Saya, Muhammad Rizky Maulana, dan kedua teman saya yang bernama Indah Intani H. Wabula dan Noor Ihza Urmansyah, kami adalah mahasiswa aktif semester 3 program studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA). Pada artikel ini, saya dan teman-teman saya membagikan cerita mengenai kegiatan program pemberdayaan keluarga dhuafa sebagai tugas akhir mata kuliah Kemuhammadiyahan.
Seperti yang kita tahu bahwa keluarga dhuafa yang terdiri orang-orang yang terlantar, fakir miskin dan anak yatim piatu ini merupakan orang-orang yang memiliki keterbelakangan ekonomi yang dipandang sebelah mata oleh sebagian orang, yang di mana mereka ini berjuang untuk melawan kemiskinan, bahkan untuk makan pun mereka tidak bisa menjamin apakah bisa makan pada hari itu atau tidak.
 Dalam surah Al-Maun Allah menjelaskan bahwa orang-orang yang mendustakan agama adalah mereka yang menghardik anak yaitm, tidak memberi makan orang miskin, dan enggan (tidak mau) memberikan bantuan terhadap orang lain. Maka dari itu, sebagai orang yang telah mengetahui makna dari surat tersebut dan memiliki kesadaran hendaklah kita memberikan makan dan bantuan kepada mereka yang membutuhkan.
Oleh karena itu, saya dan teman-teman memilih keluarga ibu Siti Mursiyah sebagai keluarga dhuafa yang kami bantu, sehingga jadilah artikel ini sebagai bukti bahwa kami sudah menjalankan dan mengerjakan tugas dengan baik.Â
Jadi, pada awalnya kami mencari keluarga dhuafa di sekitaran kampus bersama-sama, kemudian juga mencarinya  di sekitaran rumah masing-masing. Dari kelima keluarga dhuafa yang kami dapat, keluarga Ibu Siti Mursiyah-lah yang terpilih untuk kami bantu. Ibu Siti Mursiyah merupakan seorang kepala keluarga sekaligus ibu rumah tangga bagi keluarganya, dikarenakan suaminya telah wafat pada tahun 2003, dan kini ia harus menanggung bebannya sendirian. Ia memiliki tiga orang anak, satu di antaranya seorang laki-laki dan dua di antaranya perempuan, namun anak bungsunya tidak tinggal bersamanya, melainkan tinggal bersama bibinya. Ibu Siti Mursiyah bekerja sebagai seorang pengumpul barang-barang bekas di daerah Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Dari pekerjaannya tersebut, ia dapat menghasilkan uang sebesar Rp800.000 per bulannya. Mereka tinggal di jalan Jl. Jatayu No.9, RT/RW 09/05, Kby. Lama Utara, Kec. Kby. Lama, Kota Jakarta Selatan, Derah Khusus Ibukota Jakarta 12440 (Lapak Rongsok).
Mereka tinggal bersama dalam sebuah tempat tinggal yang tidak besar dengan luas bangunan 3x3 dan tidur berhimpitan, di mana rumah yang mereka tempati juga merupakan sewaan dari bosnya, dan sebagai gantinya Ia harus menyerahkan barang-barang bekas yang telah dikumpulkan. Bahkan, untuk masak pun mereka manaruh peralatannya di luar, dan kamar mandinya digunakan bersama-sama dengan para tetangganya. Berikut gambar-gambarnya:
Dua anaknya tidur di atas kasur yang tidak begitu besar dan ibu Siti Mursiyah tidur di bawah dengan beralaskan tikar.
Sangat terlihat kumuh dan tidak layak untuk dihuni. Hidup berdesakan dengan para tetangganya. Di depan rumahnya juga banyak sekali barang-barang bekas yang telah dikumpulkan olehnya dan para tetangganya, sehingga hal tersebut menyebabkan bau tidak sedap.
Kamar mandi tersebut digunakan secara bersamaan oleh para tetangganya yang di mana tetangganya sendiri terdiri lebih dari 20 orang.
Setelah berdiskusi selama beberapa minggu dengan teman-teman saya, kami memutuskan untuk memberikan bantuan berupa modal usaha rajutan dan memberikan peralatan solat agar mereka semakin bersemangat dalam beribadah kepada-Nya. Â Setelah memutuskan memberikan bantuan modal usaha tersebut, kami pergi berangkat ke berbagai pasar yang ada di daerah Jakarta untuk membeli barang-barang yang dibutuhkan untuk modal usaha dan beberapa peralatan solat. Berikut videonya:
Sekian, perjalanan saya dan teman-teman saya dalam melakukan pemberdayaan keluarga dhuafa sebagai tugas akhir mata kuliah Kemuhammadiyahan. Semoga dari dibuatnya artikel ini dapat membantu teman-teman untuk lebih sadar dan peduli terhadap lingkungan sekitar yang sekiranya membutuhkan bantuan. Kurang lebihnya mohon maaf, terima kasih atas perhatiannya. Wassalamualaikum wr. wb.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H