album ini yang membuat para fans semakin tidak sabar menunggu kedatangan album baru ini.

Walau baru dirilis beberapa hari lalu, nyatanya album ini telah melalui proses rekaman sejak dua tahun lalu, tepatnya pada bulan Agustus hingga September 2018. Dalam proses penggarapan album ini, AC/DC mengangkat line up klasik mereka sejak 1980, dengan sedikit perubahan pada sektor rythm gitar yang dulunya diisi oleh Malcolm Young, kini digantikan oleh Stevie Young. Sisanya tetap sama, yaitu Brian Johnson pada vokal, Angus Young pada lead gitar, Phil Rudd pada drum, dan Cliff Williams pada bass. Tak hanya itu, Brendan O'Brien, yang menjadi produser mereka sejak album 'Black Ice' (2008), juga turut memproduseri album ini. Meski tak lagi muda, penampilan para personil AC/DC tetap energik seperti yang terlihat pada video klip salah satu lagu mereka, 'Shot In The Dark' yang diunggah pada kanal youtube mereka. 

Dikutip dari NME, Angus mengatakan "Aku beruntung, sebab aku hanya perlu mengenakan setelan sekolah lalu seketika aku akan menjadi sosok itu (sosok yang energik). Aku tidak tahu mengapa, tapi ada sesuatu mengenai hal ini. Seolah-olah ada dua karakter yang berbeda, dimana aku biasanya pendiam, namun ketika mengenakan setelan itu seketika aku tahu bagaimana harus beraksi".

Selain sukses menjadi ajang reuni bagi para personil nya, Angus juga menganggap album ini juga ditujukan sebagai sebuah persembahan bagi Malcolm, sang pendiri sekaligus semangat di balik band tersebut. Ia mengaku berfokus untuk memilih lagu-lagu favorit Malcolm. Menurut Cliff, ini adalah sebuah kesempatan yang tak mungkin dilewatkan hingga akhirnya mampu membuatnya kembali dari pensiun nya setelah sekian lama.

Sementara itu, Brian Johnson menaruh harapan seiring dengan rilisnya album ini. Dikutip dari NME, ia berkata "Daripada menonton orang berjoget di TikTok, aku berharap album ini akan mendorong para anak muda untuk pergi keluar dan membeli gitar, lalu mempelajarinya. Keren banget kalau ada banyak band rock yang berisikan anak-anak muda, menulis lagu mereka sendiri dan berdiri diatas panggung." Ya, semoga saja harapan tersebut dapat terwujud, agar pasar musik dapat kembali berwarna dengan berbagai genre yang ada seperti dulu. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun